Tanah dan Hidrologi Nilai ekonomi Taman Nasional Gunung Rinjani: Studi Kasus di Obyek Wisata Otak Kokok Gading dan Desa Perian Kecamatan Montong Gading, Nusa Tenggara Barat

Jika tiap kenaikan 100 m diikuti dengan penurunan suhu terbesar 0.5° C, maka temperatur di puncak Gunung Rinjani berkisar antara 1°C-11°C terutama jika musim kemarau dan bertiup angin yang kencang.

4.4 Tanah dan Hidrologi

Berdasarkan Peta Tanah provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 1993 skala 1 : 1.000.000, dari Pusat Penelitian Tanah Bogor dan Agroklimat, di Taman Nasional Gunung Rinjani terdiri dari jenis tanah regosol, litosol, andosol dan mediteran dengan bentuk wilayah volkan. Jenis tanah regosol kelabu dan litosol menyebar luas di bagian puncak dan sekitar danau Segara Anak. Pada bagian kaki Gunung Rinjani dikelilingi oleh jenis tanah “Brown Forest Soil” andosol dan regosol cokelat yang menyebar dari kecamatan Kopang hingga Kecamatan Aikmel, sedangkan di Kecamatan Swela ditemui jenis tanah mediteran cokelat. Bahan induk tanah-tanah tersebut adalah abu dan pasir volkan yang sangat mudah sensitif tererosi. Hal ini dengan mudah dilihat pada sepanjang jalan pendakian yang banyak mengalami erosi parit gully dengan kedalaman ≥ 50 cm. Demikian juga erosi dan longsor yang terlihat pada puncak Gunung Rinjani. Secara ekologi komposisi vegetasi pada kawasan TNGR dan hutan sekitarnya mempunyai arti yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan tata air di pulau Lombok hal ini dimungkinkan karena kelompok hutan Gunung Rinjani mencakup wilayah yang sangat luas dan merupakan daerah resapan air bagi wilayah-wilayah di sekitarnya tercatat lebih dari 85 mata air berasal dari Gunung Rinjani. Komplek Gunung Rinjani merupakan daerah tangkapan air yang potensial bagi daerah sekitarnya sehingga kawasan tersebut mempunyai fungsi hidro-orologi yang sangat penting bagi daerah sekitarnya. Sekitar 90 sungai di pulau Lombok berhulu di Taman Nasional Gunung Rinjani. Danau segara anak juga salah satu sumber air, penting bagi daerah sekitar komplek Gunung Rinjani. Salah satu daerah yang mengalirkan airnya adalah sungai putih yang mengalir ke arah utara. Air dari sungai ini berwarna putih yang disebabkan oleh pertemuan air panas yang mengandung belerang dan air yang mengalir dari danau. Sumber-sumber air panas dimaksud berada di sebelah utara danau ± 100 meter. Sungai-sungai lainnya : Amoramor, Lekok Reak, Jurit, Perla, kayangan yang bermuara ke laut Jawa. Sedangkan sungai-sungai yang bermuara ke Samudera Hindia antara lain: Lenek, Teratak dan Marongge. Sungai Jaga, Sungai Kokok Belek, Sungai Terutuk, dan Sungai Gerengengan bermuara ke Selat Alas. Mata air panas yang terdapat di TNGR antara lain: Goa Susu, Goa Taman, Goa Payung, Hulu Kali Putih, Sebau dan ada mata air di kaki Gunung Baru Jari yang dipercayai oleh masyarakat setempat dapat digunakan untuk menguji senjata pusaka. Di kaki Gunung Rinjani banyak terdapat mata air dan air terjun seperti Otak Kokok, Kembang Kuning Jeruk manis, Aikmel, Sindang Gile, Tiu Teja Santong. Tabel 3 Luas DAS dan Sub DAS yang tercakup dalam kawasan TNGR No DAS dan Sub DAS Luas Ha 1 DAS Jurit 3.545 2 DAS Putih 2.842 3 DAS Lekok reak 4.344 4 DAS Lekok Kayangan 2.419 5 DAS Lekok Perla 2.484 6 DAS Amoramor 2.002 7 DAS Teratak 3.478 8 Sub DAS Gererengan 2.889 9 Sub DAS Segara Anak 3.221 10 Sub DAS Anak Marongge 3.379 11 Sub DAS Lenek DAS Dodokan 1.023 12 Sub DAS Teratak DAS Dodokan 3.867 13 Sub DAS Kokok Belek 2.168 14 Sub DAS Jaga 3.669 Jumlah 41.330 Sumber: Hasil pengukuran pada Peta Rupa Bumi Indonesia Keterangan DAS Prioritas di Pulau Lombok

4.5 Vegetasi dan Fauna