Skor Total Kualitas Tidur

sebesar 15,33 sedangkan perempuan 15,09. Hasil tersebut kemudian diuji perbedaannya menggunakan analisis uji independent t test yang menghasilkan nilai p=0,817 dan hasil t hitung sebesar -0,235 t tabel= 2,101. Analisis uji tersebut menunjukkan bahwa p0,05 dan nilai -t hitung -t tabel, ini berarti tidak ada perbedaan bermakna antara rata-rata skor sebelum intervensi pada perempuan dan laki-laki. Pengukuran skor kualitas tidur setelah intervensi didapatkan rata-rata pada perempuan sebesar 9,54 dan laki-laki sebesar 9,44. Beberapa penelitian terkait belum ada yang menyatakan bahwa kualitas tidur dipengaruhi oleh jenis kelamin, hal ini sesuai dengan pernyataan Darmojo 2009 bahwa jenis kelamin bukan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tidur.

B. Skor Total Kualitas Tidur

Hasil pengukuran antara pre test dan post test menunjukkan perbedaan rata-rata skor PSQI, dimana rata-rata hasil pre test adalah 15,20 dengan skor paling rendah 12 dan paling tinggi 20. Sedangkan hasil post test memiliki rata-rata 9,50 dengan skor terendah 7 dan skor tertinggi adalah 13. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pengukuran kualitas tidur mengalami penurunan rata-rata antara sebelum dan sesudah intervensi. Semakin kecil skor kualitas tidur mengindikasikan bahwa kualitas tidur semakin meningkat atau membaik, sehingga bisa disimpulkan bahwa intervensi merendam kaki dengan air hangat dapat meningkatkan kualitas tidur. Meningkatnya kualitas tidur akibat melakukan rendam kaki dengan air hangat, merupakan suatu respon relaksasi yang menekan saraf simpatis. Kondisi tersebut dikarenakan aktivitas saraf parasimpatis lebih berperan dan aktif rest and digest Potter Perry, 2011; Intan A, 2010. Relaksasi juga mempengaruhi respon tubuh seperti membesarnya pembuluh darah kulit, menurunkan ketegangan otot rangka, menurunkan kadar asam laktat, menurunkan kadar epineprin dan meningkatnya sekresi hormon melatonin Amirta, 2007; Darmojo, 2009; Ningrum, 2012. Berdasarkan mekanisme tersebut, lansia mengalami peningkatan kualitas tidur. Mekanisme fisiologis yang terjadi amatlah kompleks, namun ada beberapa sistem yang erat kaitannya dengan kondisi relaksasi, yaitu jaringan otot, sistem endokrin dan persyarafan. Air hangat dapat menimbulkan rasa nyaman pada otot karena terjadi penurunan tegangan otot akibat melebarnya pembuluh darah dan meregangnya sel-sel otot Darmojo, 2009. Pada sistem endokrin, merendam kaki dengan air hangat dapat menstimulasi peningkatan sekresi hormon dalam tubuh. Adapun hormon yang disekresi pada saat merendam kaki dengan air hangat yaitu serotonin yang kemudian diubah menjadi melatonin hormon yang menyebabkan rileks dan mengantuk Amirta, 2007. Sedangkan pada sistem persyarafan, air hangat dapat merangsang ujung-ujung syaraf yang kemudian menjadikan peningkatan metabolisme jaringan. Syaraf yang terangsang dapat menimbulkan efek analgesik dan sedatif dikarenakan aktivasi sistem syaraf parasimpatis kondisi rileks dan ditekannya syaraf simpatis Ebben Spielman, 2006; Amirta, 2007. Mekanisme homeostasis dalam siklus tidur berhubungan dengan aktivitas sel-sel neuron dalam batang otak serta peran dari neurotransmitter yang diprosuksi hipotalamus Juddith, 2010. Dalam keadaan terjaga, neuron dalam Reticular Activating System RAS akan melepaskan katekolamin yaitu norepineprin Hidayat, 2008. Beberapa neurohormon dan neurotransmitter juga dihubungkan dengan tidur dan terbangun. Kelenjar pineal menerima impuls saraf yang berasal dari retina mata. Setelah impuls saraf sampai, kelenjar pineal mengkoordinasi serangkaian reaksi kimia yang menghasilkan produksi hormon serotonin dan melatonin. Serotonin merupakan neurotransmitter yang bertanggung jawab terhadap transfer impuls-impuls saraf ke otak dan juga berperan spesifik dalam menginduksi rasa kantuk. Serotonin dalam tubuh diubah menjadi melatonin, yang merupakan hormon katekolamin sehingga dapat menimbulkan rasa kantuk Wold, 2008; Potter Perry, 2011. Merendam kaki dengan air hangat dapat menciptakan suasana rilkes yang akan meningkatkan produksi serotonin dan kemudian diubah menjadi melatonin sehingga timbul rasa kantuk dan mempertahankan tidur nyenyak. Waktu perlakuan rendam kaki dengan air hangat yaitu pada saat malam hari dengan alasan, ketika hari mulai gelap gland pineal mulai mengubah serotonin menjadi melatonin. Kelenjar pineal tidak menyimpan melatonin yang dihasilkan, melainkan memompa hormon ini secara langsung ke dalam aliran darah. Melatonin akan mulai diproduksi ketika malam tiba, yang kemudian mengkoordinasi fungsi-fungsi tubuh menjadi sistem yang selaras. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata skor kualitas tidur yang bermakna p=0,000 antara hasil pre-test dan post-test. Perbedaan ini berarti bahwa intervensi merendam kaki dengan air hangat berpengaruh terhadap kualitas tidur. Pengaruh ini dibuktikan dengan nilai korelasi yaitu 0,827 yang artinya perbedaan rata-rata antara nilai pre tes dan post test mempunyai korelasi yang kuat. Hal ini juga dilengkapi dengan nilai perbedaan rata-rata skor kualitas tidur antara pre test dan post test sebesar 5,700. Dengan demikian, merendam kaki dengan air hangat dapat menurunkan skor PSQI dengan kata lain memperbaiki kualitas tidur pada lansia. Penelitian terkait juga menunjukkan pengaruh merendam kaki dengan air hangat terhadap kualitas tidur, seperti Moura silva, Pereira Tucano, dkk 2012 yang menemukan bahwa kualitas tidur meningkat setelah dilakukan hydrotherapy indoor warm pool pada lansia dengan fibromyalgia dengan ditandai adanya penurunan skor antara sebelum dan sesudah intervensi p=0,0001.

C. Skor Setiap Komponen Kualitas Tidur

Dokumen yang terkait

PENGARUH MASASE KAKI DAN RENDAM AIR HANGAT PADA KAKI TERHADAP PENURUNAN Pengaruh Masase Kaki Dan Rendam Air Hangat Pada Kaki Terhadap Penurunan Insomnia Pada Lansia.

6 33 12

PENGARUH MASASE KAKI DAN RENDAM AIR HANGAT PADA KAKI TERHADAP PENURUNAN Pengaruh Masase Kaki Dan Rendam Air Hangat Pada Kaki Terhadap Penurunan Insomnia Pada Lansia.

0 22 16

PENGARUH TERAPI RENDAM AIR HANGAT PADA KAKI TERHADAP INSOMNIA PADA LANSIA DI KELURAHAN ANGGES KECAMATAN TAHUNA BARAT

0 0 8

Pengaruh Rendam Air Hangat Pada Kaki Dalam Meningkatan Kuantitas Tidur Lansia

0 0 5

View of PENGARUH RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI DESA PAKUSAMBEN KECAMATAN BABAKAN KABUPATEN CIREBON

0 0 14

SKRIPSI PENGARUH RENDAM KAKI AIR HANGAT TERHADAP LATENSI DAN DURASI TIDUR LANSIA DI PANTI WERDHA SINAR ABADI SINGKAWANG, KALIMANTAN BARAT

0 0 15

PENGARUH RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT TERHADAP KUALITAS TIDUR USIA LANJUT DI DUSUN MANGIRAN TRIMURTI SRANDAKAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Rendam Kaki Dengan Air Hangat Terhadap Kualitas Tidur Pada Usia Lanjut di Dusun Mangiran Trimurti Srandakan

0 0 16

PENGARUH MANDI DENGAN AIR HANGAT TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI BPSTW UNIT BUDHI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH MANDI DENGAN AIR HANGAT TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI BPSTW UNIT BUDHI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 12

PENGARUH TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR LANSIA DI DESA ARGOPENI KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN

0 0 17

STUDI KASUS Penerapan Rendam Air Hangat Pada Kaki Dalam Meningkatkan Kuantitas Tidur Pada Lansia di Puskesmas Bae

0 1 10