Efektivitas Pembelajaran Metode Pembelajaran Kooperatif

commit to user 11 g. Evaluasi adalah cara tertentu yang digunakan untuk suatu proses dan hasilnya. Gino, dkk, 1998: 30-31 Jadi, dari beberapa uraian di atas kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang sangat komplek pada pelaksanaan proses pembelajaranya.

2. Efektivitas Pembelajaran

Menurut Peter Salim dan Yenny Salim 1991:376, efektif adalah ada pengaruhnya, akibatnya dan sebagainya; dapat menghasilkan atau membawa hasil, sedangkan efektivitas adalah bentuk kata benda dari kata efektif. Sedangkan menurut Margono 1998:45, efektif berarti semua potensi dapat dimanfaatkan dan semua tujuan dapat tercapai. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu memanfaatkan semua potensi yang mendorong tercapainya tujuan. Metode yang tepat adalah metode yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan sedangkan metode yang efektif adalah metode yang memanfaatkan semua potensi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar dan mengajar guru dituntut harus memiliki pengetahuan bidang studi yang cukup, mengetahui cara mengajar yang efektif dan efisien, memiliki sifat yang terbuka agar proses belajar mengajar pada dirisiswa dapat berlangsung, serta dapat mengatur kondisi ruang kelas dan mengambil keputusan yang bijaksana.

3. Metode Pembelajaran Kooperatif

a. Metode Pembelajaran Menurut Poerwodarminto 2003: 652, ”Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud dalam ilmu pengetahuan atau cara kerja yang bersistem untuk mempermudah pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”. Ada beberapa pendapat lain mengenai pengertian metode. Metode merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan Mulyani Sumantri, 2001: commit to user 12 114. Menurut Winarno Surakhmad 1986: 96 berpendapat bahwa “metode pembelajaran adalah cara yang merupakan alat untuk menyajikan materi pelajaran guna mencapai tujuan pengajaran”. Sedangkan menurut Mulyati Arifin 1995: 107 metode mengajar menyangkut permasalahan fisik apa yang harus diberikan kepada siswa, sehingga kemampuan intelektualnya dapat berkembang dan belajar dapat berjalan dengan efisien dan bermakna bagi siswa. Untuk mencapai hal-hal tersebut maka guru harus dapat memilih dan mengembangkan metode mengajar yang tepat, efisien dan efektif sesuai dengan apa yang diajarkan. Dengan pemilihan metode yang tepat, maka akan mempengaruhi belajar siswa dengan baik sehingga siswa benar-benar memahami materi yang diberikan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan pengertian metode pembelajaran adalah cara-cara yang ditempuh oleh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan membuat kemampuan intelektual berkembang, sehingga belajar dapat berjalan secara efisien dan bermakna bagi siswa atau dapat dikatakan suatu cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan untuk mencapaai tujuan. b. Pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalaam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran Slavin, 2008: 4. Tujuan yang paling penting dalam pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang dibutuhkan oleh siswa Slavin, 2008: 33. Pembelajaran koopertif merupakan strategi belajar dengan jumlah kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda dan dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memamahi materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran Isjoni,2007: 12. commit to user 13 The widespread use of cooperative learning is due to multiple factors. Three of the most important are that cooperative learning is based solidly on a variety of theories in anthropology, sociology, economics, political science, psychology, and other social sciences. Second, the amount, generalizability, breath, and applicability of the research on cooperative, competitive, and individualistic efforts provides considerable validation of the use of cooperative learning, perhaps more than most other instructional methods. The third factor is the variety of cooperative learning methods available for teacher use, ranging from very concrete and prescribed to very conceptual and flexible. Cooperative learning is actually a generic term that refers to numerous methods for organizing and conducting classroom instruction David W. Johnson,2006. Dalam pembelajaran kooperatif para peserta didik dikelompokkan secara arif dan proporsional. Pengelompokan peserta didik dalam suatu kelompok dapat didasarkan pada: fasilitas yang tersedia, perbedaan individu dalam minat belajar dan kemampuan belajar, jenis pekerjaan yang diberikan, wilayah tempat tinggal peserta didik, jenis kelamin, dan berdasarkan lotre atau random. Dalam pembagian kelompok ini, kelompok dibagi secara heterogen baik dari segi kemampuan belajar maupun jenis kelamin agar terjadi dinamika kegiatan belajar yang lebih baik dari kelompok, sehingga tidak terkesan ada kelompok yang kuat dan ada kelompok yang lemah Mulyani Sumantri, 2001: 127-128. Menurut Slavin 2008: 11, lima prinsip metode belajar kooperatif yang dikembangkan dan terus dilakukan serta diperbaiki antara lain: a. STAD Student Teams Achievement Divisions; b. TGT Teams Games Tournament; c. Jigsaw; d. CIRC Cooperative Integrated Reading and Composition; e. TAI Team Assisted Individualization. Selain itu ada juga metode belajar lain masih juga dikembangkan dan dipelajari yaitu: a. Group Investigation; b. Learning Together; c. Complex Instruction; d. Structural Dyadic Methods. Slavin, 2008: 24-25. commit to user 14 Metode kooperatif mempunyai kelebihan-kelebihan dibandingkan metode lain, yaitu: a. Meningkatkan kemampuan siswa; b. Meningkatkan rasa percaya diri; c. Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan keahlian dan pengetahuan; d. Memperbaiki hubungan antar kelompok. Disamping itu ada juga kelemahannya, yaitu: a. Memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakannya; b. Bila terjadi persaingan negatif, maka hasilnya akan buruk. Keberhasilan dari proses belajar kooperatif adalah karena ada 5 prinsip, yaitu: a. Adanya Sumbangan dari Ketua Kelompok Tugas dari seorang ketua kelompok adalah memberikan sumbangan pengetahuannya untuk anggota kelompoknya, karena ketua kelompoknya adalah seseorang yang dinilai berkemampuan lebih dibandingkan dengan anggota yang lainnya. Dalam hal ini anggota kelompok diharapkan dapat memperhatikan, mempelajari informasipenjelasan yang diberikan oleh ketua kelompok jika ada anggota kelompok yang merasa belum jelas, walaupun tugas ini bisa dilakukan oleh anggota yang lain. b. Keheterogenan Kelompok Kelompok belajar yang efektif adalah yang mempunyai anggota kelompok yang heterogen, baik dalam hal jenis kelamin, latar belakang sosial, ataupun tingkat kecerdasan. c. Ketergantungan Pribadi yang Positif Setiap anggota kelompok belajar untuk berkembang dan bekerja satu sama lain. Ketergantungan pribadi ini dapat memberikan motivasi bagi setiap individu karena pada awalnya mereka harus bisa membangun pengetahuannya sendiri terlebih dahulu sebelum bekerja sama dengan temannya. commit to user 15 d. Ketrampilan Bekerja Sama Dalam proses bekerja sama perlu adanya ketrampilan khusus sehingga kelompok tersebut dapat berhasil membawa nama kelompoknya. Proses yang dibutuhkan di sini adalah adanya komunikasi yang baik antar anggota kelompok. e. Otonomi Kelompok Setiap kelompok mempunyai tujuan agar bisa membawa nama kelompoknya untuk menjadi yang terbaik. Jika mereka mengalami kesulitan dalam pemecahan masalah setelah melampaui tahap kegiatan kelompok, maka mereka akan bertanya kepada gurunya bukan kepada kelompok lain. Dalam metode mengajar kooperatif diharapkan siswa bekerja sama satu sama lainnya berdiskusi dan berdebat, menilai kemampuan pengetahuan dan mengisi kekurangan anggota lainnya. Bila diorganisasikan dengan tepat, siswa dapat bekerja sama dengan yang lainnya untuk memastikan bahwa setiap siswa dalam kelompok tersebut telah menguasai konsep yang telah diajarkan. Hal ini akan menumbuhkan realisasi bahwa siswa membutuhkan belajar dan berpikir untuk memecahkan masalah dan mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilannya. Menurut Bennet 1995 dalam Isjoni 2007: 41-43 menyatakan ada lima unsur dasar yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu: 1. Positive Interdependence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya. 2. Interaction Face to Face, yaitu interaksi yang langsung terjadi diantara siswa tanpa adanya perantara dimana hubungan timbal balik yang bersifat positif sehingga dapat mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran. 3. Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok, sehingga siswa termotivasi untuk membantu temannya, karena tujuannya adalah menjadikan setiap anggota kelompoknya menjadi lebih kuat pribadinya. commit to user 16 4. Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi, mengembangkan kemamapuan kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif. 5. Meningkatkan ketrampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah proses kelompok, yaitu siswa belajar ketrampilan bekerjasama dan para siswa mengetahui tingkat keberhasilan dan efektivitas kerjasama yang telah dilakukan. c. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD STAD Student Team Achievement Division dikembangkan oleh Robert E. Slavin dan kawan-kawannya di Universitas John Hopkin, yang merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif paling sederhana. STAD was the most successful cooperative learning technique at increasing student academic achievement, but the bulk of the research on STAD had been conducted at the elementary level and in subject areas other than social studies. STAD consistently had positive effects on learning. Generally, STAD positively affected a cross race relations, b attitude toward school and class, c peer support, d locus of control, e time on task, f peer relationships and, g cooperation. However, few studies examined the effects of STAD on the 7-12 grade levels Armstrong,2008 . E. Slavin 2008: 143 menyatakan bahwa metode STAD adalah metode yang berdasarkan pada pembelajaran kooperatif, dimana siswa dibagi menjadi kelompok untuk bekerjasama dalam tim kelompoknya dalam melaksanakan tugas yang akan diberikan. Dalam metode STAD dibutuhkan hubungan kerja yang baik dan ketrampilan siswa dalam kelompoknya, sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya. Secara umum terdiri dari 5 komponen utama, yaitu: a. Presentasi Kelas Materi pokok dalam STAD adalah pengenalan awal dalam presentasi kelas. Presentasi kelas bisa dilakukan melalui pengajaran secara langsung atau pengajaran diskusi dengan guru, tetapi bisa juga presentasi menggunakan audio visual. Presentasi kelas dalam STAD berbeda dengan pengajaran pada umumnya karena dalam STAD hanya ditekankan pada hal-hal pokok saja. Kemudian siswa harus mendalaminya melalui pembelajaran dalam kelompok. Dengan demikian, commit to user 17 siswa dituntut untuk bersunguh-sungguh dalam memperhatikan materi yang diberikan oleh guru dalam presentasi kelas karena hal tersebut juga akan membantu mereka dalam mengerjakan kuis yang nantinya juga akan mempengaruhi skor dari tim mereka. b. Tim atau Kelompok Tim atau kelompok terdiri dari 4 atau 5 siswa yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda atau heterogen, baik dalam penguasaan materi, jenis kelamin, maupun suku. Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai materi yang diberikan dan juga untuk mempersiapkan anggota tim dalam menghadapi kuis, sehingga semua anggota tim dapat mengerjakan dengan baik. Sesudah guru mempresentasikan materi, anggota tim secara bersama- sama mempelajari lembar kerja atau materi lain yang diberikan guru. Dalam hal ini siswa mendiskusikan masalah atau kesulian yang ada, membandingkan jawaban dari masing-masing anggota tim, dan membetulkan kesalahan konsep dari anggota tim. Tim merupakan hal penting yang harus ditonjolkan dalam STAD. Dalam setiap langkah, titik beratnya terletak pada ingatan anggota tim agar bisa bekerja yang terbaik demi timnya dan cara yang terbaik dalam tim adalah bekerjasama dengan baik. c. Kuis Setelah satu atau dua kali pertemuan guru mempresentasikan materi di kelas dan setelah satu atau dua kali tim melakukan latihan dalam kelompoknya, siswa diberi kuis secara individu. Jadi setiap siswa bertanggung jawab secara individu dalam menguasai materi pelajaran yang diberikan. Hasil selanjutnya diberi skor. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman materi setiap individu. d. Skor Perkembangan Individu Hal ini dimaksudkan untuk memberikan nilai pada setiap siswa jika mereka mengerjakan dengan baik. Masing-masing siswa diberi skor ”cukup” yang berasal dari rata-rata siswa pada kuis yang sama. Setelah siswa mendapatkan nilai, commit to user 18 maka siswa berhak mendapatkan urutan tingkatan nilai dari skor kuis dan berusaha untuk melampaui skor cukup. Dibalik ide skor perkembangan individu adalah untuk menyampaikan tujuan presentasi masing-masing siswa yang dapat dicapai jika siswa bekerja lebih keras dan lebih baik daripada materi yang telah lampau. Keadaannya mungkin siswa mengalami peningkatan skor atau bahkan menurun. e. Pengakuan Penghargaan Tim Tim akan mendapatkan penghargaan atau hadiah jika dapat melampaui kriteria yang telah ditentukan. Skor tim siswa akan digunakan untuk menentukan tingkatan pemahaman siswa. Tim yang paling baik akan diberi penghargaan oleh guru, sehingga akan memacu semangat para anggota tim untuk melakukan yang sebaik-baiknya. Dalam pelaksanaannya, metode pembelajaran kooperatif STAD mempunyai langkah-langkah sebagai berikut: a. Tahap Penyajian Materi Pelajaran Pada tahap ini, bahan atau materi pelajaran kimia diperkenalkan melalui pengajaran secara langsung. Dalam penyajian ini, maka perlu ditekankan pada: 1 Pendahuluan Dalam pendahuluan guru menekankan pada apa yang akan dipelajari peserta didik siswa dan mengapa itu penting. Hal ini dilaksanakan untuk memotivasi siswa dalam mempelajari konsep yang telah diajarkan. 2 Pengembangan a Menentukan tujuan-tujuan yang akan dicapai b Pembelejaran kooperatif menekankan bahwa belajar adalah memahami makna dan bukan hafalan. c Memberikan penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah. d Beralih pada konsep yang lain jika siswa menguasai pakok masalahnya. 3 Praktek Terkendali a Menyuruh siswa mengerjakan soal atau pertanyaan yang diberikan. b Memanggil peserta didik secara random untuk menyelesaikan soal. commit to user 19 c Pemberian tugas kelas. b. Kegiatan Kelompok Selama kegiatan kelompok masing-masing siswa bertugas mempelajari materi yang telah disajikan oleh guru dan membantu teman sekelompok untuk menguasai materi pelajaran tersebut. Guru memberikan lembar kegiatan dan kemudian siswa mengerjakannya secara mandiri dan selanjutnya saling mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya. Apabila diantara teman sekelompok tersebut ada yang kurang memahami, maka anggota kelompok yang lain membantunya. Guru menekankan bahwa lembar kegiatan untuk dipelajari bukan untuk diisi atau diserahkan pada guru. Apabila peserta didik mempunyai suatu permasalahan, sebaiknya ditanyakan terlebih dahulu pada anggota kelompoknya kemudian kalau tidak mampu baru ditanyakan pada gurunya. c. Kuis individu Kuis dilaksanakan secara individu. Siswa tidak diijinkan meminta atau memberi bantuan kepada siswa lain dalam mengerjakan kuis. Hal ini untuk mengetahui pemahaman materi setiap individu dan selanjutnya akan diadakan perbaikan skor dimana pemberian skor didasarkan skor pretes dan postes. Slavin, 2008: 144

4. Modul

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Pemanfaatan Model Pembelajaran Kooperatif STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI SMA Negeri 15 Semarang Pada Materi Pokok Hidrolisis, Ksp,

0 8 115

EFEKTIVITAS PENGAJARAN KIMIA DENGAN METODE PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK IKATAN KIMIA SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL MAN GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

0 5 68

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE GI DAN METODE TAI YANG DILENGKAPI LKS TERHADAP PRESTASI BELAJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN

3 20 64

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE GI YANG DILENGKAPI DENGAN PENERAPAN MEDIA VBL PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA DI SMAN 1 CEPER TAHUN AJARAN 2009 2010

0 3 71

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA SISWA KELAS XI MAN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 8

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TGT DAN STAD TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM DASAR KIMIA.

0 0 7

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DILENGKAPI MEDIA ANIMASI MACROMEDIA FLASH DAN PLASTISIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 SAMBUNGMACAN | Gusband

0 0 8

1| MODUL KIMIA KELAS X MIA

1 2 16