commit to user
31
E. Hitungan Kimia Pada Persamaan Reaksi
Dengan memahami konsep mol, kita dapat menghitung zat-zat yang terlibat dalam suatu reaksi dengan memanfaatkan fungsi koefisien reaksi.
Dalam persamaan reaksi yang setara, koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol, volume gas, dan jumlah partikel.
Dengan menggunakan fungsi koefisien reaksi tersebut kita dapat menyusun langkah-langkah perhitungan kimia pada persamaan reaksi sebsgai
berikut: 1. Menuliskan persamaan reaksi yang setara;
2. Menghitung mol yang diketahui; 3. Menghitung mol zat yang ditanyakan menggunakan fungsi koefisien
reaksi mol A =
B koefisien
A koefisien
× mol B
4. Mengubah satuan mol menjadi satuan yang sesuai dengan pertanyaan. Contoh soal:
12 gram logam magnesium Ar Mg = 24 direaksikan dengan larutan asam klorida menghasilkan larutan magnesium klorida dan gas hydrogen. Berapa
liter gas hydrogen yang dihasilkan pada STP? Jawab:
Mg
s
+ 2 HCl
aq
→ MgCl
2aq
+ H
2g
Mol Mg =
24 12
Ar massa =
= 0,5 mol Mol H
2
=
´ 1
1
mol Mg =
´ 1
1
0,5 = 0,5 mol Volume H
2
= mol × 22,4 = 0,5 × 22,4
= 11,2 liter
commit to user
32
F. Pereaksi Batas
Pereaksi batas adalah pereaksi yang membatasi suatu reaksi karena habis lebih dulu dibanding pereaksi yang lain. Bial zat-zat yang direaksikan dalam
jumlah tertentu, maka perlu ditentukan pereaksi batasnya sebagai pembanding zat-zat lain.
Contoh soal: 12 gram logam Mg direaksikan dengan 0,5 mol HCl menurut reaksi:
Mg + 2 HCl → MgCl
2
+ H
2
Ar Mg = 24 Berapa liter gas hidrogen yang dihasilkan pada STP dan senyawa apa yang
sebagai pereaksi pembatas? Jawab:
mol Mg =
Ar massa
=
24 12
= 0,5 mol Persamaan reaksi; Mg + 2HCl
→ MgCl
2
+ H
2
mula-mula : 0,5
0,5 bereaksi
: 0,25
0,5 0,25
0,25 setimbang :
0,25 -
0,25 0,25
Ø VH
2
= mol × 22,4 = 0,25 × 22,4
= 5,6 liter Ø Dari reaksi di atas maka yang bertindak sebagai pereaksi pembatas
adalah senyawa HCl.
B. Kerangka Berpikir
Proses belajar mengajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisasi dengan baik. Kenyataan di lapangan adalah masih jarangnya
penanganan kesulitan belajar siswa melalui suatu pengajaran yang terencana untuk memberikan bantuan kepada siswa.
Penentuan dalam memilih metode pembelajaran sangat menentukan
commit to user
33
kejelasan penyampaian pelajaran kepada siswa sehingga pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik, untuk itu dalam
memilih metode pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran, materi pengajaran, dan bentuk pengajaran. Pada dasarnya tidak ada metode mengajar
yang paling ampuh untuk semua materi pelajaran, sebab setiap metode mengajar mempunyai kelebihan maupun kekurangan.
Madrasah Aliyah Negeri MAN Karanganyar merupakan lembaga pendidikan yang berbasis agama islam yang berada di kabupaten Karanganyar
yang setara dengan SMA lainnya didalam pembelajarannya masih terlihat mengunggunakan metode konvensional ceramah dalam penyampaian meteri
kimia, siswa dijelaskan materinya oleh guru, kemudian setelah penyampaian materi, guru memberikan soal latihan dan sekaligus tugas untuk dikerjakan di
rumah, sehingga dalam hal ini siswa kurang terlibat dalam proses pembelajarannya dan akibatnya siswa cenderung pasif serta berefek pada prestasi
belajar siswa yang rendah, maka dalam hal ini dipandang bahwa metode pembelajaran yang dilakukan tidak efektif. karena di sini guru hanya memberikan
penjelasan kepada siswa tanpa memperhatikan tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang diberikan. Sehingga perlu menggunakan suatu metode pembelajaran
yang banyak melibatkan siswa menjadi aktif, maka penerapan metode pembelajaran kooperatif dipandang sangatlah penting untuk mengatasi berbagai
masalah pembelajaran tersebut. Karena metode pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode yang di dalamnya siswa bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling
membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam
pemahaman masing-masing siswa. Siswa-siswa dalam kelompok kooperatif akan belajar satu sama lain untuk memastikan bahwa tiap orang dalam kelompok
tersebut telah menguasai konsep-konsep yang telah dipikirkan. Materi perhitungan kimia berisi hukum-hukum dasar kimia, konsep-
konsep, dan rumus- rumus dengan berbagai hubungan serta reaksi - reaksi kima,
commit to user
34
sehingga perlu banyak latihan dalam mempelajarinya. Dalam mempelajari materi tersebut sering ditemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan
soal-soal hitungan kimia, maka berkaitan dengan materi pelajaran tersebut penyampaiannya tidak cukup hanya dengan metode konvensional saja, sehingga
dianggap perlu materi tersebut dikemas dalam bentuk pembelajaran kooperatif agar siswa dapat saling berdiskusi dalam kelompok, saling berargumen dalam
memecahkan konsep materinya bersama siswa yang lain dalam kelompoknya, hal ini diharapkan untuk menbantu tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal.
Penerapan metode pembelajaran kooperatif untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut di atas, maka dipilihlah suatu bentuk metode
pembelajaran kooperatif STAD Student Team Achievement Divisions, metode ini merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran Kooperatif yang
menekankan pada keberhasilan target kelompok dengan asumsi bahwa target hanya dapat dicapai jika setiap anggota tim berusaha menguasai subyek yang
menjadi bahasan. Metode penbelajaran kooperatif STAD akan memotivasi siswa untuk saling membantu anggota kelompoknya dalam menguasai konsep materi
tersebut sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetisi dengan lebih mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan aspek kooperatif. Dengan
metode pembelajaran STAD ini, diharapkan siswa dapat saling membantu dalam kelompoknya dalam menguasai konsep pada materi khususnya tentang
perhitungan kimia yang memerlukan konsep pada materi sebelumnya. Disisi lain, metode pembelajaran koperatif STAD ini merupakan metode pembelajaran
kooperatif yang kegiatan kelompoknya lebih mudah dikendalikan dan diawasi. Sehingga diharapkan siswa dalam proses pembelajarannnya menjadi aktif dan
mudah untuk memahami konsep pada materi perhitungan kimia serta diharapkan prestasi belajar siswa dapat meningkat.
Dalam metode pembelajaran kooperatif STAD Student Team Achievement Divisions, di dalam komponen utamanya yaitu adanya presentasi
kelas, presentasi ini dalam metode pembelajaran kooperatif STAD berbeda dengan pembelajaran pada umumnya karena dalam STAD hanya ditekankan pada
hal-hal pokok saja. Kemudian siswa harus mendalaminya melalui pembelajaran
commit to user
35
dalam kelompok. Maka dari itu untuk menunjang dalam proses metode pembelajaran kooperatif STAD ini diperlukan suatu bentuk media yang dapat
membantu siswa belajar dalam kelompoknya sekaligus siswa dapat belajar secara mandiri. Maka dalam metode pembelajaran kooperatif STAD di sini dilengkapi
media berupa modul. Modul merupakan salah satu jenis media termasuk media cetak yang memuat unit pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa sendiri.
Modul dapat dirumuskan sebagai suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa
mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas Nasution, 1984 : 2005.
Adapun alur pemikiran pada penelitian ini di sajikan dalam bentuk bagan adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Bagan kerangka pemikiran Pembelajaran kimia
menggunakan metode konvensional ceramah
Pembelajaran kimia menggunakan metode pembelajaran kooperatif
STAD Student Team Achievement Divisions dilengkapi
modul. Prestasi belajar rendah
Pembelajaran tidak efektif Prestasi belajar
meningkat Pembelajaran yang
efektif
1. Kondisi siswa menjadi kurang aktif dalam
proses pembelajarannya. 2. Siswa sulit untuk
memahami konsep pada materi perhitungan
kimia. 1. Kondisi siswa menjadi
aktif dalam proses pembelajarannya.
2. Siswa mudah untuk memahami konsep pada
materi perhitungan kimia.
commit to user
36
C. Hipotesis