yang baik dari Mae. Dari situ keduanya pun akhirnya sadar bahwa kehidupan
yang mapan tanpa pelajaran agama bagaikan nasi tanpa garam.
Dalam film terbarunya yang bertajuk Get Married 99 Muhrim, bisa dibilang menghadirkan kisah yang lebih seru, dan menginspirasi. Lewat film
ini penonton diajak untuk menemukan hidayah. Ini perbedaan Get Married
dengan film-film sejenisnya yang lebih banyak mengumbar komedi dan kurang memperhatikan pesan dan nilai positif dari film tersebut.
Disini juga terlihat perbedaan dengan film Get Merried yang sebelum-sebelumnya yang
lebih banyak mengisahkan drama dan komedi. Dalam film Get Married 99 Muhrim ini salah satu kunci kesuksesannya
terletak pada pengangkatan isu-isu yang masih terjadi hingga saat ini, seperti pada lingkup masyarakat disekitar kita yang masih asing dengan
berpenampilan syar’I. Bahkan sebagian orang menganggap bahwa
berpenampilan seperti itu merupakan salah satu ciri khas dari aliran sesat. Dalam film Get Merried 99 Muhrim ini dibalik gendre komedi yang
ditampilkan namun, film ini juga banyak mengungkapkan pesan-pesan moral yang berkaitan dengan ajaran islam tentunya dan sosial yang ditujukan kepada
masyarakat tanpa maksud menggurui. Film ini menjadi menarik ketika pesan serta isi dalam film ini
menyampaikan pandangan tentang bagaimana sebuah keluarga yang apabila tidak diisi dengan pembinaan agama yang benar maka terasa sulit menjalani
kehidupan di dunia ini. Pesan yang terkesan berat tetapi bisa diterima oleh
penonton dengan mudah karena pengemasanya yang ringan namun tetap berbobot. Tema yang diangkat pun selalu berbicara tentang masalah yang
terjadi di masyarakat dikemas menjadi menyenangkan lewat aksi penuh tawa
yang diperankan antar pemain serta penuh makna.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk menemukan makna yang ada dalam film tersebut. Peneliti
bermaksud menyusun skripsi dengan judul
“Representasi Islam Dalam Film Get Married 99 Muhrim
”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang masalah di atas, penulis membatasi untuk mempermudah penyusunan dengan membatasi
pengambilan adegan-adegan dalam film “Get Married 99 Muhrim” yang
memiliki simbol dan merepresentasikan busana muslimah, sapaan salam, serta arti perkawinan.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : a.
Bagaimana makna denotasi, konotasi dan mitosl yang terdapat dalam film Get Married 99 Muhrim?
b. Bagaimana islam direpresentasikan dalam film Get Married 99
Muhrim?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui makna denotasi, konotasi dan mitos dalam film
Get Married 99 Muhrim. b.
Untuk mengetahui bagaimana islam direpresentasikan dalam film Get Married 99 Muhrim.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan menjadi referensi di bidang ilmu komunikasi, bagi mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, dalam mengembangkan penelitian skripsi menganalisis film dalam
kajian semiotika. b.
Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan para akademisi dakwah dalam mengemas pesan melalui media audio visual
yaitu film. Selain itu, dari segi praktis diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi praktisi perfilman terutama untuk memberikan sudut
pandang lain dalam melihat sebuah film.
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang pemecahan masalahnya dengan menggunakan data empiris yang bertujuan mengembangkan pengertian tentang individu dan kejadian
dengan memperhitungkan konteks yang relevan.
5
Penulis akan menggunakan data-data empiris lainnya unruk memberikan makna yang
ingin disampaikan dalam film Get Married 99 Muhrim, agar penafsiran pesan dalam film Get Married 99 Muhrim tepat dengan isi pesan yang
ingin disampaikan. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma kostruktivis. Aliran ini
melihat bahwa realitas ada sebagai hasil konstruksi dari kemampuan berpikir seseorang.
6
Maka analisis dalam pandangan konstruktivis ialah menentukan bagaiman realitas dikonstruksi dan menggunakan cara apa
konstruksi tersebut dibentuk. Paradigma ini dipakai peneliti untuk menggali makna dan mengkonstruksikan pesan-pesan yang ingin
disampaikan kepada penonton.
5
Mashuri dan M. Zainuddin, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif Malang: Refika Aditama, 2008, h. 13.
6
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori Praktik, Jakarta: Bumi Aksara, 2013, h.48.
2. Metode penelitian
Dalam menganalisis penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah analisis semiotika. Semiotika mempelajari sistem-sistem, aturan-
aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.
7
Peneliti memilih analisis semiotika Roland Barthes untuk menganalisis film Get Married 99 Muhrim. Dalam semiotika
model ini, sistem signifikasi terbagi ke dalam dua tingkatan, dimana denotasi merupakan tingkat pertama, sementara konotasi merupakan
tingkat kedua. Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos. Mitos adalah bagaimana kebudayaan
menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam.
8
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah film Get Married 99 Muhrim, sedangkan objek penelitiannya adalah potongan adegan dalam film Get Married 99
Muhrim yang berkaitan dengan unsur keislaman yang disampaikan.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara, adalah teknik pencarian data atau informasi mendalam
yang diajukan kepada responden atau informan dalam bentuk
7
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi Jakarta:PT. Kencana Prenada Media Grup,2006.h. 263.
8
Alex sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, h. 127-128.