Berdasarkan Gambar 5.4, bisa dilihat, pola dan posisi kabupatenkota di Provinsi Bali dalam kurun waktu 2008-2009. Kabupaten Badung dan Kota
Denpasar berada di kuadran I daerah cepat maju dan cepat tumbuh, yaitu daerah yang memiliki rata-rata laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita
lebih tinggi dibanding dengan Provinsi Bali. Di sisi lain, tidak ada satu pun kabupatenkota yang masuk dalam kategori daerah yang maju tapi tertekan
kuadran II. Pada kuadran III, yang termasuk dalam kategori daerah berkembang cepat,
terdapat dua kabupaten, yaitu Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Buleleng. Sisanya, sebanyak lima kabupaten, menempati posisi sebagai daerah relatif
tertinggal kuadran IV, yaitu Kabupaten Bangli, Kabupaten Tabanan, dan Kabupaten Karangasem, Kabupaten Jembrana, dan Kabupaten Klungkung.
Dari hasil analisis Tipologi Klassen, terdapat beberapa daerah yang tergolong cepat maju dan cepat tumbuh, di sisi lain juga masih terdapat daerah
relatif tertinggal. Daerah yang relatif tertinggal tersebut notabene belum terlalu memiliki potensi pariwisata, baik objek maupun penunjang hotel, seperti halnya
daerah yang tergolong cepat maju dan cepat tumbuh.
5.2 Pertumbuhan dan Pergeseran Sektor-Sektor Perekonomian Sebelum
dan Sesudah Tragedi Bom
5.2.1. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Periode 2000-2001
Komponen pertumbuhan wilayah dibagi menjadi tiga jenis yaitu Pertumbuhan Regional PR, Pertumbuhan Proporsional PP, dan Pertumbuhan
Pangsa Wilayah PPW. Berdasarkan penelitian ini, semua sektor-sektor perekonomian di Provinsi Bali selama periode 2000-2001 memberikan kontribusi
yang positif. Dilihat dari nilai komponen pertumbuhan regional PR di Provinsi Bali ternyata sektor yang memiliki nilai komponen PR yang paling tinggi dari
seluruh sektor adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran yaitu sebesar Rp 83.229,16 juta memiliki kontribusi peningkatan terbesar.
Tabel 5.1. Nilai Komponen Pertumbuhan Regional di Provinsi Bali Tahun 2000-2001 Sebelum Bom Bali 1
No. Sektor perekonomian
PR ij Juta Rupiah
Persen 1 Pertanian
50.671,88 3,45
2 Pertambangan dan Penggalian 1.933,54
3,45 3 Industri Pengolahan
22.240,61 3,45
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 3.847,31
3,45 5 Bangunan
11.540,38 3,45
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 83.229,16
3,45 7 Pengangkutan dan Komunikasi
33.664,61 3,45
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 17.324,86
3,45 9 Jasa-jasa
38.812,10 3,45
Total 263.264,44
3,45 Sumber: BPS Provinsi Bali, 2002 diolah.
Komponen Pertumbuhan wilayah kedua adalah pertumbuhan proporsional PP. Berdasarkan penelitian, sektor perekonomian yang memiliki laju
pertumbuhan cepat adalah sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi,
dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan.
Tabel 5.2. Nilai Komponen Pertumbuhan Proporsional PP di Provinsi Bali Tahun 2000-2001 Sebelum Bom Bali 1
No Sektor perekonomian
PP ij Juta Rupiah
Persen 1 Pertanian
-26.408,59 -1,82
2 Pertambangan dan Penggalian -1.216,44
-2,20 3 Industri Pengolahan
-2.355,34 -0,37
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 5.132,38
4,67 5 Bangunan
3.041,71 0,92
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 3.889,42
0,16 7 Pengangkutan dan Komunikasi
41.332,16 4,30
8 Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 9.416,31
1,90 9 Jasa-jasa
-4.018,83 -0,36
Total -3.669,91
-0,05 Sumber: Bali in Figures, 2002 diolah.
Komponen pertumbuhan wilayah ketiga adalah pertumbuhan pangsa wilayah PPW. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa sektor yang
memiliki nilai PPW 0 yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, dan sektor jasa-jasa. Artinya, sektor tersebut memiliki
daya saing yang tinggi atau baik jika dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia.
Tabel 5.3. Nilai Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW di Provinsi Bali Tahun 2000-2001 Sebelum Bom Bali 1
No Sektor perekonomian
PPW ij Juta Rupiah
Persen 1 Pertanian
15.657,76 1,08
2 Pertambangan dan Penggalian -22,10
-0,04 3 Industri Pengolahan
9.387,76 1,48
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 3.035,31
2,76 5 Bangunan
-4.117,08 -1,25
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran -31.113,68
-1,31 7 Pengangkutan dan Komunikasi
-22.420,73 -2,33
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan -10.592,17
-2,14 9 Jasa-jasa
3.336,73 0,30
Total -4.365,68
-0,06 Sumber: Bali in Figures, 2002 diolah.
5.2.2. Pergeseran Bersih dan Profil Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali Tahun 2000-2001