Tingkat Kedetailan PenggunaanPenutupan Lahan

Tingkat konsistensi tipe penggunaanpenutupan lahan dapat diketahui dari persentase luas penggunaanpenutupan lahan yang dominan pada masing-masing klasifikasi di setiap ukuran poligon. Lebih lengkapnya disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Tingkat konsistensi tipe penggunaanpenutupan lahan No Kelas Rentang Persentase 1 Tidak Konsisten TK 0 - 25 2 Agak Konsisten AK 25 - 50 3 Konsisten K 50 - 75 4 Sangat Konsisten SK 75 - 100

3.3.6. Tingkat Kedetailan PenggunaanPenutupan Lahan

Tingkat kedetailan penggunaanpenutupan lahan mengacu pada sistem klasifikasi United States Geological Survey USGS. Penyusunan sistem multitingkat dilakukan karena tingkat kerincian data dapat diperoleh dari hasil penginderaan jauh yang berbeda bergantung pada sistem sensor dan resolusi citranya Lillesand Kiefer, 1999. Sistem ini membagi tingkatan klasifikasi penggunaanpenutupan lahan menjadi 4 tingkatan tingkat I, II, III, dan tingkat IV. Tingkat I dan II ditetapkan oleh USGS. Sedangkan untuk tingkat III dan IV ditetapkan oleh pengguna lokal berdasarkan sistem USGS, mengingat bahwa kategori pada tiap tingkat harus dapat dikelompokkan ke dalam kategori pada tingkat yang lebih tinggi Anderson et al, 1976. Pembagian level klasifikasi penggunaanpenutupan lahan disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Sistem Klasifikasi PenggunaanPenutupan Lahan untuk digunakan dengan Data Penginderaan Jauh No. Tingkat 1 Tingkat 2 1 Perkotaan atau Lahan Bangunan 1.1. Pemukiman 1.2. Perdagangan dan Jasa 1.3. Industri 1.4. Transportasi, Komunikasi, dan Umum 1.5. Kompleks Industri dan Perdagangan 1.6. Perkotaan Campuran atau Lahan Bangunan 1.7. Perkotaan atau Lahan Bangunan Lainnya 2 Lahan Pertanian 2.1. Tanaman Semusim dan Padang Rumput 2.2. Daerah Buah-buahan, Jeruk, Anggur, Labu Bibit, dan Tanaman Hias 2.3. Tempat Pengembalaan Terkurung 2.4. Lahan Pertanian Lainnya 2.5. Lahan Tanaman Obat 3 Lahan peternakan 3.1. Lahan Peternakan Semak dan Belukar 3.2. Lahan Peternakan Campuran 4 Lahan hutan 4.1. Lahan Hutan Gugur Daun Musiman 4.2. Lahan Hutan Selalu Hijau 4.3. Lahan Hutan Campuran 5 Air 5.1. Sungai dan Kanal 5.2. Danau 5.3. Waduk 5.4. Teluk dan Muara 6 Lahan Basah 6.1. Lahan Hutan Basah 6.2. Lahan Basah Bukan Hutan 7 Lahan Gundul 7.1. Dataran Garam Kering 7.2. Gisik 7.3. Daerah Berpasir Selain Gisik 7.4. Batuan Singkapan Gundul 7.5. Tambang Terbuka, Pertambangan, dan Tambang Kerikil 7.6. Daerah Peralihan 7.7. Lahan Gundul Campuran 8 Padang Lumut 8.1. Padang Lumut Semak Belukar 8.2. Padang Lumut Tumbuhan Obat 8.3. Padang Lumut Lahan Gundul 8.4. Padang Lumut Basah 8.5. Padang Lumut Campuran 9 Es atau Salju Abadi 9.1. Lapangan Salju Abadi 9.2. Glasier Sumber: Lillesand Kiefer, 1999 3.3.7. Analisis Regresi Pengukuran Objek pada Citra Quickbird dengan Pengukuran Objek di Lapang Pada pengecekan lapang dilakukan juga pengambilan data pengukuran objek dengan menggunakan meteranpita ukur. Objek yang diukur berupa lebar jalan, lebar jembatan dan panjang jembatan. Hasil pengukuran objek tersebut dihubungkan dengan pengukuran objek yang sama pada citra untuk dihitung nilai regresi linier sederhananya. Rumusnya adalah sebagai berikut: Y = a + bX keterangan: Y = peubah tak bebas pengukuran objek di lapang X = peubah bebas pengukuran objek di citra a = konstanta b = kemiringan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Fusi pada Citra Quickbird