28
4.8. Kekeruhan
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di
dalam air Effendi 2003. Pengambilan contoh pengukuran kekeruhan dilakukan pada saat pengamatan terakhir dan dilakukan sekali pengamatan. Nilai Kekeruhan
di perairan Pantai Belembang, Teluk Klabat pada stasiun 1 berkisar antara 5-10 NTU, stasiun 2 memiliki nilai kekeruhan berkisar antara 2,5-10 NTU, dan stasiun 3
memiliki nilai kekeruhan berkisar antara 5,5-6,25 NTU Gambar 11.
Tepi Tengah
Terluar
Kek er
u h
an NT
U
0,00 1,25
2,50 3,75
5,00 6,25
7,50 8,75
10,00 11,25
Stasiun 1 Stasiun 2
Stasiun 3
Nilai kekeruhan tertingi di daerah terluar pada setiap stasiun yang menuju ke arah laut, yaitu stasiun 1 sebesar 10 NTU, stasiun 2 sebesar 10 NTU, dan stasiun 3
sebesar 6,25 NTU Lampiran 5. Nilai kekeruhan tertinggi pada daerah terluar diduga adanya pengaruh dari aktivitas penambangan timah khususnya penambang
timah apung tradisional di daerah Pantai Semulut yang berjarak beberapa kilometer dari Pantai Belembang yang membuang sisa penambangan tailing langsung ke laut
sehingga terjadinya akumulasi partikel cemaran dari aktivitas tersebut dan memperkeruh perairan. Kekeruhan yang tinggi tidak disukai oleh organisme akuatik
terutama makrozoobenthos siput karena mengganggu daya lihat dan sistem pernafasan ataupun sistem osmoregulasi, sehingga menghambat dalam proses
pergerakan dan aktivitas mencari makan Pescod 1973 in Honata 2010. Effendie 2003 menyatakan bahwa padatan tersuspensi dan kekeruhan memiliki korelasi
Gambar 11. Kekeruhan NTU di perairan Pantai Belembang, Teluk Klabat.
Lokasi pengamatan
29 positif yaitu semakin tinggi nilai padatan tersuspensi maka makin tinggi nilai
kekeruhan, akan tetapi tingginya padatan terlarut tidak selalu diikuti tingginya kekeruhan.
Nilai kekeruhan yang terendah di daerah tepi Lampiran 5 pada setiap stasiun. Hal ini disebabkan karena daerah tersebut tidak adanya pengaruh aktivitas
penambangan timah maupun pengaruh dari daratan sehingga nilai kekeruhan rendah dan banyak ditemukan biota siput gonggong. Nilai kekeruhan pada ketiga stasiun
tersebut masih cukup baik untuk kehidupan siput gonggong seperti yang jelaskan oleh Pescod 1971 in Honata 2010, bahwa nilai kekeruhan yang masih dapat
ditolerir bagi makrozoobentos adalah 30 NTU. Namun pada daerah terluar telah melebihi ambang baku mutu sebesar lebih dari 5 NTU KEPMEN LH 2004.
4.9. Timbal Pb