ditetapkan, akan dapat dihasilkan kriteria kesesuaian lahan berdasarkan indeks dan skor tertentu. Kriteria kesesuaian lahan tersebut :
1. Sangat Sesuai highly suitable, yaitu apabila lahan tidak mempunyai pembatas yang berarti untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus
diterapkan atau tidak berarti terhadap produksinya. 2. Sesuai suitable, yaitu apabila lahan mempunyai pembatas yang berpengaruh
terhadap wilayah budidaya. Faktor pembatas ini akan meningkatkan masukan dan tingkatan perlakuan yang diperlukan.
3. Tidak Sesuai, jika lahan mempunyai faktor pembatas cukup berat sehingga mencegah kemungkinan penggunaannya.
Tabel 7. Matrik Kesesuaian Lahan untuk Tambak Kelas Kesesuaian Lahan
No Parameter Bobot Sangat
Sesuai Skor Sesuai
Skor Tidak Sesuai
Skor 1 Jarak
dari pantai
10 2000 m
30 2000- 4000 m
20 4000 m
10 2 Jarak
dari sungai
5 500
m 30
500-2000 m
20 2000 m
10 3 Mangrove 10
500 30 500-1500 20 1500
10 4 Tekstur
tanah 10 Liat
berpasir atau
lempung berpasir
30 Lempung berpasir
20 Karang ber
lumpur 10
5 Penggunaan Lahan
5 Rawa, hutan
belukar 30 Hutan
lainnya 20 Hutan
bakau 10
6 Slope
5 0-2
30 2-10
20 10
10 Sumber: Poernomo, 1991
b. Analisis Faktorial Diskriminan
Untuk mendeterminasi karakteristik kualitas air dan pH tanah antar pola budidaya, jenis tambak dan lokasi penelitian, digunakan suatu pendekatan analisis
statistik multivariabel yang didasarkan pada Analisis Faktorial Diskriminan di tiga lokasi dengan tiga titik pengambilan contoh dengan masing-masing tiga kali
ulangan.
Tujuan dari analisis ini untuk menguji apakah terdapat perbedaan nyata antar grup yang ditentukan oleh sejumlah variabel kuantitatif dan mendeterminasi
variabel-variabel yang paling mengkarakteristikkan perbedaan Bengen, 2000b dengan model sebagai berikut :
Tabel 8. Matriks Data Model Analisis Faktorial Diskriminan Variabel
Observasi X
1
X
2
X
3
X
4
X
5
Grup 1
2 .
. n
1
X
11
X
21
X
31
X
41
X
51
X
12
X
22
X
32
X
42
X
52
. . . . . . . . . .
X
1n1
X
2n1
X
3n1
X
4n1
X
5n1
1 1
1 1
1
1 2
. .
n
2
X
11
X
21
X
31
X
41
X
51
X
12
X
22
X
32
X
42
X
52
. . . . . . . . . .
X
1n2
X
2n2
X
3n2
X
4n2
X
5n1
2 2
2 2
2
1 2
. .
n
2
X
11
X
21
X
31
X
41
X
51
X
12
X
22
X
32
X
42
X
52
. . . . . . . . . .
X
1n2
X
2n2
X
3n2
X
4n2
X
5n1
3 3
3 3
3
Untuk menguji apakah ada perbedaan yang nyata antar grup digunakan uji sebagai berikut:
T
2
Hotelling = pseudo F F hitung
= [C
1
– p + 1p] T
2
C
1
F tabel = F p, C
1
– p + 1 dimana : C
1
= n
1
+ n
2
– 2 P
= Banyaknya variabel X
1
. . . X
n
= Kualitas air tambak X
1
= Suhu, X
2
= pH, X
3
= Salinitas, X
4
= DO, X
5
= ph Tanah G
1
= Tambak kawasan mangrove, pola budidaya dan dusun G
2
= Tambak parit, pola budidaya dan dusun G
3
= Tambak darat luar kawasan mangrove, pola budidaya dan dusun
n = Jumlah observasi dari masing-masing grup
Jika F
hitung
F
tabel,
maka terdapat perbedaan yang nyata karakteristik kualitas air dan pH tanah antar grup. Sedangkan untuk mengetahui kelayakan atau
kesesuaian bagi keperluan kegiatan pemanfaatan mangrove, dilakukan dengan analisis komparatif, yaitu membandingkan antara data kualitas air hasil
pengamatan dengan baku mutu kualitas air dan kesesuaian lahan berikut : Tabel 9. Kesesuaian Lahan untuk Lokasi Pertambakan Berdasarkan
Kandungan Unsur Hara dan Fisika Tanah
No. Parameter Nilai
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8
9. 10.
11. Tekstur
PH Bahan organik
Karbon Nitrogen
Kalsium Magnesium
Kalium Natrium
Fosfor Pirit
Liat berpasir 6,0 – 7,0
1,67 –7,00 C organik 4 – 20 3 – 5
0,4 – 0,7 N total 20 mgl 5,0 – 20,0 me100 g 1.200 mgl
1,5 – 8,0 me100g 500 mgl 0,5 – 1,0 me100g 500 mgl
0,7 – 1,0 me100g 30 – 60 mgl
2 Sumber: Poernomo 1991
Tabel 10. Tolak Ukur dan Daya Dukung Lahan Pantai Untuk Pertambakan
Daya Dukung Tolak Ukur
Tinggi Sedang Rendah 1.
Tipe pantai
Terjal, karang berpasir, terbuka
Terjal, karang berpasir atau sedikit
berlumpur, terbuka Sangat landai,
berlumpur tebal, berupa teluk atau
laguna 2. Tipe grs pantai
Konsistensi tanah
stabil Konsistensi tanah
stabil Konsistensi tanah
sangat stabil 3. Arus perairan
Kuat Sedang
Lemah 4.Amplitudo pasang 11 – 12 dm
8 – 11 dm dan 21 – 29 8 dm dan 29 dm
surut tanah dm
5. Elevasi Dapat dicari cukup
pada saat rataan pasang tinggi, dan
dapat dikeringkan total pada saat
rataan surut rendah Dapat dicari cukup
pada saat pasang tinggi, dan dapat
dikeringkan total pada saat surut rendah
Dibawah rataan surut terendah
6. Kualitas tanah Tekstur sandy clay,
sandy clay loam, tidak bergambut,
tidak berpirit Tekstur sandy clay,
sandy clay loam, kandungan pirit
rendah Tekstur lumpur atau
lumpur pasir, bergambut,
kandungan pirit tinggi
7. Air tawar Dekat sungai dengan
mutu dan jumlah air memadai
Dekat sungai dengan mutu dan jumlah air
memadai Dekat sungai tetapi
tingkat siltasi tinggi atau air bergambut
8. Sabuk hijau Memadai
Memadai Tipis tanpa sabuk
hijau 9. Curah hujan
2.000 mm 2.000 – 2.500 mm
2.500 mm Sumber: Poernomo 1991.
Analisis Ekonomi
Penetapan alternatif pemanfaatan dan pengelolaan ekosistem hutan mangrove yang optimal dan berkelanjutan dilakukan dengan menggunakan
analisis manfaat dan biaya Cost benefit Analysis sebagai berikut :
a. Nilai Sekarang bersih Net Present Value – NPV