Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Periode 2006-2007

Tabel 5.9. Banyaknya Wisatawan yang Datang Langsung ke Bali Periode 2000-2004 2000 2001 2002 2003 2004 Jumlah jiwa 1.408.249 2.509.882 1.570.859 1.684.300 2.041.960 Pertumbuhan - 78,23 -37,41 7,22 21,23 Sumber: BPS Provinsi Bali, 2005 diolah.

5.2.5. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Periode 2006-2007

Berdasarkan Tabel 5.10, semua sektor-sektor perekonomian di Provinsi Bali selama periode 2006-2007 memberikan kontribusi yang positif. Dilihat dari nilai komponen pertumbuhan regional PR di Provinsi Bali ternyata sektor yang memiliki nilai komponen PR yang paling tinggi dari seluruh sektor adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran yaitu sebesar Rp 430.302,70 juta. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran ini memiliki kontribusi peningkatan terbesar. Tabel 5.10. Nilai Komponen Pertumbuhan Regional di Provinsi Bali Tahun 2006-2007 Sesudah Bom Bali 2 No Sektor perekonomian PR ij Juta Rupiah Persen 1 Pertanian 301.103,40 6,345 2 Pertambangan dan Penggalian 8.667,00 6,345 3 Industri Pengolahan 132.163,00 6,345 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 20.791,20 6,345 5 Bangunan 54.004,50 6,345 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 430.302,70 6,345 7 Pengangkutan dan Komunikasi 146.367,10 6,345 8 Keuangan, persewaan, dan Jasa Perusahaan 105.448,30 6,345 9 Jasa-jasa 198.787,70 6,345 Total 1.397.634,80 6,345 Sumber: BPS Provinsi Bali, 2008 diolah. Selanjutnya adalah pertumbuhan proporsional PP. Berdasarkan Tabel 5.11, sektor perekonomian yang memiliki laju pertumbuhan cepat adalah sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Tabel 5.11. Nilai Komponen Pertumbuhan Proporsional PP di Provinsi Bali Tahun 2006-2007 Sesudah Bom Bali 2 No Sektor perekonomian PP ij Juta Rupiah Persen 1 Pertanian -135.237,01 -2,83 2 Pertambangan dan Penggalian -6.008,84 -4,37 3 Industri Pengolahan -34.293,15 -1,64 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 13.312,47 4,03 5 Bangunan 19.129,42 2,23 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 179.863,12 2,63 7 Pengangkutan dan Komunikasi 179.722,51 7,74 8 Keuangan, persewaan, dan Jasa Perusahaan 28.248,25 1,69 9 Jasa-jasa 4.550,03 0,14 Total 9.987,54 0,05 Sumber: BPS Provinsi Bali, 2008 diolah. Dilihat dari komponen pertumbuhan pangsa wilayah PPW, hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa sektor yang memiliki nilai PPW0 yaitu sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan. Artinya, sektor tersebut memiliki daya saing yang tinggi atau baik jika dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia. Tabel 5.12. Nilai Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW di Provinsi Bali Tahun 2006-2007 Sesudah Bom Bali 2 No Sektor perekonomian PPW ij Juta Rupiah Persen 1 Pertanian -46.831,62 -0,98 2 Pertambangan dan Penggalian 1.428,87 1,04 3 Industri Pengolahan 94.093,12 4,49 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih -8.078,67 -2,45 5 Bangunan -20.911,91 -2,44 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran -92.241,88 -1,35 7 Pengangkutan dan Komunikasi -73.812,69 -3,18 8 Keuangan, persewaan, dan Jasa Perusahaan -73.205,53 -4,37 9 Jasa-jasa -114.993,62 -3,64 Total -95.254,36 -0,43 Sumber: Bali in Figures, 2008 diolah. 5.2.6. Pergeseran Bersih dan Profil Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali Tahun 2006-2007 Sesudah Bom Bali 2 Tabel 5.13. Nilai Pergeseran Bersih PB Sektor-Sektor Perekonomian di Provinsi Bali Tahun 2006-2007 Sesudah Bom Bali 2 No Sektor perekonomian PB ij Juta Rupiah Persen 1 Pertanian -182068,62 -3,81 2 Pertambangan dan Penggalian -4579,97 -3,33 3 Industri Pengolahan 59799,97 2,85 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 5233,80 1,59 5 Bangunan -1782,49 -0,21 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 87621,25 1,28 7 Pengangkutan dan Komunikasi 105909,83 4,56 8 Keuangan, persewaan, dan Jasa Perusahaan -44957,28 -2,69 9 Jasa-jasa -110443,60 -3,50 Total -85266,81 -0,38 Sumber: Bali in Figures, 2008 diolah. Berdasarkan Tabel 5.13, dapat dilihat bahwa selama periode 2006-2007 atau sesudah bom Bali 2 sektor perekonomian yang memiliki pertumbuhan yang progressive yaitu sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Sedangkan sektor-sektor lain pertumbuhannya tidak progressive. Gambar 5.7. Profil Pertumbuhan Sektor Perekonomian di Provinsi Bali Periode 2006-2007 Sesudah Bom Bali 2 Periode berikutnya Gambar 5.7, yakni sesudah bom Bali 2 1 Oktober 2005, bisa dilihat bahwa dari adanya tragedi tersebut berdampak signifikan terhadap beberapa sektor, misalnya keuangan persewaan dan jasa perusahaan. Pada periode sebelum bom Bali 2 2003-2004 berada di kuadran I PP 0 dan PPW 0, namun pada periode sesudah bom Bali 2 2006-2007 berada di kuadran II PP 0 dan PPW 0. Bom Bali 2 yang memorak-morandakan Provinsi Bali sangat memengaruhi kondisi sektor perekonomian, khususnya sektor pariwisata. Sektor yang mendukung sektor pariwisata terkena dampak akibat tragedi bom yang terjadi di Kuta dan Jimbaran tersebut, yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Terlihat pada periode 2000-2001 sebelum bom Bali 1, periode 2003- 2004 sesudah bom Bali 1 dan sebelum bom Bali 2, dan periode 2006-2007 sesudah bom Bali 2 tetap di kuadran 2, dengan peregeseran-pergeseran fluktuatif yang relatif sedikit. Hal ini disebabkan oleh fluktuasi banyaknya wisatawan yang datang ke Bali, khususnya sesudah bom Bali 2 Tabel 5.14. Tabel 5.14. Banyaknya Wisatawan yang Datang Langsung ke Bali Periode 2005-2007 2005 2006 2007 Jumlah jiwa 1.388.984 1.262.537 1.668.531 Pertumbuhan - -9,10 32,16 Sumber: BPS Provinsi Bali, 2008 diolah

5.2.7. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Periode 2008-2009