20
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Umum Perairan Pantai Belembang, Teluk Klabat
Secara geografis Kabupaten Bangka Barat terletak pada posisi koordinat 01° 00
’
-02° 10
’
LS dan 105° 00
’
-106° 00
’
BT. Kabupaten Bangka Barat memiliki luas wilayah 4.510,89 km
2
, yang terdiri dari daratan seluas 2.820,61 km
2
dan perairan laut seluas 1.690,28 km
2
. Selain itu kabupaten ini memiliki pulau-pulau kecil sebanyak 30 pulau dan panjang garis pantai mencapai 278,75 km Pemerintah
Kabupaten Bangka Barat 2010. Secara administrasi Kabupaten Bangka Barat terbagi menjadi 6 kecamatan
Kelapa, Tempilang, Muntok, Simpang Teritip, Jebus, dan Parit Tiga, 4 kelurahan, 53 desa definitif dan 143 dusun. Diantara desa-desa tersebut terdapat 28 desa yang
mempunyai wilayah laut atau bersinggungan dengan laut BPS Kabupaten Bangka Barat 2010. Adapun batas-batas administrasi Kabupaten Bangka Barat adalah
sebagai berikut :
Utara : Laut Cina Selatan
Selatan : Selat Bangka
Timur : Kabupaten Bangka
Barat : Selat Bangka dan Wilayah bagian Timur Sumatera
Selatan.
Perairan Pantai Belembang, Teluk Klabat, merupakan wilayah yang terletak di Kecamatan Parit Tiga, Desa Bakit, Dusun Belembang, Kabupaten Bangka Barat
yang merupakan bagian luar sisi barat dari Teluk Klabat dan berhadapan dengan Pulau Kelapa. Vegetasi yang tumbuh di daerah pantai umumnya cemara dan pohon
kelapa. Selain itu dijumpai pula beberapa tonjolan batu dan gosong pasir yang muncul ke permukaan pada saat air surut. Terdapat aktivitas penangkapan ikan
pancing, jaring, dan memungut biota, alur pelayaran, dan pemukiman penduduk serta penambangan timah secara tradisional yang biasa disebut dengan penambangan
timah apung rakyat maupun dengan menggunakan kapal hisap dan kapal keruk timah. Daerah tepi pantai banyak dijumpai tumpukan cangkang siput gonggong
yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat Lampiran 4.
21
4.2. Substrat Dasar dan Sedimen Perairan
Substrar dasar perairan merupakan parameter yang sangat penting bagi biota yang hidup di dasar perairan, khususnya siput gonggong sebagai habitat, tempat
mencari makan, dan memijah atau bereproduksi. Hal ini disebabkan aktifitas siput gonggong banyak berhubungan dan dipengaruhi oleh kandungan dasar perairan.
Tipologi substrat di perairan Pantai Belembang, Teluk Klabat pada umumnya terdiri dari dua tipe, yaitu pasir dan pasir berlempung dengan komposisi pasir lebih
dari 80 Tabel 2. Substrat pasir dan pasir berlempung ini tergolong dalam tekstur yang memiliki sifat sedimen yang kasar, membentuk bola yang mudah sekali hancur
dan agak melekat DEPTAN 2011. Namun demikian siput lebih menyukai substrat yang lebih halus.
Tabel 2 . Tipologi substrat di perairan Pantai Belembang, Teluk Klabat
Stasiun Sub Stasiun
Pasir Debu
Liat Tipe Substrat
Stasiun 1 Tepi
97,08 2,92
0,00 Pasir
Tengah 98,75
1,25 0,00
Pasir Terluar
94,55 2,11
3,34 Pasir
Stasiun 2 Tepi
93,00 5,95
1,05 Pasir
Tengah 78,02
7,24 14,74
Pasir berlempung Terluar
85,97 8,59
5,44 Pasir berlempung
Stasiun 3 Tepi
94,54 3,28
2,18 Pasir
Tengah 85,97
8,48 5,55
Pasir berlempung Terluar
82,07 6,65
11,28 Pasir berlempung
Spesies siput gonggong banyak ditemukan pada stasiun 2 dan 3, pada daerah tengah yang berjarak 60 sampai 120 meter dari tepi pantai dan daerah terluar yang
berjarak 120 sampai 200 meter dari tepi pantai, yang masing-masing kepadatannya sebesar 14-32 ind20m
2
dan 11-29 ind20m
2
, dengan tipe substrat pasir berlempung. Sedangkan pada stasiun 1, stasiun 2 dan stasiun 3, pada daerah tepi yang berjarak 0
sampai 60 meter dari tepi pantai yang substratnya didominasi oleh pasir, sedikit ditemukannya siput gonggong dengan kepadatannya sebesar 12-27 ind20m
2
. Perbedaan substrat dasar perairan pada beberapa stasiun disebabkan oleh
perbedaan topografi dasar perairan dan sifat oseanografi fisik seperti TSS dan kekeruhan di lokasi penelitian. Semakin ke arah laut substrat perairan didominasi
22 oleh substrat yang lunak berupa pasir berlempung pada stasiun 2 dan 3. Hal ini
disebabkan adanya aktivitas penambangan timah yang berada di tengah laut pada lokasi penelitian yang diduga dapat mempengaruhi kestabilan substrat akibat dari
pengadukan substrat oleh buangan limbah dari aktivitas tersebut. Pembuangan limbah ke perairan tanpa pengolahan limbah sebelumnya dapat mempengaruhi
substrat sebagai tempat tinggal dari biota bentik seperti siput gonggong. Sedangkan pada stasiun 1, substrat didominasi oleh pasir dikarenakan pada stasiun tersebut
tidak mendapatkan pengaruh dari aktivitas penambangan timah. Tekstur substrat dasar perairan di daerah pengamatan sama dengan keadaan
substrat pantai pada umumnya, yaitu memiliki ukuran partikel halus di daerah batas air surut dan bersubstrat lebih kasar di daerah batas pasang tinggi Nybakken 1988.
Menurut Dody 2007 bahwa spesies siput gonggong umumnya mendiami substrat lunak dan dapat ditemukan pada substrat yang didominasi oleh pasir hingga pasir
berlumpur dan berada pada areal yang tenang dan terlindung dari gerakan arus yang kuat. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan dengan kondisi habitat saat di lokasi
pengamatan dengan literatur yang didapat. Menurut Wood 1987 jenis substrat berpasir memiliki kandungan oksigen relatif besar karena pada sedimen berpasir
terdapat pori udara yang memungkinkan terjadinya pencampuran yang lebih intensif dengan air di atasnya, sehingga siput gonggong di perairan Pantai Belembang,
Teluk Klabat, diduga memiliki kemampuan adaptasi yang cukup tinggi dan alat fisiologi khusus sehingga mampu beradaptasi pada lingkungan perairan yang
memiliki tipe substrat pasir hingga pasir berlempung. 4.3. Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur kehidupan dan penyebaran siput gonggong yang ada di perairan, serta merupakan
indikator yang penting dalam menunjukkan perubahan ekologi. Suhu perairan stasiun 1 berkisar antara 28-29,5
°
C dengan rata-rata yaitu 27,4 ± 1,32
°
C, stasiun 2 suhu berkisar antara 28-29
°
C dengan rata-rata yaitu 27,8 ± 1,17
°
C, dan stasiun 3 berkisar antara 28-29,7
°
C dengan rata-rata yaitu 27,8 ± 1,08
°
C Gambar 6. Menurut BAPPEDA 2007 bahwa secara umum suhu air laut di sekitar perairan
Teluk Klabat antara 29,28-30,67
°
C.
23
Gambar 6. Suhu rata-rata °C di perairan Pantai Belembang, Teluk Klabat
Suhu perairan di Pantai Belembang, Teluk Klabat berfluktuasi yang dipengaruhi oleh iklim. Terutama suhu pada minggu ke-empat dan ke-enam yang
mengalami penurunan yaitu berkisar antara 26-27
°
C Lampiran 5. Penurunan suhu ini disebabkan adanya masukan air hujan ke perairan. Menurut Nontji 2002 bahwa
suhu air dipengaruhi oleh curah hujan, penguapan, kelembaban, dan intensitas matahari. Suhu air merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas
serta memacu atau menghambat perkembangbiakan organisme perairan. Peningkatan suhu air sampai skala tertentu 10
°
C akan mempercepat laju metabolisme dan respirasi. Perubahan suhu dapat menjadi isyarat bagi organisme
untuk memulai atau mengakhiri berbagai aktivitas, misalnya reproduksi Nybakken 1988. Suhu perairan di daerah penelitian masih cukup baik bagi kehidupan siput
gonggong seperti yang dijelaskan oleh Dody 2007 bahwa, siput gonggong hidup pada kisaran suhu antara 28,5-29,9
°
C.
4.4. Salinitas