relatif tertinggal low growth and low income Kuncoro, 2002. Kriteria yang digunakan untuk membagi daerah kabupatenkota dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 daerah cepat-maju dan cepat-tumbuh, daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita
yang lebih tinggi dibanding rata-rata daerah acuan atau nasional; 2 daerah maju tapi tertekan, daerah yang memiliki pendapatan per kapita lebih tinggi, tetapi
tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibanding rata-rata daerah acuan atau nasional; 3 daerah berkembang cepat, daerah yang memiliki tingkat
pertumbuhan tinggi, tetapi tingkat pendapatan per kapita lebih rendah dibanding rata-rata daerah acuan atau nasional; 4 daerah relatif tertinggal adalah daerah
yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita lebih rendah dibanding rata-
rata daerah acuan atau nasional. Dikatakan “tinggi” apabila indikator di suatu kabupatenkota lebih tinggi dibandingkan rata-rata daerah acuan
dan digolongkan “rendah” apabila indikator di suatu kabupatenkota lebih rendah dibandingkan rata-rata daerah acuan.
2.1.7. Analisis Shift Share dan Leading Sector
Analisis Shift Share Priyarsono, et al, 2007 adalah salah satu analisis yang digunakan untuk menganalisis berbagai perubahan indikator kegiatan
ekonomi, seperti produksi dan kesempatan kerja, pada dua titik waktu di suatu wilayah tertentu. Hasil analisis dapat menunjukkan perkembangan suatu sektor di
suatu wilayah jika dibandingkan secara relatif dengan sektor-sektor lainnya, apakah perkembangan dengan cepat atau lambat. Hasil analisis ini juga dapat
menunjukkan bagaimana perkembangan suatu wilayah bila dibandingkan dengan
wilayah lainnya, serta dapat menentukan sektor mana yang menjadi leading sector.
Leading sector merupakan sektor yang termasuk dalam kategori progressive berkontribusi tinggi dan tumbuh cepat dan memiliki keunggulan
komparatif comparative advantage di wilayah tersebut. Di samping itu, Tujuan analisis Shift share adalah untuk menentukan produktivitas kerja perekonomian
daerah dengan membandingkan dengan daerah yang lebih besar regional atau nasional. Secara skematik model analisis shift share disajikan pada Gambar1.
Gambar 2.2. Model Analisis shift share.
Sumber: Priyarsono, et al, 2007.
Berdasarkan Gambar 1, dapat dipahami bahwa pertumbuhan sektor perekonomian pada suatu wilayah dipengaruhi oleh beberapa komponen, yaitu:
komponen pertumbuhan nasional PN atau komponen pertumbuhan regional PR, komponen pertumbuhan proporsional PP dan komponen pertumbuhan
pangsa wilayah PPW. Dari ketiga komponen tersebut dapat diidentifikasikan pertumbuhan suatu sektor perekonomian, apakah pertumbuhannya cepat atau
lambat. Apabila PP + PPW ≥ 0, maka pertumbuhan sektor perekonomian
Komponen Pertumbuhan Nasional PN atau
Pertumbuhan Regional
Sektor ke i sektor ke i
Wilayah ke jj Sektor i
Komponen Pertumbuhan
Proporsional PP Komponen
Pertumbuhan Pangsa Wilayah PP
Maju Pp + ppw ≥ 0
Maju Pp + ppw ≥ 0
termasuk ke dalam kelompok progresif maju, tetapi apabila PP + PPW ≤ 0
berarti sektor perekonomian tersebut memiliki pertumbuhan yang lambat. 1. Komponen Pertumbuhan NasionalRegional
Komponen pertumbuhan nasionalregional adalah perubahan produksi suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan produksi nasional secara umum,
perubahan kebijakan ekonomi nasional, atau perubahan dalam hal-hal yang memengaruhi perekonomian suatu sektor dan wilayah. Bila diasumsikan bahwa
tidak ada perbedaan karakteristik ekonomi antarsektor dan antarwilayah, maka adanya perubahan akan membawa dampak yang sama pada semua sektor dan
wilayah. Akan tetapi pada kenyataannya beberapa sektor dan wilayah tumbuh lebih cepat daripada sektor dan wilayah lainnya.
2. Komponen Pertumbuhan Proporsional
Komponen pertumbuhan proporsional tumbuh karena perbedaan sektor dalam permintaan produk akhir, perbedaan dalam ketersediaan barang mentah,
perbedaan dalam kebijakan industri seperti kebijakan perpajakan, subsidi dan price support dan perbedaan dalam struktur dan keragaman pasar.
3. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah
Timbulnya komponen pertumbuhan pangsa wilayah terjadi karena peningkatan atau penurunan PDRB atau kesempatan kerja dalam suatu wilayah
dibandingkan wilayah lainnya. Cepat lambatnya pertumbuhan ditentukan oleh akses pasar, dukungan kelembagaan, keunggulan komparatif, prasarana sosial dan
ekonomi serta kebijakan ekonomi regional pada wilayah tersebut.
2.1.8. Kegunaan Analisis Shift Share