didalamnya.  Mitos  dapat  berangkai  menjadi  mitology  yang  memainkan peranan  penting  dalam  kesatuan-kesatuan  budaya.
17
Adapun  Umar  Junus beranggapan  bahwa,  mitos  tidak  dibentuk  melalui  penyelidikan,  akan
tetapi melalui
anggapan berdasarkan
observasi kasar
yang digeneralisasikan oleh karenanya lebih banyak hidup dalam mayarakat.
18
Dari  penjelasan  diatas,  dapat  kita  simpulkan  bahwa  denotasi merupakan  makna  harfiah  atau  makna  sesungguhnya  yang  pada  dasarnya
meliputi  hal-hal  yang  digambarkan  pada  suatu  objek.  Konotasi  adalah suatu  jenis  makna  dimana  stimulus  dan  respon  mengandung  nilai-nilai
emosional.  Sementara  mitos  merupakan  makan  yang  berfungsi  untuk mengungkapkan  dan  memberikan  pembenaran  bagi  nilai-nilai  dominan
yang berlaku dalam suatu periode tertentu. C.
Pengertian Islam
Islam  adalah  agama  dalam  pengertian,  agama  yang  ajaran-ajarannya diwahyukan  kepada  masyarakat  manusia  melalui  nabi  Muhammad  SAW
sebagai  Rasul.
19
Islam    pada  hakekatnya  membawa  ajaran-ajaran  yang bukan  mengenai  satu  segi,  tetapi  mengenai  berbagai  segi  dari  aspek
kehidupan  manusia  sumber  dari  ajaran-ajaran  yang  mengambil  berbagai aspek yaitu al-
qur‟an dan hadist.
17
Idiwan Seto, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi Jakarta: Mitra Wacana Media,2013,  h. 22.
18
Umar Junus, Mitos dan Komunikasi, Jakarta: Sinar Harapan, 1981, h.74.
19
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, Jakarta: Universitas, 1985,h.24
Nama  islam  berasal  darim  kata  Salam yang terutama berarti “damai”
dan juga berarti “menyerahkan diri”. Tertuang dalam ayat berikut :
:ĐÁفĚأا° ĕħēعْĒا عħė|سĒا ġه ۥه|Ěº ۚ  |َ ģēع ْđ|كġتĠ ÁğĒ ْحěْجÁف ĕْē|سēĒ ۟اġحěج ĘºĠ 2٦
¯
Artinya:  “dan  jika  mereka  condong  kepada  perdamian,  maka condonglah  kepadanya  dan  bertawakalah  kepada  allah.  Sesungguuhnya
dialah yang maha mendengar lagi maha mengetahui”.QS. Al-anfal: 61 Maka  keseluruhan  pengertian  yang  dikandung  nama  ini  adalah
“kedamaian sempurna yang terwujud jika hidup sudah diserahkan kepada allah”
20
tuhan  dalam  agama  islam  adalah  Allah  SWT,  kitab  yang  dianut umat islam adalah al-
qur‟an. Al-quran merupakan mukzijat yang diberikan kepada  nabi  Muhammad  SAW,  yang  dipercayai  umat  islam  sebagai  nabi
akhir zaman yang membawa cahaya bagi umat manusia. Pengertian islam menurut KH. M. Syafi‟I Hadzami adalah tunduk dan
patuh  terhadap  apa  yang  diberitakan  oleh  rasulullah.
21
Dalam  pengertian agama, kata islam berarti kepatuhan kepada kehendak dan kemauan Allah,
serta taat kepada hukum-Nya.
22
Dari  segi  bahasa,  kata  islam  berasal  dari  bahasa  arab  yang  terambil dari akar kata salima. Dalam bahasa Indonesia, kata tadi diartikan dengan
“selamat”.  Dari  akar  kata  salima  tadi  dibentuk  kata  aslama,yaitu  salam yang artinya keselamatan, taslim yang artinya perdamaian.
23
20
Huston Smith, Agama-agama Manusia Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008,h.254.
21
M. S yafi‟I Hadzami, Tauhid Adilah Jakarta: PT. Alwx Media Komputindo, 2010, h.7.
22
Abdalati hammudah, Islam Suatu Kepastian Jakarta: Media Dakwah, 2008,h.13
23
Jam‟annuri, Agama Kita Perspektif Sejarah Agama-agama Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2000,h.107-108.
Jadi,  islam  dalam  pengertian  umum  berarti  ketundukan  dan  ketaatan semua makhluk terhadap hukum-hukum yang telah ditetapkan tuhan sang
pencipta. Arah ketundukan terhadap hukum-hukum alam dan ketundukan terhadap ketentuan-ketentuan agama.
24
D. Busana Muslim
1. Pengertian Busana Muslim
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, busana adalah pakaian yang indah-indah;  perhiasan;  -muslim,  baju  muslim.
25
Secara  etimologi  istilah pakaian merupakan terjemahan dari kata “libas”  atau “tsiyab” dalam bahasa
arab.  Kata  libas  digunakan  dalam  al- Qur‟an  untuk  menunjukkan  pakaian
lahir  maupun  pakaian  batin,  sedangkan  kata  tsiyab  diambil  dari  kata  dasar tsaub yang berarti kembali, yakni kembalinya sesuatu pada keadaan semula
atau pada keadaan yang seharusnya  sesuai  dengan  ide pertamanya.
26
Dalam  al- Qur‟an,  Allah  SWT  menjelaskan  kepada  manusia  tujuan
dan fungsi pakaian yang sebenarnya:
ْÝق Ĕدآ ĥěب ÁĦ ۚ áْħخ كĒ ٰÞ  ٰĢġْق|تĒا äÁبĒĠ ۖ ÁشĦàĠ  ْĕďتآْġس ĤàاġĦ ÁسÁبĒ  ْĕďْħēع ÁěْĒãْĚأ
:فاáعأا ĘĠá|ك|ßĦ ْĕğ|ēعĒ  |َ تÁĦآ  ْęĖ كĒ ٰÞ 62
Hai  anak  Adam,  sesungguhnya  Kami  telah  menurunkan  kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.
Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian  dari  tanda-tanda  kekuasaan  Allah,  mudah-mudahan
mereka selalu ingat. al-
A’raf: 26.
24
Jam‟annuri, Agama Kita Perspektif Sejarah Agama-agama.h.111.
25
W.J.S Poerdarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, h. 197.
26
M. Quraish Shihab, Wawasan al- Qur’an, Bandung: Mizan, 2003, h. 155.
كتÁěبĠ كجاĠْâأ ْđق }ĥب|ěĒا Áğ}Ħأ ÁĦ كĒÞ  |ęğبħباج  ْęĖ  |ęğْħēع ęħĚْÝĦ ęħěĖْ¹ėْĒا ءÁسĚĠ
Áėħحà اàġفغ  |َ ĘÁكĠ ęْĦÞْ¹Ħ اف ęْفáْعĦ  ْĘأ ģĚْدأ :Âاãحأا
95
Wahai Nabi
Katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu  dan  istri-istri  orang  mukmin,  Hendaklah  mereka menutup  jilbabnya  ke  seluruh  tubuh  mereka  yang  demikian  itu  agar
mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. al- Ahzab: 59.
Dari  Firman  Allah tersebut di atas dapat dipahami bahwa tujuan dari pakaian  adalah  untuk  menutup  aurat,  sedangkan  fungsi  dari  pakaian
beraneka  ragam,  misalnya  untuk  perhiasan,  untuk  pelindung  dari  segalam macam  gangguan  dan  sebagai  identitas  agar  mudah  dikenali.  Maka  dapat
disimpulkan  busana  muslim  adalah  busana  yang  memiliki  tujuan  untuk menutup  aurat  sesuai  dengan  ajaran  Islam,  dan  pengguna  busana  tersebut
dapat mencerminkan identitasnya sebagai seorang muslimah.
2. Kriteria Busana Muslim
Tantangan  yang  dihadapi  muslimah  saat  ini  adalah  bagaimana menganakan  busana  muslim  namun  tetap  bisa  beradaptasi  dengan
perkembangan fashion. Di satu sisi seorang muslimah harus menutup aurat mereka  sesuai  dengan  perintah  Allah  SWT  dan  di  sisi  yang  lain,  seorang
muslimah dituntut untuk dapat berpenampilan menarik dan adaptif terhadap perkembangan  zaman.  Pada  dasarnya,  manusia  adalah  makhluk  yang
memiliki  akal  dan  fitrah  untuk  bisa  berfikir  inovatif.  Seorang  muslimah boleh  berinovasi  dalah  hal  tampilan  berbusana  muslim  namun  tetap  dalam
k oridornya sesuai dengan syari‟at Islam, yaitu sebagai berikut:
a. Menutup Dada
Hijab sendiri memiliki konsep sebagai “penutup” Allah SWT berfirman:
نيدْبي َ  ن ج رف نْظف ْحي  نهراصْبأ  ْنم نْضضْغي  انم ْ مْ ل ْلق ام َإ ن تنيز
ْ أ ن تل عبل َإ ن تنيز نيدْبي َ  ۖ ن ب يج  ٰى ع نهرمخب نْبرْضيْل  ۖ ا ْنم ر ظ ن نا ْخإ  ْ أ ن تل عب ءانْبأ  ْ أ ن ئانْبأ  ْ أ ن تل عب ءابآ  ْ أ ن ئابآ
ْ أ ن نا ْخإ ينب  ْ أ نم  ب ْر ْْا يل أ  رْيغ نيعباتلا  أ ن نامْيأ  ْ ك م ام  ْ أ  ن ئاسن  ْ أ ن تا خأ ينب
ب  نْبرْضي  َ   ۖ ءاسنلا  ار ْ ع  ٰى ع  ا ر ْظي  ْ ل نيذلا لْفطلا  أ لاجرلا ن ج ْر
ن ح ْفت  ْ ك عل ن نم ْ مْلا هيأ اًعيمج َ ىلإ ا ب ت  ۚ ن تنيز  ْنم نيف ْخي ام  ْعيل .
:ر نلا 13
Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya,  kecuali  yang  biasa  nampak  dari  padanya.  Dan hendaklah  mereka  menutupkan  kain  kudung  kedadanya,  dan  janganlah
menampakkan  perhiasannya  kecuali  kepada  suami  mereka,  atau  ayah mereka,  atau  ayah  suami  mereka,  atau  putera-putera  mereka,  atau
putera-putera  suami  mereka,  atau  saudara-saudara  laki-laki  mereka, atau  putera-putera  saudara  lelaki  mereka,  atau  putera-putera  saudara
perempuan  mereka,  atau  wanita-wanita  islam,  atau  budak-budak  yang mereka  miliki,  atau  pelayan-pelayan  laki-laki  yang  tidak  mempunyai
keinginan  terhadap  wanita  atau  anak-anak  yang  belum  mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar
diketahui  perhiasan  yang  mereka  sembunyikan.  Dan  bertaubatlah  kamu sekalian  kepada  Allah,  hai  orang-orang  yang  beriman  supaya  kamu
beruntung. Q.S. An-Nur: 31.
Kenakanlah  pakaian  yang  menutup  aurat  sesuai  dengan  batasa- batasan dalam Islam, seperti menutup dada atautidak menonjolkan bagian
tubuh lainnya.
b. Tidak Membentuk Lekuk Tubuh
Usamah  b in  Zaid  pernah  berkata:  “Rosululllah  Shalallahu  „alahi  wa
Salam pernah memakaikanku baju Quthbiyyah yang tebal. Baju tersebut lalu  di  hadiahkan  oleh  Dihyah  Al  Kalbi  kepada  beliau.  Lalu  aku
memakaikan  baju  itu  kepada  isteriku.  Suatu  kala  Rasulullah  Shalallahu „alahi  wa  salam  menanyakanku:  “kenapa  baju  Quthbiyyahnya  tidak
engkau pakai?” kujawab : “baju tersebut aku pakaikan kepada isteriku wahai  Rosulullah
”,  lantas  beliau  berkata“suruh  ia  memakai  baju rangkap  di  dalamnya  karena  aku  khawatir  Quthbiyyah  itu
men ggambarkan  bentuk  tulangnya”  .Al-Dhiya  Al-Maqdisi  dalam  Al-
Hadits  Al-Mukhtarah  1441;  Ahmad  dengan  Al-Baihaqi  dengan  sanad Hasan.
c. Tidak Transparan
Dari Abdullah bin Abu Salamah, dikatakan Umar bin Al-Khattab pernah memakai  baju  qubthiyah  jenis  pakaian  dari  Mesir  yang  tipis  dan
berwarna putih kemudian Umar berkata: “Jangan kamu pakaikan baju- baju ini untuk istrimu” seseorang kemudian bertanya, “Wahai Amirul
Mu’minin,  telah  saya  pakaikan  itu  pada  istriku  dan  telah  aku  lihat  di rumah  dari  arah  depan  maupub  belakang,  namun  aku  tidak  melihatnya
sebagai pakaian yang tipis. Maka Umar menjawab “sekaliput tidak tipis, namun ia mensifati menggambarkan lekuk
tubuh”. H.R Al-Baihaqi II 23-235; muslim al-bitthin dari Abi Shalih dari Umar.
E. Tinjauan Tentang Film
1. Pengertian Film
Film  atau  gambar  hidup  juga  sering  disebut  movie.  Film,  secara kolektif    sering  disebut  „sinema‟.  Gambar  hidup  adalah  bentuk  seni,
bentuk  popular  dari  hiburan,  dan  juga  bisnis.  Film  dihasilkan  dengan rekaman dari orang dan benda dengan kamera, dan atau oleh animasi.
27
Definisi film Menurut Prof. Dr. Azhar Arsyad, M. A, film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame
diproyeksi  melalui  lensa  proyektor  secara  mekanis  sehingga  pada  layar
27
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi Jakarta: perpustakaan Nasional, 2004,h. 425.