Teknik Analisis Data Metodologi Penelitian

yang utuh dari skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagi berikut: BAB I: PENDAHULUAN Dalam bab ini terdapat latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat peneliatian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematikan penelitian. BAB II: LANDASAN TEORI Dalam bab ini berisi tentang konsep semiotika, semiotika Roland Barthes, pengertian representasi, pengertian islam, definisi representasi islam, film sebagai media komunikasi massa, tinjauan tentang film, struktur film, jenis dan klasifikasi film. BAB III: GAMBARAN UMUM FILM GET MARRIED 99 MUHRIM Pada bab ini pembahasan gambaran umum film Get Married 99 Muhrim, synopsis film, tim produksi film Get Married 99 Muhrim, profil sutradara, dan profil pemain. BAB IV: ANALISIS DATA Bab ini membahas tentang penelitian yang mencakup analisis semiotika gambar film Get Married 99 Muhrim model Roland Barthes dan representasi makna dalam film Get Married 99 Muhrim. BAB V: PENUTUP Penulis mengakhiri skripsi ini dengan memberikan kesimpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah bab I dan disertai dengan saran-saran dari penulis. 14

BAB II Landasan Teori

A. Teori Representasi Stuart Hall

Stuart Hall berargumentasi bahwa representasi dipahami sebagai berikut: 1 Representation: Cultural Representation and signifying Practice, “Representation connect meaning and language to culture...representation is an essential part of the process by wich meaning is produced and exchanged between member of culture.” Perwakilan budaya dan praktek yang signifikan, “perwakilan menghubungkan makna dan bahasa atas kebudayaan... perwakilan merupakan bagian penting dari proses yang berarti dihasilkan dan ditukar diantara para anggota”. Melalui representasi suatu makna diproduksi dan dipertukarkan antar anggota masyarakat. Jadi dapat dikatakan bahwa, representasi secara singkat adalah cara memproduksi makna. Representasi bekerja melalui sistem representasi, sistem ini teridri dari dua komponen yang penting yakni konsep pikiran dan bahasa. Keduanya saling berkolerasi, konsep dari suatu hal yang diketahui dalam pikiran sehingga dapat mengetahui makna akan hal tersebut, namun tanpa adanya bahasa tidak akan bisa mengkomunikasikannya. Sistem representasi yang kedua adalah bekerja pada hubungan antara tanda dan makna. Konsep representasi sendiri bisa berubah-ubah, selalu ada pemaknaan baru. Representasi berubah akibat dari hal tersebut maka 1 Chris Barker, Cultural Studies: Teori dan Praktek, Bantul: Kreasi Wacana Offset, 2000, h. 19.