Penghitungan Bagi Hasil Investasi Berjangka
28
Gambar 2.2 Deposito Berjangka Mudharabah
Dengan demikian, investasi berjangka merupakan deposito. Yakni, simpanan dana dalam jumlah tertentu yang transaksinya
hanya dapat dilakukan setelah batas waktu yang ditentukan oleh kedua belah pihak pada saat perjanjian.
b. Penghitungan Bagi Hasil Investasi Berjangka
Penghitungan bagi hasil yang diterapkan KJKS berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia Nomor: 91KepM.KUKMIX2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan
Syariah Pasal 22 ayat 3 bahwa penghitungan bagi hasil untuk
BANK SYARIAH
NASABAH
Nominal Deposito
PEMBIAYAAN
PENDAPATAN
Nominal Deposito
29
tabungan dan simpanan berjangka sesuai pola bagi hasil syariah dilakukan dengan Sistem Distribusi Pendapatan. Pasal 22 ayat 4
bahwa penetapan distribusi pendapatan diperoleh dari penghitungan saldo rata-rata perklasifikasi dana dibagi total saldo rata-rata seluruh
klasifikasi dana, dikalikan dengan komponen pendapatan dikalikan nisbah bagi hasil masing-masing produk tabungansimpanan
berjangka yang dibagikan. Bagi hasil merupakan bentuk return dari kontrak investasi, dari
waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap. Besar kecilnya perolehan kembali itu bergantung pada hasil usaha yang benar-benar terjadi.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sistem bagi hasil merupakan salah satu praktik perbankan syariah.
38
Bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang telah dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak
nasabah dan pihak Bank. Dalam hal terdapat dua pihak yang melakukan perjanjian usaha, maka hasil atas usaha yang dilakukan
oleh kedua pihak atau salah satu pihak, akan dibagi sesuai dengan porsi masing-masing pihak yang melakukan akad perjanjian.
Pembagian hasi usaha dalam bank ditetapkan dengan menggunakan nisbah. Nisbah yaitu persentase yang disetujui oleh kedua pihak
38
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, cet.III, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, h. 191.
30
dalam menentukan bagi hasil atas usaha yang dikerjasamakan.bagi hasil akan berbeda tergantung pada dasar penghitungan bagi hasil,
yaitu bagi hasil yang dihitung dengan menggunakan 2 metode:
39
1 Bagi hasil dengan menggunakan revenue sharing
Dasar penghitungan bagi hasil yang menggunakan revenue sharing adalah penghitungan bagi hasil yang didasarkan atas
penjualan danatau pendapatan kotor atas usaha sebelum dikurangi dengan biaya. Bagi hasil dalam revenue sharing dihitung dengan
mengalikan nisbah yang telah disetujui dengan mengalikan nisbah yang telah disetujui dengan pendapatan bruto.
Contoh berikut untuk mempermudah penjelasan. Nisbah yang telah ditetapkan adalah 10 untuk Bank dan 90
untuk nasabah. Dalam hal bank sebagai mudharib dan nasabah sebagai shahibul maal, bila bank memperoleh pendapatan Rp
10.000.000,- maka bagi hasil yang diterima oleh bank adalah Rp 10 x Rp 10.000.000,-
= Rp 1.000.000’- dan bagi hasil yang diterima oleh nasabah sebesar Rp 9.000.000,-.
Pada umumnya bagi hasil terhadap investasi dana dari masyarakat menggunakan revenue sharing.
2 Bagi hasil dengan menggunakan profitloss sharing
39
Ismail, Perbankan Syariah, cet.I, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011, h. 97.
31
Dasar penghitungan bagi hasil dengan menggunakan profitloss sharing merupakan bagi hasil yang dihitung dari labarugi usaha.
Kedua pihak, bank maupun nasabah akan memperoleh keuntungan atas hasil usaha mudharib dan ikut menanggung kerugian bila
usahanya mengalami kerugian. Dalam contoh tersebut, misalnya total biaya Rp 9.000.000,-
maka: a
Bagi hasil yang diterima oleh nasabah adalah Rp 90.000,- 90 x Rp 10.000.000,- - Rp 9.000.000,-.
b Bagi hasil untuk bank sebesar Rp 100.000,- 10 x
10.000.000,- - 9.000.000,-. Penalti merupakan denda yang dibebankan kepada nasabah
pemegang rekening deposito berjangka mudharabah apabila nasabah mencairkan deposito berjangkanya sebelum jatuh tempo. Penalti ini
dibebankan karena bank telah mengestimasikan penggunaan dana tersebut, sehingga pencairan deposito berjangka sebelum jatuh tempo
dapat mengganggu likuiditas bank. Bank perlu membebankan penalty denda kepada setiap nasabah deposito berjangka yang menarik
deposito berjangkanya sebelum jatuh tempo. Penalti tidak boleh diakui sebagai pendapatan operasional bank, akan tetapi digunakan
32
untuk dana kebajikan, yang dimanfaatkan untuk membantu pihak- pihak yang membutuhkan.
40
Setelah mengetahui tahapan menghitung bagi hasil dengan menggunakan 2 metode tersebut, maka pembahasan berikutnya yaitu
tentang cara menghitung bagi hasil atas deposito berjangka mudharabah. Di bawah ini dibuat ilustrasi kasus penghitungan bagi
hasil untuk deposito berjangka mudharabah mutlaqah.
41
Di dalam counter Bank Syariah tertulis informasi tentang nisbah sebagai berikut:
42
Tabel 2.1 Nisbah dan Informasi Saldo
43
Jenis Investasi Mudharabah Nisbah
Nasabah Bank
a. Tabungan mudharabah 55
45 b. Simpanan Berjangka mudharabah mutlaqah
b.1. Jangka waktu 1 bulan 60
40 b.2. Jangka waktu 3 bulan
63 37
b.3. Jangka waktu 6 bulan 65
35 b.4. Jangka waktu 12 bulan
58 42
Informasi lainnya: Saldo rata-rata giro wadiah
10.000.000.000 Saldo rata-rata tabungan wadiah
5.000.000.000 Saldo rata-rata tabungan mudharabah
15.000.000.000 Saldo simpanan berjangka:
a. Simpanan berjangka jangka waktu 1 bulan 20.000.000.000
40
Ibid,. h. 95.
41
Ibid., h. 100.
42
Ibid,. h. 101.
43
Ismail, Perbankan Syariah, cet.I, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011, h. 101- 102.
33
b. Simpanan berjangka jangka waktu 3 bulan 25.000.000.000
c. Simpanan berjangka jangka waktu 6 bulan 15.000.000.000
d. Simpanan berjangka jangka waktu 12 bulan 10.000.000.000
Rata-rata pembiayaan pada bulan April 2013 adalah sebesar: 100.000.000.000
Pendapatan: a. Bagi hasil
500.000.000 b. Margin keuntungan
300.000.000 c. Pendapatan sewa ijarah
200.000.000 Dari semua informasi tersebut, maka dapat dihitung bagi hasil untuk masing-masing
investasi mudharabah dengan tahapan sebagai berikut: a. Jumlah investasi mudharabah
a.1. Tabungan mudharabah 15.000.000.000
a.2. Simpanan berjangka mudharah 70.000.000.000
a.3. Total investasi mudharabah 85.000.000.000
b. Jumlah pendapatan 1.000.000.000
c. Menghitung jumlah pendapatan yang akan dibagihasilkan antara Bank dan dan Nasabah, yaitu income distribution sebagai berikut:
Income Distribution = Investasi mudharabah x Pendapatan Total Penyaluran Dana
= 85,000,000,000 x 1,000,000,000 100,000,000,000
= 850,000,000,-
34
Tabel 2.2 Penghitungan Bagi Hasil Dalam Jutaan
44
Jenis Investasi Saldo
rata- rata
Income Bagi Hasil Investor
Bagi Hasil Bank Mudharabah
Harian Distribu
tion Nisbah
Bagi Hasil
Nisbah Bagi
Hasil TabunganSimpanan
Berjangka 15.000
807,55 5
78,375 45
64,125 a. 1 bulan
20.000 807,56
0,1 14.000
40 76.000
b. 3 bulan 25.000
807,56 3,1
49.625 37
87.875 c. 6 bulan
15.000 807,56
5 92.625
35 49.875
d. 12 bulan 10.000
807,56 8
64.600 32
30.400 Total
85.000 299.225
308.275 Dari Tabel 2.1, dapat dijelaskan sebagai berikut:
i. Total Pendapatan Bank Syariah sebelum diberikannya bagi
hasil adalah Rp 1.000.000.000,- ii.
Pendapatan yang akan dibagihasilkan atau income distribution antara Bank Syariah dan Nasabah adalah sebesar Rp
850.000.000,- iii.
Bagi hasil untuk simpanan berjangka waktu 1 bulan, dengan rumus sebagai berikut:
Saldo simpanan berjangka 1 bulan x pendapatan yang akan dibagihasilkan x nisbah = Total saldo seluruh simpanan
Rp 20.000.000.000,- x Rp 850.000.000,- x 60 = Rp 120.000.000,- Rp 85.000.000.000,-
44
Ibid,. h. 102-103.
35
Bagi hasil untuk deposito berjangka mudharabah jangka waktu 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan, dapat dihitung seperti pada perhitungan bagi
hasil pada deposito berjangka mudharabah dengan jangka waktu 1 bulan. Dengan demikian, penghitungan bagi hasil investasi berjangka yang
sesuai dengan syariat Islam juga memperhatikan kemaslahatan kedua belah pihak menggunakan metode revenue sharing. Dalam metode
revenue sharing, penghitungan bagi hasil di dasarkan atas penjualan danatau pendapatan kotor atas usaha sebelum dikurangi dengan biaya.