Konsep Wilayah Tinjauan Teori dan Konsep

pola-pola hubungan ekonomi yang beragam. Sehingga perkembangan ini dapat memberikan ancaman bagi negara, masyarakat, dan individu untuk mengakses atau memperoleh sumber daya ekonominya. Hal ini dapat terlihat ketika maraknya investasi maupun liberalisasi di sektor ekonomi yang tanpa memperhatikan keamanan ekonomi mengakibatkan hilangnya kesempatan bagi masyarakat maupun individu untuk mengelola sumaber daya ekonominya sendiri. Kejadian ini dapat kita lihat ketika terjadinya krisis yang disebabkan oleh aktor-aktor non-negara. 4. Keamanan Sosial societal security, objek keamanan itu sendiri berada pada skala identitas kolektif yang luas dimana berfungsi independen dalam sebuah negara seperti bangsa nations dan agama. Nilai, norma, identitas dan budaya merupakan elemen penting bagi sebuah society, namun dengan kondisi Indonesia saat ini yang terdiri dari beragam suku bangsa nations mengakibatkan terjadinya persaingan dalam dinamika sosial untuk memperkuat nilai, identitas, norma dan budaya diantara suku bangsa. Sehingga dalam proses ini tidak dapat terhindrakan pergesekkan antara satu suku bangsa dengan suku bangsa lainnya. Oleh karena itu perlu adanya perangkat dan alat dalam menjelaskan dan menganalisis fenomena societal security tersebut Kompasiana, 2011.

2.1.4. Konsep Wilayah

Priyarsono, et al 2007 menyatakan, wilayah diartikan sebagai suatu unit geografi yang dibatasi oleh kriteria tertentu yang bagian-bagiannya tergantung secara internal. Wilayah dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: 1 wilayah homogen, 2 wilayah nodal, 3 wilayah perencanaan, dan 4 wilayah administratif. 1. Wilayah Homogen Konsep ini dipandang sebagai daerah-daerah geografik yang dikaitkan bersama-sama menjadi satu daerah tunggal, apabila daerah-daerah tersebut memiliki ciri-ciri yang seragamrelatif sama. Ciri-ciri kehomogenan itu dapat bersifat ekonomi misalnya daerah dengan struktur produksi dan konsumsi yang serupa, bersifat geografi misalnya wilayah yang mempunyai topografiiklim yang sama, bahkan dapat juga bersifat sosialpolitik misalnya kepribadian suatu wilayah yang bersifat tradisional kepada partai. Dengan demikian, apabila terjadi suatu perbedaan pada suatu wilayah akan berpengaruh terhadap wilayah lainnya. Wilayah homogen pantai utara Jawa Barat Indramayu, Subang, dan Karawang merupakan salah satu contoh wilayah homogen dari segi produksi padi. Dengan kata lain, setiap perubahan yang terjadi di wilayah tersebut, seperti subsidi harga pupuk, perubahan harga padi dan sebagainya akan mempengaruhi seluruh bagian wilayah tersebut dengan proses yang sama. 2. Wilayah Nodal Wilayah nodal merupakan kesatuan wilayah yang heterogen dan memiliki hubungan yang erat satu sama lain dengan distribusi penduduk manusia, sehingga terbentuk suatu kota-kota besar, kotamadya, maupun desa-desa. Ciri umum pada daerah-daerah nodal adalah penduduk kota tidak tersebar secara merata di antara pusat-pusat yang sama besarnya, melainkan tersebar pula di antara pusat-pusat yang besarnya berbeda-beda dan secara keseluruhan membentuk suatu hirarki perkotaan urban hierarchy, sehingga timbul ketergantungan antar pusat inti dan daerah belakangnya hinterland. Hal ini menyebabkan terjadinya pertukaran barang dan jasa secara intern di dalam wilayah tersebut. Daerah belakang akan menjual barang-barang mentah dan jassa tenaga kerja kepada daerah inti, sedangkan daerah inti akan menjual ke daerah belakang dalam bentuk barang jadi. Wilayah nodal contohnya adalah Provinsi DKI Jakarta dan Bodetabek Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi yang mana DKI sebagai daerah inti dan Bodetabek sebagai daerah belakangnya. 3. Wilayah Administrattif Wilayah administratif merupakan wilayah yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan kepentingan administrasi pemerintahpolitik, seperti: provinsi, kabupaten, kecamatan, desakelurahan, dan RTRW. Hal ini disebabkan dua faktor, yaitu: 1 dalam melaksanakan kebijaksanaan dan rencana pembangunan wilayah diperlukan tindakan dari berbagai badan pemerintahan, dan 2 wilayah yang batasnya ditentukan berdasarkan satuan administrasi pemerintah lebih mudah dianalisis. 4. Wilayah perencanaan Wilayah perencanaan didefinisikan sebagai wilayah yang memperlihatkan kesatuan keputusan-keputusan ekonomi. Wilayah perencanaan harus memiliki ciri-ciri: 1 cukup besar untuk mengambil keputusan-keputusan investasi yag berskala ekonomi. 2 mampu mengubah industrinya sendiri dengan tenaga kerja yang ada, 3 memiliki struktur ekonomi yang homogen, 4 mempunyai sekurang-kurangnya satu titik pertumbuhan, 5 menggunakan suatu cara pendekatan perencanaan pembangunan dan 6 masyarakat dalam wilayah mempunyai kesadaran bersama terhadap persoalan-persoalannya. Wilayah perencanaan yang lebih menekankan pada aspek fisik dan ekonomi adalah BALERANG Pulau Batam, Pulau Rembang, Pulau Galang, wilayah perencanaan tersebut adalah lintas batas administrasi. Gunawan 2000 mengatakan, pertumbuhan suatu wilayah sering kali tidak seimbang dengan wilayah lainnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: perbedaan karakteristik potensi sumberdaya manusia, demografi, kemampuan sumberdaya manusia, potensi lokal, aksesabilitas dan kekuasaan dalam pengambilan keputusan serta aspek potensi pasar. Berdasarkan perbedaan ini, wilayah dapat diklasifikasikan dalam empat wilayah, yaitu: 1. Wilayah Maju Wilayah maju merupakan wilayah yang telah berkembang dan diidentifikasikan sebagai wilayah pusat pertumbuhan, pemusatan penduduk, industri, pemerintahan, pasar potensial, tingkat pendapatan yang tinggi dan memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas. Perkembangan wilayah maju didukung oleh perkembangan sumberdaya yang ada di wilayah tersebut maupun wilayah belakangnya hinterland dan potensi lokal yang strategis. Sarana pendidikan yang memadai serta pembangunan infrastuktur yang lengkap, seperti jalan, pelabuhan, alat komunikasi dan sebagainya mengakibatkan aksesabilitas yang tinggi terhadap pasar domestik maupun internasional. 2. Wilayah Sedang Berkembang Wilayah ini memiliki karakteristik pertumbuhan penduduk yang cepat sebagai implikasi dari peranannya sebagai penyangga wilayah maju. Wilayah sedang berkembang juga mempunyai tingkat pendapatan dan kesempatan kerja yang tinggi, potensi sumberdaya alam yang melimpah, keseimbangan antara sektor pertanian dan industri serta mulai berkembangnya sektor jasa. 3. Wilayah Belum Berkembang Potensi sumberdaya alam yang ada pada wilayah ini, keberadaannya masih belum dikelola dan dimanfaatkan. Tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduk masih rendah, aksesabilitas yang kurang terhadap wilayah lain. Struktur ekonomi wilayah didominasi oleh sektor primer dan belum mampu membiayai pembangunan secara mandiri. 4. Wilayah Tidak Berkembang Karakteristik wilayah ini diidentifikasikan dengan tidak adanya sumberdaya alam, sehingga secara alamiah tidak berkembang. Pembangunan infrastuktur pun tidak lengkap. Selain itu, tingkat kepadatan penduduk, kualitas sumberdaya manusia dan tingkat pendapatan masih tergolong rendah.

2.1.5. Konsep Pembangunan Wilayah