Pengukuran Kerusakan Tegakan Tinggal Batasan Tingkat Kerusakan

Berdasarkan data LHC tebang 37 QQ diperoleh jumlah pohon layak tebang sebanyak 1060 pohon, diameter rata-rata 55,93 cm, simpangan baku sebesar 0,57. Besarnya sampling error yang digunakan adalah 10 dan nilai t-student adalah 2, maka didapatkan jumlah pohon yang harus diambil adalah sebanyak 29 pohon. Peletakan pohon contoh dilakukan mengikuti kegiatan penebangan yang berjalan di lapangan. Pohon contoh diambil dari pohon yang ditebang sesuai pola kerja dari penebang pohon.

3.4.3 Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan ITSP

Langkah awal yang dilakukan sebelum inventarisasi tegakan adalah pembuatan plot berbentuk lingkaran. Pohon yang akan ditebang adalah pusat dari plot. Batas-batas setiap plot ditandai dengan menggunakan cat berwarna merah. Setelah plot terbentuk, kemudian dilakukan inventarisasi tegakan pada tingkat tiang dan pohon. Variabel yang diukur adalah diameter, jenis, dan tinggi pohon. Untuk memudahkan pengamatan selanjutnya, plot dibagi kedalam empat kuadran. Setiap pohon yang diinventarisasi dipasang label untuk menghindari pendataan ganda, serta untuk mengurangi resiko terlewatinya pohon yang akan didata. Pembagian kuadran dalam plot disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 Pembagian kuadran pada inventarisasi tegakan sebelum penebangan.

3.4.4 Pengukuran Kerusakan Tegakan Tinggal

Setelah kegiatan penebangan selesai, selanjutnya dilakukan inventarisasi terhadap pohon berdiameter ≥ 10 cm yang rusak akibat kegiatan penebangan. Pengamatan pertama kali dilakukan pada kerusakan yang terjadi akibat penebangan satu pohon pohon pusat, setelah selesai pengamatan pada satu pohon yang ditebang, dilakukan juga pengamatan kerusakan tegakan tinggal pada plot tersebut, jika terdapat kerusakan akibat penebangan pohon yang lain selain III II I IV pohon pusat plot tersebut. Variabel yang diukur antara lain adalah tingkat kerusakan tegakan tinggal dan tipe kerusakan tegakan tinggal.

3.4.5 Batasan Tingkat Kerusakan

Tingkat kerusakan tegakan tinggal berdasarkan jumlah populasi pohon tersebut, dikelompokkan berdasarkan kategori Elias 2008: 1. Tingkat kerusakan ringan, jika nilai K25 2. Tingkat kerusakan sedang, jika nilai K 25-50 3. Tingkat kerusakan berat, jika nilai K50 Tipe-tipe kerusakan pohon yang terjadi dikelompokkan ke dalam: 1. Tipe kerusakan tajuk 2. Tipe kerusakan batang dan kulit 3. Tipe kerusakan banir dan akar 4. Tipe kerusakan batang utama patah 5. Tipe kerusakan pohon roboh Tingkat kerusakan tegakan tinggal berdasarkan besarnya luka yang terjadi pada indivudu pohon dikelompokkan sebagai berikut: 1. Tingkat kerusakan berat a. Patah batang. b. Pecah batang. c. Roboh atau tumbang sudut 45 o dengan permukaan tanah. d. Rusak tajuk, jika 50 rusak tajuk, juga didasarkan atas banyaknya cabang pembentuk tajuk patah. e. Luka batangrusak kulit, jika 12 keliling pohon rusak f. Rusak banirakar, jika 12 banir atau perakaran rusakterpotong 2. Tingkat kerusakan sedang a. Rusak tajuk, jika 30-50 tajuk rusak atau 16 bagian tajuk mengalami kerusakan b. Luka batangrusak kulit, jika 14-12 keliling pohon rusak c. Rusak banirakar, jika 14-12 banirakar rusak atau terpotong d. Condong atau miring, jika pohon miring membentuk sudut 45 o dengan tanah 3. Tingkat kerusakan ringan a. Rusak tajuk, jika 30 tajuk rusak b. Luka batangrusak kulit, jika 14-12 keliling dan panjang luka 1.5 m c. Rusak banirakar 14 banir rusak atau perakaran terpotong.

3.4.6 Pengukuran Panjang Dampak Penebangan Satu Pohon