22 seharusnya karyawan di dalam dirinya perlu menanamkan rasa komitmen
tinggi pada perusahaan agar karyawan tidak mempunyai niat pindah kerja.
4. Faktor Penghambat Komitmen Organisasi
Menurut Armstrong 1995 konsep komitmen organisasi terdapat tiga masalah utama yaitu:
a. Adanya penyederhanaan dalam menerapkan menerima konsep komitmen
sebagai suatu kerangka berpikir yang sama dan merupakan asumsi yang tidak realistis karena suatu organisasi terdiri dari berbagai kepentingan
manusia b.
Komitmen sebagai penghambat fleksibilitas karena karyawan terikat dengan seperangkat nilai dan tujuan sehingga mereka tidak mampu
mengatasi kebingungan dan ketidakpastian yang terjadi dalam kehidupan organisasi. Akibatnya kecocokan karyawan dengan nilai yang dipaksakan
akan menghambat pemecahan masalah yang bersifat kreatif, resistensi terhadap perubahan dan tingkat stress tinggi
c. Terdapat suatu keyakinan nilai positif dari komitmen bahwa karyawan
yang mempunyai komitmen tinggi berhubungan dengan tingkat dan absensi karyawan rendah.
Dapat disimpulkan dari penjabaran menurut Armstrong 1995 konsep komitmen
organisasi terdapat
tiga masalah
utama yaitu
adanya penyederhanaan dalam menerapkan menerima konsep komitmen sebagai suatu
kerangka berpikir yang sama dan merupakan asumsi yang tidak realistis karena suatu organisasi terdiri dari berbagai kepentingan manusia, komitmen sebagai
23 penghambat fleksibilitas karena karyawan terikat dengan seperangkat nilai dan
tujuan sehingga mereka tidak mampu mengatasi kebingungan dan ketidakpastian yang terjadi dalam kehidupan organisasi dan suatu keyakinan
nilai positif dari komitmen bahwa karyawan yang mempunyai komitmen tinggi berhubungan dengan tingkat dan absensi karyawan rendah. Sudah seharusnya
perusahaan perlu memperhatikan faktor yang menghambat komitmen organisasi karena apabila komitmen organisasi karyawan rendah maka
karyawan akan mempunyai niat pindah kerja.
5. Dampak Komitmen Organisasi
Menurut Sopiah 2008 mengemukakan bahwa komitmen karyawan, baik yang tinggi maupun rendah, akan berdampak pada:
a. Karyawan itu sendiri, misalnya terhadap perkembangan karier karyawan
itu di organisasi atau perusahaan.
b. Organisasi, karyawan yang berkomitmen tinggi pada organisasi akan
menimbulkan kinerja organisasi yang tinggi, tingkat absensi berkurang,
loyalitas karyawan dan lain-lain. 6.
Peran Pimpinan dalam Meningkatkan Komitmen Organisasi
Dessler dalam Luthans 2006 memberikan pedoman khusus untuk mengimpementasikan
sistem manajemen
yang mungkin
membantu memecahkan masalah dan meningkatkan komitmen organisasi pada diri
karyawan:
24 a.
Berkomitmen pada nilai utama manusia. Membuat aturan tertulis, mempekerjakan manajer yang baik dan tepat dan mempertahankan
komunikasi.
b. Memperjelas dan mengkomunikasikan misi pimpinan. Memperjelas misi
dan ideologi, berkharisma, menggunakan praktik perekrutan berdasarkan
nilai, menekankan orientasi, membentuk tradisi.
c. Menjamin keadilan organisasi. Memiliki prosedur penyampaian keluhan
yang komprehensif, menyediakan komunikasi dua arah yang ekstensif.
d. Menciptakan rasa komunitas. Membangun homogenitas berdasarkan nilai,
keadilan, menekankan kerja sama, saling mendukung, kerja tim, berkumpul
bersama.
e. Mendukung perkembangan karyawan. Melakukan aktualisasi, memberikan
pekerjaan menantang
pada tahun
pertama, memajukan
dan memberdayakan, mempromosikan, menyediakan aktivitas perkembangan,
menyediakan keamanan kepada karyawan tanpa jaminan.
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa Dessler dalam Luthans 2006 memberikan pedoman khusus untuk mengimpementasikan sistem
manajemen yang mungkin membantu memecahkan masalah dan meningkatkan komitmen organisasi pada diri karyawan dengan cara-cara yaitu berkomitmen
pada nilai utama manusia, memperjelas dan mengkomunikasikan misi pimpinan, menjamin keadilan organisasi, menciptakan rasa komunitas dan
mendukung perkembangan karyawan. Pimpinan perlu meningkatkan rasa komitmen organisasi dalam diri karyawan karena apabila komitmen organisasi
25 karyawan tinggi akan berdampak pada karyawan akan berkontribusi dalam
pencapaian tujuan perusahaan sehingga karyawan tidak mempunyai untuk niat pindah kerja.
D. Turnover Intention