“tinggi” apabila indikator di suatu kabupatenkota lebih tinggi dibandingkan rata- rata seluruh kabupatenkota di Provinsi Bali.
5.1.1 Klasifikasi KabupatenKota di Provinsi Bali Sebelum dan Sesudah Tragedi Bom
Gambar 5.1. Plot Laju Pertumbuhan PDRB dan PDRB Per Kapita untuk KabupatenKota di Provinsi Bali, Tahun 2000-2001 Sebelum Bom
Bali 1
Pada Gambar 5.1, bisa dilihat, sebelum bom Bali 1, daerah yang cepat maju dan cepat tumbuh kuadran I hanya Kabupaten Badung. Kabupaten tersebut
memiliki rata-rata laju pertumbuhan dan PDRB per kapita lebih tinggi dibandingkan rata-rata Provinsi Bali. Di sisi lain, tidak ada satu pun
kabupatenkota yang masuk dalam kategori daerah yang maju tapi tertekan kuadran II. Pada kuadran III, yang termasuk dalam kategori daerah berkembang
cepat, terdapat empat kabupaten dan satu kota yaitu Kabupaten Gianyar, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Buleleng, dan Kota
Denpasar. Sisanya, sebanyak tiga kabupaten, menempati posisi sebagai daerah relatif tertinggal kuadran IV, yaitu Kabupaten Bangli, Kabupaten Tabanan, dan
Kabupaten Karangasem. Gambar 5.2. Plot Laju Pertumbuhan PDRB dan PDRB Per Kapita untuk
KabupatenKota di Provinsi Bali, Tahun 2003-2004 Sesudah Bom Bali 1 atau Sebelum Bom Bali 2
Periode berikutnya Gambar 5.2, yakni sesudah bom Bali 1 12 Oktober 2002, bisa dilihat bahwa ada daerah yang cukup terkena imbas akibat tragedi
tersebut. Kabupaten Klungkung misalnya, menurut analisis Tipologi Klassen, kabupaten Klungkung yang semula berada di kuadran III daerah yang
berkembang cepat pada periode analisis 2003-2004 berada di kuadran IV daerah
relatif tertinggal. Hal ini menunjukkan bahwa adanya tragedi bom Bali 1 di Provinsi Bali berdampak pada bergesernya posisi Kabupaten Klungkung ke
kuadran IV. Periode 2003-2004, selain merupakan periode sesudah bom bali 1, juga
termasuk dalam periode sebelum bom Bali 2 1 Oktober 2005. Pada periode tersebut dapat dilihat bahwa sebelum bom Bali 2 Kabupaten Badung dan Kota
Denpasar termasuk daerah cepat maju dan cepat tumbuh kuadran I, sedangkan kuadran kedua, yang merupakan daerah maju tapi tertekan, tidak ada satupun
kabupatenkota yang berada pada kuadran tersebut. Sebanyak lima kabupaten berada pada klasifikasi daerah berkembang cepat, yaitu Kabupaten Buleleng,
Kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Karangasem. Sisanya, sebanyak dua kabupaten, menempati posisi daerah relatif
tertinggal, yaitu Kabupaten Bangli dan Kabupaten Klungkung. Gambar 5.3. Plot Laju Pertumbuhan PDRB dan PDRB Per Kapita untuk
KabupatenKota di
Provinsi Bali,
Tahun 2006-2007
Sesudah Bom Bali 2
Periode berikutnya Gambar 5.3, yakni sesudah bom Bali 2 1 Oktober 2005, bisa dilihat bahwa ada daerah yang cukup terkena dampak dari tragedi bom
tersebut. Kabupaten Gianyar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng misalnya, menurut analisis
Tipologi Klassen, semula berada di kuadran III daerah yang berkembang cepat pada periode analisis 2006-2007 berada di kuadran IV daerah relatif tertinggal.
Dari hasil tersebut, dapat terlihat bahwa tragedi bom baik yang pertama maupun yang kedua berdampak sangat signifikan bagi perekonomian Provinsi
Bali, khususnya dari sisi spasial. Terdapat beberapa kabupaten yang sangat merasakan dampak dari tragedi bom tersebut, misalnya Kabupaten Klungkung.
Kabupaten Klungkung yang pada periode 2000-2001 sebelum bom Bali 1 berada pada kuadran III, periode 2003-2004 sesudah bom Bali 1 berada pada
kuadran IV, dan periode 2006-2007 tetap di kuadran IV. Kabupaten Gianyar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Karangasem, dan
Kabupaten Buleleng menurut analisis Tipologi Klassen, semula berada di kuadran III daerah yang berkembang cepat pada periode analisis 2006-2007 berada di
kuadran IV daerah relatif tertinggal. Hal ini menunjukkan bahwa adanya tragedi bom Bali 2 di Provinsi Bali berdampak pada bergesernya posisi Kabupaten
Gianyar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng ke kuadran IV.
Selanjutnya, Kabupaten Badung misalnya, pada periode 2000-2001 sebelum bom Bali, 2003-2004 sesudah bom Bali 1, dan 2006-2007 sesudah
bom Bali 2 tetap berada di kuadran I daerah cepat maju dan cepat tumbuh. Di
sisi lain, Kabupaten Bangli pada periode 2000-2001 sebelum bom Bali, 2003- 2004 sesudah bom Bali 1, dan 2006-2007 sesudah bom Bali 2 tetap berada
pada kuadran IV daerah relatif tertinggal. Dengan
demikian berdasarkan
pembahasan klasifikasi
posisi perekonomian menurut Tipologi Klassen di atas, maka jika dilihat dari
persyaratan pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa kabupaten yang relatif tertinggal. Hal ini perlu mendapat perhatian yang serius
dari pemerintah daerah Provinsi Bali maupun pemerintah pusat, dan pembangunan di beberapa kabupaten tersebut harus menjadi prioritas utama.
5.1.2. Klasifikasi KabupatenKota di Provinsi Bali 2008-2009