17
e. Membentuk pengurus, pengawas, ahli syariah atau dewan
syariah dan p6engelola.
14
Dengan demikian, dalam pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah harus berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 2004.
B. Konsep Bagi Hasil Investasi Berjangka
1. Prinsip Dasar Lembaga Keuangan Islam
Lembaga keuangan Islam memiliki beberapa prinsip dasar sebagai landasan, yaitu:
15
a. Larangan Riba
b. Mengutamakan dan Mempromosikan Perdagangan dan Jual
Beli c.
Keadilan d.
Kebersamaan dan Tolong Menolong e.
Saling Mendorong untuk Meningkatkan Prestasi.
Perbedaan antara lembaga keuangan Islam dengan lembaga keuangan konvensional adalah adanya prinsip-prinsip dasar tersebut.
14
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, cet.VI, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, h. 273.
15
Muhammad Nadratuzzaman Hosen, dkk, Dasar-dasar Ekonomi Islam Jakarta: Pusat Komunikasi E.konomi Syariah, 2008, Cet. Pertama, h. 212-220.
18
Dalam menjalankan kegiatan usahanya lembaga keuangan Islam harus sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut.
2. Operasional Menggunakan Sistem Bagi Hasil
Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana shahibul maal dengan pengelola dana
mudharib.
16
Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara lembaga keuangan dengan penyimpan dana, maupun antara lembaga keuangan
dengan nasabah penerima dana. Dalam hal terdapat dua pihak yang melakukan perjanjian usaha, maka hasil atas usaha yang dilakukan oleh
kedua pihak atau salah satu pihak, akan dibagi sesuai dengan porsi masing-masing pihak yang melakukan akad perjanjian. Pembagian hasil
usaha tersebut ditetapkan dengan menggunakan nisbah. Nisbah yaitu persentase yang disetujui oleh kedua pihak dalam menentukan bagi hasil
atas usaha yang dikerjasamakan. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah mudharabah dan musyarakah. Lebih jauh prinsip mudharabah
dapat dipergunakan sebagai dasar baik untuk pendanaan tabungan dan deposito maupun pembiayaan, sedang musyarakah hanya untuk
pembiayaan.
17
Dengan demikian, investasi berjangka dalam melaksanakan kegiatan operasional dan pembagian hasil usahanya menggunakan sistem
16
Ibid., h. 221.
17
Ibid., h. 221-222.