dimana : EV = Manfaat eksistensi
ME
1
= Manfaat eksistensi responden ke-1 N
= Jumlah responden
b. Ekosistem Tambak
Penilaian ekosistem tambak hanya dilakukan terhadap manfaat langsung, yaitu hasil budidaya tambak.
Kuantifikasi Seluruh Manfaat dan Fungsi Kedalam Nilai Uang a. Nilai Pasar
Pendekatan nilai pasar digunakan untuk komoditas yang langsung dapat diperdagangkan seperti kayu, ikan, udang, dll. Pendekatan ini digunakan untuk
merupiahkan manfaat langsung. Nilai yang dipergunakan dalam analisis finansial adalah nilai nominal yang berlaku pada saat penelitian.
b. Harga Tidak Langsung
Pendekatan ini digunakan apabila mekanisme pasar gagal memberikan nilai pada komponen sumberdaya, yaitu merupiahkan manfaat dan fungsi tidak
langsung.
c. Contingent Valuation Method
Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui keinginan membayar willingnes to pay atau WTP dari sekelompok masyarakat terhadap eksistensi dari
ekosistem mangrove. Untuk mengetahui nilai manfaat ini akan digunakan survey dengan mengajukan dua model pertanyaan 1 terbuka, responden diberikan
kebebasan untuk menentukan nilai rupiah, dan 2 pilihan berganda, responden memilih salah satu nilai rupiah yang telah ditentukan.
Analisis Data
Data yang diperoleh ditabulasikan dan dikelompokkan berdasarkan jenisnya untuk dijadikan data base, kemudian data tersebut akan dianalisis secara deskriptif
dan disajikan dalam bentuk tabel, gambar, grafik serta perhitungan matematik.
Ekologi
a. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tambak
Untuk menentukan kesesuaian lahan sebagai kawasan tambak, dapat dilakukan dengan mengintegrasikan beberapa kumpulan data dataset yang
menjadi parameter penilaian kesesuaian lahan. Proses pemasukan dan pengolahan data ke dalam basis data meliputi beberapa tahap, yaitu:
1. Memasukkan data ke dalam bentuk worksheet. Pada analisis menggunakan Sistem Informasi Geografi SIG, data tersebut harus memiliki referensi
geografi berdasarkan koordinat bumi atau memakai referensi batas administrasi desa.
2. Digitasi peta analog dengan cara digitasi screen to screen. Datapeta yang
akan didigitasi terlebih dahulu di scane kemudian dilakukan koreksi geografis. Setelah itu dilakukan proses digitasi yang bertujuan mengubah format data dari
yang bersifat analog menjadi digital untuk keperluan analisis selanjutnya. Data yang dihasilkan dari proses ini terdiri dari dua bentuk, yaitu spasial dan
attribute. 3. Image Processing, bertujuan untuk mengekstrak informasi yang terkandung
dalam hasil rekaman satelit sehingga diperoleh keluaran berupa citra terkoreksi dan terklasifikasi. Adapun tahapannya meliputi proses pemulihan citra
koreksi radiometrik dan geometrik, penajaman dan klasifikasi citra. Indeks data dari sumber lain, merupakan kegiatan penyeragaman berbagai
bentuk format data input ke dalam satu format data Arc View 3.2. format data vektor dan format data shp. Dengan teknik overlay dan parameter yang telah
ditetapkan, akan dapat dihasilkan kriteria kesesuaian lahan berdasarkan indeks dan skor tertentu. Kriteria kesesuaian lahan tersebut :
1. Sangat Sesuai highly suitable, yaitu apabila lahan tidak mempunyai pembatas yang berarti untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus
diterapkan atau tidak berarti terhadap produksinya. 2. Sesuai suitable, yaitu apabila lahan mempunyai pembatas yang berpengaruh
terhadap wilayah budidaya. Faktor pembatas ini akan meningkatkan masukan dan tingkatan perlakuan yang diperlukan.
3. Tidak Sesuai, jika lahan mempunyai faktor pembatas cukup berat sehingga mencegah kemungkinan penggunaannya.
Tabel 7. Matrik Kesesuaian Lahan untuk Tambak Kelas Kesesuaian Lahan
No Parameter Bobot Sangat
Sesuai Skor Sesuai
Skor Tidak Sesuai
Skor 1 Jarak
dari pantai
10 2000 m
30 2000- 4000 m
20 4000 m
10 2 Jarak
dari sungai
5 500
m 30
500-2000 m
20 2000 m
10 3 Mangrove 10
500 30 500-1500 20 1500
10 4 Tekstur
tanah 10 Liat
berpasir atau
lempung berpasir
30 Lempung berpasir
20 Karang ber
lumpur 10
5 Penggunaan Lahan
5 Rawa, hutan
belukar 30 Hutan
lainnya 20 Hutan
bakau 10
6 Slope
5 0-2
30 2-10
20 10
10 Sumber: Poernomo, 1991
b. Analisis Faktorial Diskriminan