Kekuatan Tawar Menawar dari Pembeli Ketersediaan Ancaman Barang Pengganti Tingkat Rivalitas Persaingan

86

c. Kekuatan Tawar Menawar dari Pembeli

Dalam kegiatan tambang ini, CV.ARG hanya berperan sebagai sub kontraktor yang hanya melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diperjanjikan dalam kontrak kerja dengan PT.SBR, sehingga hasil produksi dan kelangsungan usaha CV.ARG sangat tergantung sekali dengan keputusan pembeli pemberi kerja. Apabila hasil kerja CV.ARG tidak sesuai dengan yang diperjanjikan maka pembeli pemberi kerja dapat dengan mudah untuk memberhentikan CV.ARG sebagai sub kontraktornya. Selain itu hubungan yang baik antara CV.ARG dengan pembelipun sangat berpengaruh. CV.ARG sudah menerapkan hubungan yang baik dengan pembeli selain ditunjukkan dari hasil produksinya, sehingga kesinambungan usahanya dapat terjamin. Kondisi ini dilihat juga dengan akan diperpanjangnya CV.ARG sebagai sub kontraktor PT.SBR dengan volume produksi yang meningkat lagi. Kondisi ini juga terjadi karena produk yang dibeli dari industri merupakan bagian dari biaya atau pembelian yang cukup besar dari pembeli Porter, 1993.

d. Ketersediaan Ancaman Barang Pengganti

Meskipun batubara digunakan sebagai bahan bakar sumber energi alternatif dalam industri, seperti perusahaan tekstil, perusahaan semen dan pembangkit listrik, namun sampai dengan saat ini belum ditemukan barang pengganti yang dapat berperan sebagai sumber energi pengganti batubara sehingga tidak mempengaruhi industri.

e. Tingkat Rivalitas Persaingan

Persaingan antar perusahaan di dalam industri turut mempengaruhi kelangsungan usaha CV.ARG kurang lebih sebanyak 6 enam perusahaan serupa tang bersaing di sekitar kabupaten Tapin dengan intensitas yang ketat, yakni PT.RBU, CV.BAM, CV.BRC, CV.Amanah, PT.BGM dan PT.ART. Untuk itulah perusahaan perlu membangun benteng sebagai penghalang agar persaingan ketat di industri dapat ditanggulangi oleh perusahaan sehingga persaingan dapat dimenangkan. Kondisi ini juga yang mendorong dan menuntut perusahaan agar dapat membangun keunggulan kompetitifnya sehingga dapat memenangkan persaingan. Strategi persaingan inilah yang perlu dibangun oleh perusahaan, 87 yang tergantung dari kondisi persaingannya itu sendiri, yang tentunya perusahaan harus memiliki kelebihan secara ekonomi dibanding pesaing yang menjadi keunggulan bagi perusahaan Barney, 2007. Gambaran hasil analisis lingkungan industri yang dipengaruhi oleh 4 empat kekuatan dalam industri dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 18. Gambaran hasil analisis lingkungan industri ANALISIS STRATEGI GENERIK Setelah kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam industri serta sebab-sebab pokoknya didiagnosis, perusahaan berada dalam posisi untuk mengenali kekuatan dan kelemahannya relatif terhadap industri. Untuk itu dalam menentukan strategi dari empat alternatif strategi generik yang ada keunggulan biaya atau penerapan biaya rendah; diferensiasi; keunggulan biaya yang fokus dan diferensiasi yang fokus, strategi yang diperlukan oleh CV.ARG guna mendapatkan posisi competitive advantage harus memperhatikan kondisi perusahaan di lingkungan industri hasil analisis lingkungan industri yang ada serta tujuan perusahaan ke depan. Seperti dikatakan Porter 1993 bahwa strategi bersaing yang efektif meliputi tindakan-tindakan ofensif ataupun defensif CV.ARG CV.ARG Pembeli Pembeli Pengganti Pengganti Pendatang Baru Pendatang Baru Pemasok Pemasok Berpengaruh Lemah Tidak Berpengaruh Persaingan Ant ar Pesaing Berpengaruh Lemah Berpengaruh Lemah Berpengaruh Lemah CV.ARG CV.ARG Pembeli Pembeli Pengganti Pengganti Pendatang Baru Pendatang Baru Pemasok Pemasok Berpengaruh Lemah Tidak Berpengaruh Persaingan Ant ar Pesaing Berpengaruh Lemah Berpengaruh Lemah Berpengaruh Lemah 88 guna menciptakan posisi yang aman defendable position terhadap kelima kekuatan persaingan dan empat pendekatan strategi generik yang secara potensial akan berhasil untuk mengungguli perusahaan lain dalam industri dengan menanggulangi kelima kekuatan persaingan. Hasil analisis industri memposisikan bahwa di industrinya, perusahan dipengaruhi oleh 4 empat kekuatan yang akan mempengaruhi keberlangsungan usahanya apabila tidak diantisipasi dan dihadapi dengan strategi bisnis, yakni : a ancaman dari perusahaan pendatang baru. b kekuatan tawar menawar dari pembeli. c kekuatan tawar menawar dari pemasok. d tingkat rivalitas persaingan antar perusahaan yang ada. Dari keempat kekuatan tersebut, yang telah diantisipasi oleh perusahaan dan telah menjadi kekuatan perusahaan adalah antisipasi terhadap kekuatan b dan c dimana perusahaan selama ini sudah menjalin hubungan yang baik dengan pembeli pemberi kerja yang ditunjukkan melalui prestasi kerja pemenuhan prestasi sesuai dengan kontrak kerja dan pemasok yang dapat dilihat dengan diberikannya pembelian bahan bakar secara kredit oleh pemasok karena perusahaan selalu membayar tepat waktu bahkan lebih banyak membeli secara tunai. Jadi yang perlu mendapat perhatian dari 4 kekuatan tersebut adalah kekuatan a ancaman perusahaan pendatang baru dan d tingkat rivalitas persaingan antar perusahaan yang ada. Jika dilihat dari 4 empat alternatif strategi generik yang ada Porter, 1993 yang dikaitkan dengan bidang usaha pertambangan batubara, maka yang dimungkinkan adalah strategi keunggulan biaya strategi penerapan biaya rendah dengan cakupan luas dan keunggulan biaya yang terfokus strategi biaya rendah dengan cakupan yang sempit, karena dari sisi produk, batubara sebagai salah satu sumber energi alternatif untuk sementara ini belum ada pengganti yang dapat mempengaruhi keberlangsungan usaha perusahaan sehingga untuk kasus ini strategi diferensiasi produk kurang cocok untuk dijalankan sebagai salah satu alternatif strategi lainnya. Untuk itu, maka strategi generik yang dimungkinkan dan mendukung posisi keunggulan kompetitif perusahaan adalah strategi keunggulan biaya cost leadership atau strategi penerapan biaya rendah dengan cakupan area yang luas sebagaimana terlihat pada Gambar 19 warna hijau. 89 Strategi keunggulan biaya penerapan biaya rendah dengan cakupan area yang luas dipilih untuk CV.ARG karena untuk saat ini strategi lainnya seperti diferensiasi produk batubara ke bentuk lain masih belum meningkatkan peluang secara ekonomis dibandingkan dengan bentuk yang ada saat ini. Sedangkan terhadap luasan targetnya, CV.ARG sudah selayaknya untuk tidak membatasi kegiatan usahanya di lokasi yang sedang dikerjakan saat ini atau melalui luasan yang terbatas fokus, karena akan menghambat ruang gerak kemajuan usaha serta peluang untuk memperoleh penambahan laba usaha CV.ARG sendiri dan CV.ARG sudah layak serta memiliki kemampuan untuk menambah dan memperluas area kegiatan usahanya keluar dari lokasi usaha yang ada saat ini. Menurut Hitt et al 2001 mengatakan bahwa strategi keunggulan biaya adalah serangkaian tindakan integratif yang dirancang untuk memproduksi atau mengirimkan jasa pada biaya yang paling rendah, relatif terhadap pesaing dengan ciri-ciri yang dapat diterima oleh para pelanggan. Gambar 19. Strategi generik yang disarankan untuk CV.ARG hijau Selanjutnya untuk melihat seberapa besar peluang yang dapat dilakukan oleh perusahaan CV.ARG untuk menjalankan strategi biaya rendahnya cost leadership yang secara finansial akan memberikan nilai tambah berupa Keunggulan Bersaing L u a sa n P e rs a in g a n Biaya Rendah Keunikan T a rg e t S e m p it T a rg e t L u a s Strategi Biaya Rendah Cost Leadership Strategi Diferensiasi Strategi Biaya Rendah Yang terfokus Strategi Diferensiai Yang Terfokus Keunggulan Bersaing L u a sa n P e rs a in g a n Biaya Rendah Keunikan T a rg e t S e m p it T a rg e t L u a s Strategi Biaya Rendah Cost Leadership Strategi Diferensiasi Strategi Biaya Rendah Yang terfokus Strategi Diferensiai Yang Terfokus 90 peningkatan margin laba dan untuk melihat rantai nilai dari aktivitas-aktivitas perusahaan yang perlu dilakukan perubahan atau perbaikan, dilakukan melalui analisis rantai nilai. ANALISIS RANTAI NILAI Dengan analisis rantai nilai yang akan digunakan ini akan diketahui bagaimana konsep rantai nilai ini dapat membantu dalam menentukan strategi keunggulan biaya atau penerapan biaya rendah cost leadership atau tingkat efisiensi perusahaan sehingga pada akhirnya perusahaan mampu meningkatkan margin labanya. Sebagai tahap awal dalam mencari peluang untuk meningkatkan margin laba perusahaan, maka dengan menggunakan pendekatan terhadap laporan keuangan dan laporan laba rugi perusahaan periode tahun 2007 dan Juni 2008, dimana terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dilakukan pembagian ke dalam 2 dua bagian, yaitu 1 biaya kontrak dan 2 biaya operasi. Biaya kontrak adalah biaya langsung untuk mengerjakan proyek yang dijabarkan dalam kegiatan rantai nilai inbound logistic, operation, outbound logistic, pengadaan barang, pelayanan dan manajemen SDM yang masuk dalam biaya kontrak. Sedangkan biaya operasi adalah biaya tetap perusahaan yang harus dikeluarkan, baik saat perusahaan memiliki kontrak kerja ataupun tidak Umar, 2005. Tabel 15. Komposisi Aktivitas Rantai Nilai pada Biaya Kontrak Rp. Ribu NO KEGIATAN RANTAI NILAI 2007 Jun-08 1 INBOUND LOGISTIC 2363 46.13 2642 45.78 2 OPERASI 2043 39.89 2675 46.35 3 OUTBOUND LOGISTIC 0.00 0.00 4 PENGADAAN BARANG 0.00 0.00 5 PELAYANAN 0.00 0.00 6 MANAJEMEN SDM 716 13.98 454

7.87 JUMLAH BIAYA KONTRAK