Belajar dan Pembelajaran Tinjauan Pustaka

commit to user 8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar Dalam perkembangan proses pengajaran banyak ditemukan definisi terkait apa yang dimaksud dengan belajar. Hal yang demikian ini disebabkan oleh banyaknya perbuatan-perbuatan yang dapat disebut sebagai perbuatan belajar. Menurut Howard Kingsley, belajar diartikan sebagai proses tingkah laku dalam arti luas yang diubah melalui praktek atau latihan H.J.Gino dkk, 1998: 6. Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulan dan respon. Stimulan yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal – hal lain yang dapat ditangkap melalui panca indera, sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat juga berupa pikiran, perasaan atau tindakangerakan. M. Saekhan M, 2007: 51. Dari berbagai pengertian belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang relatif konstan, proses memperoleh motivasi maupun penguasaan pengetahuan dan ketrampilan dari hasil pengalaman maupun hasil interaksi dengan lingkungan. Perubahan yang terjadi karena belajar dapat berupa perubahan kebiasaan, kecakapan-kecakapan dalam ketiga aspek yaitu aspek pengetahuan kognitif, sikap afektif, dan ketrampilan psikomotorik. Teori belajar yang banyak berpengaruh pada sistem instruksional dewasa ini adalah teori belajar menurut David Ausubel dan Pieget. 1 Teori Belajar Menurut D. Ausubel Menurut teori belajar Ausubel dalam Ratna Wilis Dahar 1989: 111, belajar bermakna menyebabkan informasi yang diterima siswa dapat bertahan lama, apabila informasi yang disimpan dalam otak disimpan kedalam sistem commit to user 9 syaraf-syaraf otak dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu proses belajar dengan keterlibatan siswa dalam menemukan konsep akan lebih bermakna, karena siswa menyaksikan langsung proses yang ada bahkan terlibat didalamnya untuk menemukan konsep tersebut. Jadi dalam belajar bermakna, informasi baru diasimilasikan pada konsep yang relevan yang telah ada dalam struktur kognitif. 2 Teori Belajar Menurut Piaget Menurut Piaget dalam M. Saekhan Muchith 2007: 60-64 perkembangan kognitif merupakan proses genetik, artinya proses yang didasarkan atas mekanisme biologi yakni perkembangan sistem syaraf. Dengan makin bertambahnya umur seseorang, maka semakin komplek susunan sel syaraf dan makin meningkat pula kemampuannya. Piaget berpendapat ada empat tahap perkembangan kognitif seseorang, yaitu: a Tahap sensori motor 0-2 tahun Tahap ini adalah kegiatan motorik dan persepsi yang sangat sederhana antara lain; melakukan rangsangan, memperhatikan sesuatu, mendefinisikan, selalu ingin atau segala objek sehingga kecenderungan untuk melakukan perubahan. b Tahap pra operasional 2-78 tahun Tahap ini lebih ditandai dengan penggunaan simbol atau bahasa tanda. Tahap ini juga dimulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. c Tahap operasional konkret 8-11 tahun Tahap ini ditandai dengan adanya kemampuan menggunakan aturan-aturan yang sistematis, logis, dan empiris. Melakukan transformasi informasi ke dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif. d Tahap operasional formal 11 tahun keatas Tahap ini ditandai dengan adanya kemampuan anak dalam berfikir abstrak dan logis, serta kemampuan menggunakan pola berfikir”kemungkinan” mampu berfikir ilmiah dengan pendekatan hipotesis dedukif dan induktif. b. Pengertian Pembelajaran Beberapa definisi yang berhubungan dengan pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain: commit to user 10 a. Pembelajaran adalah usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor ekstern dan intern dalam kegiatan belajar mengajar H.J.Gino, 1998: 32. b. Menurut Alvin W. Howard, pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan ketrampilan, sikap, cita-cita, penghargaan dan pengetahuan Slameto, 2003: 32. c. Pembelajaran adalah mengatur dan mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar Nana Sudjana, 1996: 7. Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dan aktif dari pengajar untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan pengetahuan, ketrampilan dan tingkah laku pada diri pebelajar. Dengan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa kegiatan belajar- mengajar melibatkan beberapa komponen antara lain: a. Siswa, yaitu seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. b. Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dan peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan tersebut lebih efektif. c. Tujuan pembelajaran adalah pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah proses pembelajaran. Perubahan perilaku tersebut mencakup perubahan kognitif, afektif, dan psikomotor. d. Materi pelajaran, yaitu segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan. e. Metode pembelajaran adalah cara yang tersedia untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan. f. Media pembelajaran, yaitu bahan pelajaran dengan atau tanpa peralatan digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar mereka dapat mencapai tujuan. commit to user 11 g. Evaluasi adalah cara tertentu yang digunakan untuk suatu proses dan hasilnya. Gino, dkk, 1998: 30-31 Jadi, dari beberapa uraian di atas kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang sangat komplek pada pelaksanaan proses pembelajaranya.

2. Efektivitas Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Pemanfaatan Model Pembelajaran Kooperatif STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI SMA Negeri 15 Semarang Pada Materi Pokok Hidrolisis, Ksp,

0 8 115

EFEKTIVITAS PENGAJARAN KIMIA DENGAN METODE PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK IKATAN KIMIA SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL MAN GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

0 5 68

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE GI DAN METODE TAI YANG DILENGKAPI LKS TERHADAP PRESTASI BELAJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN

3 20 64

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE GI YANG DILENGKAPI DENGAN PENERAPAN MEDIA VBL PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA DI SMAN 1 CEPER TAHUN AJARAN 2009 2010

0 3 71

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA SISWA KELAS XI MAN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 8

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TGT DAN STAD TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM DASAR KIMIA.

0 0 7

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DILENGKAPI MEDIA ANIMASI MACROMEDIA FLASH DAN PLASTISIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 SAMBUNGMACAN | Gusband

0 0 8

1| MODUL KIMIA KELAS X MIA

1 2 16