Analisis Faktorial Diskriminan Kajian Ekopnomi dan Ekologi Pemanfaatan Ekosistem Mangrove Pesisir Tongke Tongke Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan

ditetapkan, akan dapat dihasilkan kriteria kesesuaian lahan berdasarkan indeks dan skor tertentu. Kriteria kesesuaian lahan tersebut : 1. Sangat Sesuai highly suitable, yaitu apabila lahan tidak mempunyai pembatas yang berarti untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan atau tidak berarti terhadap produksinya. 2. Sesuai suitable, yaitu apabila lahan mempunyai pembatas yang berpengaruh terhadap wilayah budidaya. Faktor pembatas ini akan meningkatkan masukan dan tingkatan perlakuan yang diperlukan. 3. Tidak Sesuai, jika lahan mempunyai faktor pembatas cukup berat sehingga mencegah kemungkinan penggunaannya. Tabel 7. Matrik Kesesuaian Lahan untuk Tambak Kelas Kesesuaian Lahan No Parameter Bobot Sangat Sesuai Skor Sesuai Skor Tidak Sesuai Skor 1 Jarak dari pantai 10 2000 m 30 2000- 4000 m 20 4000 m 10 2 Jarak dari sungai 5 500 m 30 500-2000 m 20 2000 m 10 3 Mangrove 10 500 30 500-1500 20 1500 10 4 Tekstur tanah 10 Liat berpasir atau lempung berpasir 30 Lempung berpasir 20 Karang ber lumpur 10 5 Penggunaan Lahan 5 Rawa, hutan belukar 30 Hutan lainnya 20 Hutan bakau 10 6 Slope 5 0-2 30 2-10 20 10 10 Sumber: Poernomo, 1991

b. Analisis Faktorial Diskriminan

Untuk mendeterminasi karakteristik kualitas air dan pH tanah antar pola budidaya, jenis tambak dan lokasi penelitian, digunakan suatu pendekatan analisis statistik multivariabel yang didasarkan pada Analisis Faktorial Diskriminan di tiga lokasi dengan tiga titik pengambilan contoh dengan masing-masing tiga kali ulangan. Tujuan dari analisis ini untuk menguji apakah terdapat perbedaan nyata antar grup yang ditentukan oleh sejumlah variabel kuantitatif dan mendeterminasi variabel-variabel yang paling mengkarakteristikkan perbedaan Bengen, 2000b dengan model sebagai berikut : Tabel 8. Matriks Data Model Analisis Faktorial Diskriminan Variabel Observasi X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 Grup 1 2 . . n 1 X 11 X 21 X 31 X 41 X 51 X 12 X 22 X 32 X 42 X 52 . . . . . . . . . . X 1n1 X 2n1 X 3n1 X 4n1 X 5n1 1 1 1 1 1 1 2 . . n 2 X 11 X 21 X 31 X 41 X 51 X 12 X 22 X 32 X 42 X 52 . . . . . . . . . . X 1n2 X 2n2 X 3n2 X 4n2 X 5n1 2 2 2 2 2 1 2 . . n 2 X 11 X 21 X 31 X 41 X 51 X 12 X 22 X 32 X 42 X 52 . . . . . . . . . . X 1n2 X 2n2 X 3n2 X 4n2 X 5n1 3 3 3 3 3 Untuk menguji apakah ada perbedaan yang nyata antar grup digunakan uji sebagai berikut: T 2 Hotelling = pseudo F F hitung = [C 1 – p + 1p] T 2 C 1 F tabel = F p, C 1 – p + 1 dimana : C 1 = n 1 + n 2 – 2 P = Banyaknya variabel X 1 . . . X n = Kualitas air tambak X 1 = Suhu, X 2 = pH, X 3 = Salinitas, X 4 = DO, X 5 = ph Tanah G 1 = Tambak kawasan mangrove, pola budidaya dan dusun G 2 = Tambak parit, pola budidaya dan dusun G 3 = Tambak darat luar kawasan mangrove, pola budidaya dan dusun n = Jumlah observasi dari masing-masing grup Jika F hitung F tabel, maka terdapat perbedaan yang nyata karakteristik kualitas air dan pH tanah antar grup. Sedangkan untuk mengetahui kelayakan atau kesesuaian bagi keperluan kegiatan pemanfaatan mangrove, dilakukan dengan analisis komparatif, yaitu membandingkan antara data kualitas air hasil pengamatan dengan baku mutu kualitas air dan kesesuaian lahan berikut : Tabel 9. Kesesuaian Lahan untuk Lokasi Pertambakan Berdasarkan Kandungan Unsur Hara dan Fisika Tanah No. Parameter Nilai 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8 9. 10. 11. Tekstur PH Bahan organik Karbon Nitrogen Kalsium Magnesium Kalium Natrium Fosfor Pirit Liat berpasir 6,0 – 7,0 1,67 –7,00 C organik 4 – 20 3 – 5 0,4 – 0,7 N total 20 mgl 5,0 – 20,0 me100 g 1.200 mgl 1,5 – 8,0 me100g 500 mgl 0,5 – 1,0 me100g 500 mgl 0,7 – 1,0 me100g 30 – 60 mgl 2 Sumber: Poernomo 1991 Tabel 10. Tolak Ukur dan Daya Dukung Lahan Pantai Untuk Pertambakan Daya Dukung Tolak Ukur Tinggi Sedang Rendah 1. Tipe pantai Terjal, karang berpasir, terbuka Terjal, karang berpasir atau sedikit berlumpur, terbuka Sangat landai, berlumpur tebal, berupa teluk atau laguna 2. Tipe grs pantai Konsistensi tanah stabil Konsistensi tanah stabil Konsistensi tanah sangat stabil 3. Arus perairan Kuat Sedang Lemah 4.Amplitudo pasang 11 – 12 dm 8 – 11 dm dan 21 – 29 8 dm dan 29 dm surut tanah dm 5. Elevasi Dapat dicari cukup pada saat rataan pasang tinggi, dan dapat dikeringkan total pada saat rataan surut rendah Dapat dicari cukup pada saat pasang tinggi, dan dapat dikeringkan total pada saat surut rendah Dibawah rataan surut terendah 6. Kualitas tanah Tekstur sandy clay, sandy clay loam, tidak bergambut, tidak berpirit Tekstur sandy clay, sandy clay loam, kandungan pirit rendah Tekstur lumpur atau lumpur pasir, bergambut, kandungan pirit tinggi 7. Air tawar Dekat sungai dengan mutu dan jumlah air memadai Dekat sungai dengan mutu dan jumlah air memadai Dekat sungai tetapi tingkat siltasi tinggi atau air bergambut 8. Sabuk hijau Memadai Memadai Tipis tanpa sabuk hijau 9. Curah hujan 2.000 mm 2.000 – 2.500 mm 2.500 mm Sumber: Poernomo 1991. Analisis Ekonomi Penetapan alternatif pemanfaatan dan pengelolaan ekosistem hutan mangrove yang optimal dan berkelanjutan dilakukan dengan menggunakan analisis manfaat dan biaya Cost benefit Analysis sebagai berikut :

a. Nilai Sekarang bersih Net Present Value – NPV