commit to user
1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kualitas suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan dewasa ini menjadi perhatian yang serius
bagi bangsa Indonesia. Peningkatan mutu pendidikan termasuk salah satu bidang yang sangat penting dan memerlukan perhatian khusus dari semua lapisan
masyarakat, bukan hanya pemerintah yang bertanggungjawab atas keberhasilan dan kemajuan pendidikan di Indonesia, akan tetapi semua pihak baik guru, orang
tua, maupun siswa sendiri ikut bertanggungjawab. Peningkatan ini bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri
dengan perkembangan zaman. Salah satu upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia
adalah dengan memperbaiki sistem pendidikan. Perbaikan ini dalam rangka mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman. Beberapa upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan diantaranya perubahan kurikulum dan proses belajar mengajar, peningkatan
kualitas guru, penyempurnaan sistem penilaian, dan usaha - usaha lain yang tercakup dalam komponen pendidikan. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu
pendidikan adalah dengan perbaikan kurikulum pendidikan di semua jenjang pendidikan. Pada kurikulum yang diterapkan saat ini, tidak lagi menggunakan
pendekatan dalam pembelajaran didominasi oleh guru teacher centered, tetapi guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek didik sehingga dalam
kurikulum ini diterapkannya penggunaan proses pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa student centered.
Dengan adanya perombakan dan pembaharuan kurikulum yang berkesinambungan, mulai dari kurikulum 1968 sampai kurikulum 2004.
Kurikulum yang saat ini sedang diterapkan dan dikembangkan oleh pemerintah adalah Kurikulum Tingkat satuan Pendiddikan KTSP sebagai pengembangan
dari kurikulum 2004. Prinsip yang digunakan dalam pengembangan KTSP adalah
1
commit to user
2
berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta lingkungannya. Pada KTSP ini, guru diberi kesempatan untuk
mengembangkan indikator pembelajarannya sendiri sehingga guru dituntut untuk kreatif dalam memilih serta mengembangkan materi pembelajaran yang akan
disampaikan di sekolah. Materi yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan serta tingkat kemampuan masing – masing sekolah.
Ilmu kimia merupakan salah satu pelajaran IPA yang pada hakekatnya merupakan pengetahuan yang berdasar pada fakta, hasil pemikiran dan produk
hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli. Ilmu kimia sifatnya selalu berkembang, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam perkembangannya, ilmu kimia diarahkan pada produk ilmiah, metode ilmiah dan sikap ilmiah yang dimiliki siswa dengan tujuan akhirnya adalah
peningkatan prestasi belajar siswa. Mata pelajaran kimia merupakan pelajaran wajib bagi siswa Sekolah
Menengah Atas SMA atau sederajat. Sebagian siswa tersebut masih menganggap bahwa mata pelajaran kimia merupakan pelajaran yang sulit,
menakutkan, dan membosankan sehingga siswa kurang tertarik dalam memahami dan menguasai konsep – konsep dasar pada materi kimia.
Menurut Mulyati Arifin 1995:220, kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu kimia dapat bersumber pada :
1. Kesulitan dalam memahami istilah, kesulitan ini timbul karena kebanyakan siswa hanya hafal akan istilah dan tidak memahami dengan
benar maksud dari istilah yang sering digunakan dalam pengajaran kimia. 2. Kesulitan dalam memahami konsep kimia. Kebanyakan konsep-konsep
dalam ilmu kimia maupun materi kimia secara keseluruhan merupakan konsep atau materi yang berupa abstrak dan kompleks sehingga siswa
dituntut untuk memahami konsep-konsep tersebut dengan benar dan mendalam.
3. Kesulitan perhitungan. Sering dijumpai siswa yang kurang memahami rumusan perhitungan kimia, hal ini disebabkan karena siswa tidak
mengetahui dasar-dasar matematika dengan baik.
commit to user
3
Madrasah Aliyah Negeri MAN Karanganyar merupakan lembaga pendidikan yang berbasis agama islam yang berada di kabupaten Karanganyar
yang setara dengan SMA lainnya. Selanjutnya melihat kondisi proses Kegiatan Belajar Mengajar KBM di dalam pembelajarannya masih terlihat menggunakan
metode konvensional ceramah dalam penyampaian meteri kimia, siswa dijelaskan materinya oleh guru, kemudian setelah penyampaian materi, guru
memberikan soal latihan dan sekaligus tugas untuk dikerjakan di rumah, sehingga dalam hal ini siswa kurang terlibat dalam proses pembelajarannya dan akibatnya
siswa cenderung pasif serta berefek pada prestasi belajar siswa yang rendah, maka dalam hal ini dipandang bahwa metode pembelajaran yang dilakukan tidak
efektif. Hal ini dapat dilihat dari data hasil uji kompetensi dasar yang menyatakan bahwa hanya 40 siswa yang mencapai ketuntasan batas tuntas yang dipakai 60
Daftar nilai ulangan harian siswa kelas X semester 1 tahun 20072008, di sini guru hanya memberikan penjelasan kepada siswa tanpa memperhatikan tingkat
pemahaman siswa terhadap konsep yang diberikan. Sehingga perlu menggunakan suatu metode pembelajaran yang banyak melibatkan siswa menjadi aktif, maka
penerapan metode pembelajaran kooperatif dipandang sangatlah penting untuk mengatasi berbagai masalah pembelajaran tersebut. Karena metode pembelajaran
kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pembelajaran yang di dalamnya para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu
sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan
berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing siswa. Siswa-siswa
dalam kelompok kooperatif akan belajar satu sama lain untuk memastikan bahwa tiap orang dalam kelompok tersebut telah menguasai konsep-konsep yang telah
dipikirkan. Materi perhitungan kimia berisi hukum-hukum dasar kimia, konsep-
konsep, dan rumus- rumus dengan berbagai hubungan serta reaksi - reaksi kima, sehingga perlu banyak latihan dalam mempelajarinya. Dalam mempelajari materi
tersebut sering ditemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan
commit to user
4
soal-soal hitungan kimia, maka berkaitan dengan materi pelajaran tersebut penyampaiannya tidak cukup hanya dengan metode konvensional saja, sehingga
dianggap perlu materi tersebut dikemas dalam bentuk pembelajaran kooperatif agar siswa dapat saling berdiskusi dalam kelompok, saling berargumen dalam
memecahkan konsep materinya bersama siswa yang lain dalam kelompoknya, hal ini diharapkan untuk menbantu tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal.
Penerapan metode pembelajaran kooperatif untuk permasalahan- permasalahan tersebut di atas, maka dipilihlah suatu bentuk metode pembelajaran
kooperatif STAD Student Team Achievement Divisions, dimana ini merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran Kooperatif yang menekankan pada
keberhasilan target kelompok dengan asumsi bahwa target hanya dapat dicapai jika setiap anggota tim berusaha menguasai subyek yang menjadi bahasan
Slavin, 2008:143. Metode pembelajaran kooperatif STAD akan memotivasi siswa untuk saling membantu anggota kelompoknya dalam menguasai konsep
materi tersebut sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetisi dengan lebih mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan aspek kooperatif. Dengan
metode pembelajaran kooperatif STAD ini, diharapkan siswa dapat saling membantu dalam kelompoknya dalam menguasai konsep pada materi khususnya
tentang perhitungan kimia yang memerlukan konsep pada materi sebelumnya. Disisi lain, metode pembelajaran ini merupakan metode pembelajaran kooperatif
yang kegiatan kelompoknya lebih mudah dikendalikan dan diawasi. Metode pembelajaran kooperatif STAD di dalam komponen utamanya
yaitu adanya presentasi kelas, presentasi ini dalam metode pembelajaran kooperatif STAD berbeda dengan pembelajaran pada umumnya karena dalam
STAD hanya ditekankan pada hal-hal pokok saja. Kemudian siswa harus mendalaminya melalui pembelajaran dalam kelompok. Maka untuk menunjang
dalam proses metode pembelajaran kooperatif STAD ini diperlukan suatu bentuk media yang dapat membantu siswa belajar dalam kelompoknya sekaligus siswa
dapat belajar secara mandiri ketika berada diluar kelas. Maka dari itu pada metode pembelajaran kooperatif STAD di sini dilengkapi media berupa modul. Modul
dapat dirumuskan sebagai suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri
commit to user
5
atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas Nasution,
1982 : 205. Sehingga diharapkan siswa dalam proses pembelajarannya menjadi aktif dan mudah untuk memahami konsep-konsep pada materi tersebut di atas
serta prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka Peneliti akan melakukan
penelitian dengan judul ”Efektivitas Pembelajaran Kimia Mengunakan Metode Pembelajaran Kooperatif STAD Dilengkapi Modul Untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa Materi Pokok Perhitungan Kimia Kelas X Semester 1 MAN Karanganyar Tahun Ajaran 20082009”.
B. Identifikasi Masalah