12 1
Menetapkan jumlah kualitas dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan berdasarkan job
description, job spesification, job requirement dan job evaluation.
2 Menetapkan penarikan, seleksi dan penempatan karyawan berdasarkan
asas the right man in the right place and the right man in the right job.
3 Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan promosi dan
pemberhentian.
4 Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada
masa yang akan datang.
5 Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan
perkembangan perusahaan pada khususnya.
6 Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan
kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan sejenis.
7
Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.
8
Melaksanakan pendidikan, latihan dan penilaian prestasi karyawan.
9
Mengatur mutasi karyawan baik vartikal maupun horizontal.
10
Mengatur pensiun, pemberhentian dan pesangonnya.
B. Kepuasaan Kerja
1. Definisi Kepuasan Kerja
Menurut Robbins dan Judge 2011 dalam Sutanto dan Gunawan 2013 mendefinisikan kepuasan kerja sebagai perasaan positif pada suatu pekerjaan
yang merupakan dampakhasil evaluasi dari aspek pekerjaan tersebut.
13 Sedangkan menurut Umar 2013, kepuasaan kerja adalah seperangkat perasaan
pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Apabila seseorang bergabung dalam suatu organisasi sebagai seorang pekerja, ia
membawa seperangkat keinginan, kebutuhan, hasrat, dan pengalaman masa lalu yang menyatu membentuk harapan kerja.
Menurut Robbins 2003 dalam Wibowo 2012 mendefinisikan kepuasan kerja sebagai sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang
menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Selain itu menurut Darsono dan
Tjatjuk 2011 mendefinisikan kepuasan kerja sebagai seperangkat perasaan karyawan yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan berdasarkan
imbalan material dan imbalan psikologis non-material. Dari penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa kepuasan
kerja merupakan sikap emosional karyawan atas pencapaian hasil pekerjaannya yang diperoleh melalui imbalan jasa, reward dan pujian hasil
kerja dari pimpinan dalam suatu perusahaan. 2.
Faktor yang Mempengaruhi Kepuasaan Kerja
Karyawan akan mempunyai rasa komitmen yang tinggi ke perusahaan, jika karyawan merasa puas dalam bekerja. Apabila karyawan dirasakan tidak
bekerja optimal terdapat beberapa faktor penyebabnya salah satunya adalah kepuasan kerja. Berikut faktor yang mempengaruhi timbulnya kepuasan kerja
karyawan menurut Robbins 1996 dalam Irbayuni 2012 antara lain:
14 a.
Pekerjaan yang menantang, yaitu karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan
yang memberi
mereka kesempatan
untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan karyawan dan menawarkan
beragam tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan pekerjaan mereka. Karakteristik seperti ini membuat kerja
secara mental menantang.
b. Pemberian gaji yang adil, yaitu karyawan menginginkan sistem upah dan
kebijakan promosi yang dipersepsikan adil, tidak membingungkan dan
sesuai dengan harapan.
c. Kondisi kerja yang mendukung, yaitu karyawan peduli akan lingkungan
kerja baik untuk keamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugasnya dengan baik. Karyawan lebih menyukai kondisi
fisik organisasi yang tidak berbahaya.
d. Rekan kerja yang mendukung, yaitu rekan kerja yang ramah dapat
meningkatkan kepuasan dalam bekerja. 3.
Faktor Pendukung Kepuasan Kerja
Menurut Greenberg dan Baron 2003 dalam Wibowo 2012 mengemukakan setidaknya ada 4 cara untuk mencegah ketidakpuasan dan
meningkatkan kepuasan kerja dengan cara sebagai berikut: a.
Membuat pekerjaan menyenangkan, orang lebih puas dengan pekerjaan yang mereka senangkan kerjakan daripada yang membosankan.
15 b.
Orang dibayar dengan jujur, orang percaya bahwa sistem pengupahan tidak jujur cenderung tidak puas dengan pekerjaannya. Hal ini diperlukan tidak
hanya untuk gaji dan upah per jam, tetapi juga fringe benefit. c.
Mempertemukan orang dengan pekerjaan yang cocok dengan minatnya, semakin banyak orang menemukan bahwa mereka dapat memenuhi
kepentingannya sambil di tempat kerja, semakin puas mereka dengan pekerjaannya.
d. Menghindari kebosanan dan pekerjaan berulang-ulang, sesuai dengan two
factor theory, orang jauh lebih puas dengan pekerjaan yang meyakinkan mereka memperoleh sukses dengan secara bebas melakukan kontrol atas
bagaimana cara mereka melakukan sesuatu. Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat meningkatkan
kepuasan kerja menurut Greenberg dan Baron 2003 dalam Wibowo 2012 terdiri dari membuat pekerjaan yang menyenangkan, orang dibayar dengan
jujur, mempertemukan orang dengan pekerjaan yang cocok dengan minatnya, menghindari kebosanan dan pekerjaan berulang-ulang. Sudah seharusnya
perusahaan memperhatikan faktor-faktor meningkatnya kepuasan kerja karyawan agar karyawan merasa puas sehingga karyawan tidak mempunyai
niat pindah kerja.
4. Faktor Penyebab Ketidakpuasan Kerja