26 bahwa kadar oksigen berfluktuasi tergantung pada pencampuran, pergerakan massa
air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah yang masuk ke dalam badan perairan. Nilai oksigen terlarut terendah pada minggu ke-lima Lampiran 5. Hal ini
disebabkan suhu relatif lebih tinggi. Menurut Setyobudiandi 2000 in Ippah 2007, bahwa penurunan oksigen terlarut tidak mempunyai pengaruh yang berarti karena
moluska dapat melakukan metabolisme secara anaerob.
Stasiun pengamatan 1
2 3
D O
m gl
1 2
3 4
5 6
7
Gambar 9 . DO rata-rata mgl di perairan Pantai Belembang, Teluk Klabat Secara keseluruhan kadar oksigen terlarut pada semua stasiun pengamatan
memiliki kadar oksigen terlarut yang normal di perairan laut berkisar antara 5,7-8,5 ppm Sutamihardja 1978 in BAPPEDA 2007. Menurut Clark 1974 bahwa kadar
oksigen terlarut optimum bagi moluska bentik adalah 4,1-6,6 mgl, sedangkan kadar optimum yang masih dalam batas toleransi adalah 4 mgl sehingga kadar oksigen
terlarut pada ketiga stasiun masih dapat ditolerir oleh siput gonggong.
4.7. Total Padatan Tersuspensi TSS
Padatan tersuspensi merupakan bahan-bahan tersuspensi dan tidak larut dalam air serta tersaring pada kertas saring Millipore dengan ukuran pori-pori 0,45 µm
APHA 1995. Pengambilan contoh pada pengukuran TSS dilakukan pada saat pengamatan terakhir dan dilakukan satu kali pengamatan. Nilai TSS di perairan
Pantai Belembang, Teluk Klabat di stasiun 1 berkisar antara 9-30 mgl, stasiun 2 memiliki nilai TSS berkisar antara 7-33 mgl, dan stasiun 3 memiliki nilai TSS
berkisar antara 14-16 mgl Gambar 10 dan Lampiran 5.
27
Tepi Tengah
Terluar T
SS m
g l
5 10
15 20
25 30
35 Stasiun 1
Stasiun 2 Stasiun 3
Nilai TSS daerah tepi di setiap stasiun memiliki nilai TSS yang rendah jika
dibandingkan dengan daerah tengah dan daerah terluar yang menuju ke arah laut. Hal ini diduga karena daerah tepi tidak mendapat pengaruh masukan dari daratan
dan tidak adanya pengaruh aktivitas penambangan timah. Sedangkan nilai TSS tertinggi di daerah terluar pada setiap stasiun yang menuju ke arah laut. Peningkatan
TSS di daerah terluar diduga karena mendapat pengaruh dari kegiatan penambangan timah di sebelah barat dari Pantai Belembang yaitu daerah Pantai Semulut, yang
berjarak beberapa kilometer dari Pantai Belembang yang melakukan penambangan dengan menggunakan kapal keruk, kapal hisap, serta dominasi utama kegiatan
penambangan ini dilakukan oleh penambang tradisional. Daerah terluar yang menuju ke arah laut sedikit ditemukannya biota siput
gonggong. Hal ini dikarena nilai TSS yang tinggi akibat pembuangan limbah dari aktivitas penambangan timah tersebut dapat menyebabkan pengadukan substrat dan
sedimentasi, yang dapat menutupi lapisan substrat tempat hidup siput sehingga menghambat laju pertumbuhan dan mengakibatkan kelimpahannya menurun
Hawkes Davies 1979 in Honata 2010. Nilai TSS pada daerah tepi dan tengah di setiap stasiun masih cukup baik dan tergolong rendah untuk kehidupan siput
gonggong seperti yang dijelaskan oleh KEPMEN LH tahun 2004 bahwa konsentrasi TSS untuk biota adalah 20-80 mgl.
Gambar 10. TSS mgl di perairan Pantai Belembang, Teluk Klabat.
Lokasi pengamatan
28
4.8. Kekeruhan