Akurasi Hasil Interpretasi Citra

fenomena yaitu penggunaan lahan dan jaringan jalan setiap RW. Semakin banyak jumlah peluang penggunaan lahan dan jaringan jalan dan semakin rata sebaran luas atau jenis pemanfaatannya, nilai Entropy semakin besar.

2.6. Akurasi Hasil Interpretasi Citra

Kebutuhan untuk menilai akurasi dari peta yang dihasilkan dari data penginderaan jauh, telah menjadi universal dan diakui sebagai komponen proyek yang tidak terpisahkan Congalton, 2000. Dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar proyek membutuhkan tingkat akurasi tertentu yang dicapai untuk proyek dan peta yang dianggap akan sukses. Dengan mempekerjakan data penginderaan jauh sebagai lapisan aplikasi luas dari sistem informasi geografis SIG, kebutuhan untuk penilaian semacam itu telah menjadi penting bahkan lebih kritis. Ada sejumlah alasan mengapa penilaian ini sangat penting, termasuk: Kebutuhan untuk melakukan evaluasi diri dan belajar dari kesalahan Anda Kemampuan untuk membandingkan metode algoritma analis kuantitatif Keinginan untuk menggunakan peta yang dihasilkan informasi spasial dalam beberapa proses pengambilan keputusan Martono 2008 berkesimpulan bahwa penggunaan metode analisis digital citra satelit “Hybrid Supervised Classification” untuk mendeteksi penyebaran lahan sawah dan penggunaanpenutupan lahan telah menghasilkan tingkat ketelitian accuracy analisis yang tertinggi karena dalam analisis dan klasifikasi citra tersebut telah mempertimbangkan masukan keterpisahan nilai spektral dan data informasi lapangan hybrid classification. Informasi baku tentang tingkat ketelitiankebenaran hasil analisis data digital ini sangat penting dan berguna bagi pemanfaatan data dan aplikasi bagi pengguna. Menurut Wibowo 2010, ketelitian klasifikasi adalah ketepatan dan keakuratan peta dalam pendeteksian dan pengidentifikasian suatu objek. Perhitungan ketelitian klasifikasi peta tutupan lahan dilakukan dengan menghitung nilai kappa dari matriks konfusi dengan menggunakan data inspeksi lapangan ground truth sebagai referensi validasi. Adapun perancangan matriks konfusi adalah dengan cara membuat tabulasi silang crosstab antara data hasil interpretasi data peta tutupan lahan dengan data sebenarnya data inspeksi lapangan. Nilai kappa adalah tingkat ketelitian dari suatu klasifikasi.

2.7. Regresi Linier Sederhana