2.2 Pariwisata objek wisata alam
Menurut UU No 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, dinyatakan bahwa Kawasan Hutan Pelestarian Alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya. Menurut UU Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam
Hayati dan Ekosistemnya. Taman wisata alam adalah kawasan alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Dan UU No 9 Tahun
1990 Tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa, wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakuakan secara sukarela
dan bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan
objek dan daya tarik wisata serat usaha-usaha di bidang tersebut. Dirjen PHKA 2005 menyebutkan bahwa Kawasan Taman Wisata Alam
adalah kawasan pelestarian alam dengan tujuan utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata alam sesuai dengan fungsinya, taman wisata alam dapat
dimanfaatkan untuk: 1
Pariwisata alam dan rekreasi 2
Penelitian dan pengembangan kegiatan pendidikan dapat berupa karya wisata, widya wisata dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian serta peragaan
dokumentasi tentang potensi kawasan wisata alam tersebut 3
Pendidikan 4
Kegiatan penunjang budaya. Menurut Damanik 2006 berbeda dengan wisata konvensional, ekowisata
merupakan kegiatan wisata yang menaruh perhatian besar terhadap kelestarian sumberdaya pariwisata. Masyarakat Ekowisata Internasional mengartikannya
sebagai perjalanan wisata alam yang bertanggungjawab dengan cara mengkonservasi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Objek wisata adalah sesuatu yang menjadi pusat daya tarik wisatawan, dapat berupa 1 yang berasal dari alam, misalnya pantai, pemandangan alam,
pegunungan, hutan, dan lain-lain, 2 yang merupakan hasil budaya, misalnya
museum, candi, galeri, 3 yang merupakan kegiatan, misalnya kegiatan masyarakat keseharian, tarian, karnaval, dan lain-lain. Objek wisata bersifat statis,
yakni cara penjualannya di tempat, tidak bisa dibawa pergi. Oleh karena itu supaya bisa menikmatinya, seseorang perlu aktif mendekatinya Wardiyanta
2006. Pengamatan terhadap objek wisata dapat ditujukan antara lain untuk
mengetahui jenis obyek wisata, kondisi obyektifnya, daya tariknya, sarana dan prasarana pendukungnya, pengelolaannya, peran mayarakat, dunia usaha atau
sektor swasta dan pemerintah setempat dalam pengembangan pariwisata, rencana pengembangannya, tujuannya, realisasi pengembangan-pengembangannya dan
lain-lain. Penelitian terhadap obyek dan daya tarik wisata memiliki arti strategis dalam pengembangan suatu obyek dan daya tarik wisata. Sebagaimana diketahui,
untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang terus berubah dan mengalami perkembangan yang sangat cepat, daya tarik obyek dan wisata pun harus
senantiasa dikembangkan. Supaya tepat dalam setiap langkahnya atau dalam pembuatan kebijakan perusahaan yang dikelolanya maka pengelola pariwisata
perlu mengawali pengembangan pariwisata dengan penelitian pariwisata Wardiyanta 2006.
2.3 Sumber Daya Air