Analisis frekuensi panjang Hubungan panjang bobot

10 solar dari aktivitas penambangan tersebut, dapat menyebabkan peningkatan kadar Pb di lingkungan perairan Bangun 2005. Logam berat timbal dapat mempengaruhi biota akuatik yaitu; mengganggu organ seperti insang dalam proses respirasi dan ginjal dalam proses osmoregulasi, kemudian akan mempengaruhi keseimbangan energi, sehingga mempengaruhi mortalitas, pertumbuhan, reproduksi, serta berbagai aktivitas biota Lloyd 1992 in Amien 2007. Kriteria baku mutu air laut untuk biota laut dalam kandungan logam Timbal Pb menurut KEPMEN LH tahun 2004 adalah 0,008 ppm.

2.4. Struktur Populasi

2.4.1. Analisis frekuensi panjang

Analisis frekuensi panjang digunakan untuk menentukan kelompok ukuran ikan yang didasarkan kepada anggapan bahwa frekuensi panjang individu dalam suatu spesies dengan kelompok umur yang sama akan bervariasi mengikuti sebaran normal Effendie 1997. Panjang ikan dapat ditentukan dengan mudah dan cepat di lapang, karena panjang ikan dari umur yang sama cenderung membentuk suatu distribusi normal sehingga umur bisa ditentukan dari distribusi frekuensi panjang melalui analisis kelompok umur. Kelompok umur bisa diketahui dengan menggelompokkan ikan dalam kelas- kelas panjang dan menggunakan modus panjang kelas tersebut untuk mewakili panjang kelompok umur. Komposisi umur yang diketahui melalui analisis data frekuensi panjang kemudian digunakan untuk menentukan parameter pertumbuhan dengan metode-metode estimasi yang sesuai Sparre Venema 1999.

2.4.2. Hubungan panjang bobot

Analisis hubungan panjang bobot bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan dengan menggunakan parameter panjang dan bobot. Bobot dapat dianggap sebagai salah satu fungsi dari panjang. Nilai yang didapat dari perhitungan panjang bobot ini adalah untuk menduga bobot dari panjangnya atau sebaliknya. Selain itu juga dapat diketahui pola pertumbuhan, kemontokan, dan pengaruh perubahan lingkungan terhadap pertumbuhan ikan Effendie 1997. Panjang ikan sering lebih mudah didapatkan dibandingkan dengan umur atau bobotnya. Menurut Effendie 1997 menyatakan bahwa jika panjang dan bobot 11 diplotkan dalam suatu gambar maka akan didapatkan persamaan W = aL b , dimana W adalah bobot, L adalah panjang, a dan b adalah suatu konstanta. Hasil analisis hubungan panjang bobot akan menghasilkan suatu nilai konstanta b yaitu harga pangkat yang menunjukkan pola pertumbuhan ikan. Hubungan ini juga memungkinkan untuk membandingkan individu dalam satu populasi maupun antar populasi Lagler et al. 1977. Nilai b sama dengan 3 menggambarkan pola pertumbuhan isometrik yaitu pertambahan panjangnya seimbang dengan pertambahan bobot Ricker 1975. Nilai b tidak sama dengan 3 menggambarkan pola pertumbuhan allometrik, yaitu pertambahan panjang tidak seimbang dengan pertambahan bobot. Nilai b kurang dari 3 menunjukkan keadaan ikan yang kurus, dimana pertambahan panjang lebih cepat dibandingkan pertambahan bobotnya. Nilai b lebih dari 3 menunjukkan pertambahan bobot lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan panjangnya Effendie 1997. 2.4.3.Nisbah kelamin Nisbah kelamin merupakan perbandingan jumlah ikan jantan dengan betina dalam suatu populasi. Nisbah 1:1 yaitu 50 jantan dan 50 betina merupakan suatu kondisi yang ideal. Namun pada kenyataannya kondisi ideal tersebut sering menyimpang yang disebabkan oleh faktor tingkah laku ikan itu sendiri, perbedaan laju mortalitas, dan pertumbuhannya. Perbandingan kelamin dapat berubah menjelang dan selama pemijahan Nikolsky 1963. Kelamin jantan siput gonggong memiliki tonjolan berwarna hijau yang disebut dengan penis verge yang dapat terlihat setelah daging siput dikeluarkan dari cangkang. Kelamin betina memiliki lubang genital atau genital pore yang sangat kecil, karena terdapat dalam rongga cangkang mantel Dody 2008. Gambar 3. Ciri kelamin jantan dan betina induk siput gonggong Dody 2008 ♀ ♂ 12

3. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2011 di perairan Pantai Belembang, Teluk Klabat. Secara administrasi lokasi penelitian terletak di pulau Bangka bagian utara yaitu di Desa Bakit, Dusun Belembang, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Gambar 4. Gambar 4. Peta lokasi penelitian di Desa Bakit, Dusun Belembang, Teluk Klabat, Kabupaten Bangka Barat. Analisis biota yaitu pengukuran panjang cangkang, bobot total, penentuan jenis kelamin, serta pengukuran kualitas perairan yaitu suhu, salinitas, pH, dan oksigen terlarut DO dilakukan di lapang setiap seminggu sekali. Pengukuran kualitas air TSS dan kekeruhan, Logam Pb dalam air dan substrat dilakukan hanya satu kali pengamatan dan dianalisis di Laboratorium Produktivitas Lingkungan Perairan PROLING, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Analisis Logam Pb dilakukan di Laboratorium Kimia Terpadu, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam.