6
Tabel 2. Perkembangan UKM dan UB berdasarkan Sektor Usaha di Indonesia
NO SEKTOR
UKM UB
Total UKM
UB Total
UKM Besar
1 Pertanian, Peternakan, 25,799,774
59 25,799,833
26,261,412 59
26,261,471 461,638
1.79 -
0.00 Kehutanan Perikanan
2 Pertambangan 210,342
74 210,416
196,104 69
196,173 14,238
-6.77 5
-6.76 Penggalian
3 Industri Pengolahan 2,740,026
2,519 2,742,545
2,808,949 2,582
2,811,531 68,923
2.52 63
2.50 4 Listrik, Gas Air Bersih
4,597 40
4,637 4,944
43 4,987
347 7.55
3 7.50
5 Bangunan 162,359
192 162,551
163,092 193
163,285 733
0.45 1
0.52 6 Perdagangan, Hotel
9,924,668 474
9,925,142 10,197,812
487 10,198,299
273,144 2.75
13 2.74
Restoran 7 Pengangkutan dan
2,573,458 151
2,573,609 2,705,849
159 2,706,008
132,391 5.14
8 5.30
Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan
35,970 317
36,287 37,418
330 37,748
1,448 4.03
13 4.10
dan Jasa Perusahaan 9 Jasa - Jasa
2,256,218 242
2,256,460 2,314,008
249 2,314,257
57,790 2.56
7 2.89
JUMLAH 43,707,412
4,068 43,711,480
44,689,588 4,171
44,693,759 982,176
2.25 103
2.53
PERKEMBANGAN JUMLAH UNIT
SKALA USAHA TAHUN 2004 UNIT
TAHUN 2005 UNIT SKALA USAHA
Penelitian terhadap strategi-strategi bisnis dalam implementasinya pada dunia usaha di Indonesia sudah banyak dilakukan, seperti diantaranya hasil
penelitian Pramana 2001 dengan obyeknya salah satu perusahaan payung nasional, dengan menggunakan analisis strategi generik dapat dihasilkan suatu
strategi untuk menghadapi persaingan usaha, yakni dengan menggunakan strategi best-cost provider. Sedangkan dengan menggunakan analisis rantai
nilai dan kapabilitas, hasil penelitian Nainggolan 2001 terhadap salah satu perusahaan manufaktur tas ekspor di Indonesia, dapat menunjukkan beberapa
kekuatan yang menjadi sumber keunggulan bersaing yang terdapat dalam aktivitas-aktivitas perusahaan dan menetapkan 3 tiga keunggulan bersaing
yang merupakan distinctive comparative perusahaan kemampuan manufaktur yang mengembangkan skala ekonomi dan membangun hambatan masuk,
pemasaran yang kuat dan pelayanan yang prima.
7
Scarborough dan Zimmerer 2006 menegaskan bahwa saat lingkungan persaingan global sekarang, baik usaha besar UB maupun usaha kecil
menengah UKM yang tidak berpikir dan bertindak secara strategis akan sangat
mudah diserangdikalahkan oleh pesaing. Setiap bisnis terbuka terhadap
kekuatan perubahan yang cepat dari lingkungan persaingan dan di masa yang datang UKM akan menghadapi perubahan dan ketidakpastian yang lebih besar
lagi.
Perumusan Masalah
Secara umum UKM cukup banyak memiliki kelemahan, yang sering menjadi hambatan bagi UKM tersebut untuk berkembang dan meningkatkan
skala usahanya, meskipun kontribusinya terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia tidak dapat diabaikan, begitu juga kontribusinya terhadap penurunan
jumlah pengangguran. Sektor pertambangan batubara sebagai salah satu sektor ekonomi yang
menjadi sasaran tempat usaha UKM, memiliki beberapa kendala yang umumnya hanya bisa dimasuki oleh perusahaan-perusahaan besar, karena kebutuhan
modal yang sangat besar jika akan berinvestasi pada sektor pertambangan batubara ini selain padat teknologi dan risiko. Namun demikian dalam realitanya
cukup banyak pengusaha kecil UKM yang turut berkecimpung dalam bisnis ini, terutama pada usaha pendukung baik sebagai sub kontraktor penambangan,
perdagangan barang-barang penunjang suplier, transportasi atau angkutan darat laut dan lain-lain.
Guna mempertahankan keberlangsungan usahanya, tentunya UKM perlu menerapkan strategi bisnis yang menunjang ke arah tersebut, sehingga UKM
tidak saja hanya dapat mempertahankan keberlangsungan usahanya tetapi juga dapat meningkatkan skala usahanya. Begitu juga UKM di sektor pertambangan
perlu menerapkan strategi bisnis agar dapat unggul dari para pesaingnya serta mampu menghadapi lingkungan usaha yang secara makro dan mikro cukup
rentan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. CV. Anugerah Rieski Gunung adalah salah satu UKM yang bergerak
dalam usaha pendukung sektor pertambangan batubara baik dalam jasa kontraktor, rental alat berat maupun dalam perdagangan hasil tambang batubara
8
yang telah dijalaninya sejak tahun 1997 terutama oleh key person, namun legalitas CV dan ijin usahanya baru dikeluarkan tahun 2004.
Meskipun CV. ARG masih membatasi areal operasinya yang difokuskan di daerah Kalimantan Selatan, namun CV. ARG telah memiliki cukup
pangalaman dalam sektor pertambangan batubara ini, yang dapat diketahui dari riwayat pekerjaan yang pernah dijalaninya termasuk oleh key person, dan saat
ini saat ini sedang mengerjakan pekerjaan penambangan batubara sebagai sub kontraktor dari PT. SBR dengan lokasi tambang yang terletak di desa Gunung
Batu, kecamatan Binuang, kabupaten Tapin Propinsi Kalimantan Selatan. Sebagai sebuah badan usaha yang masih relatif baru dalam
perkembangannya tentunya juga mengharapkan adanya kesinambungan serta peningkatan skala usaha meskipun kondisi persaingan usaha cukup ketat selain
tingkat risiko usaha dari industri tambang itu sendiri serta kebutuhan modal yang cukup besar yang diperlukan agar dapat menguasai industri.
Untuk itu penelitian terhadap CV. ARG ini dimaksudkan untuk mencari gambaran mengenai strategi apa yang layak untuk dijalankan oleh perusahaan,
apakah strategi yang didapatkan dapat memberikan nilai tambah, sehingga CV. ARG dapat mempertahankan usahanya bahkan memiliki keunggulan bersaing
yang berkesinambungan dalam upayanya untuk menjaga keberlangsungan usahanya.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan strategi kompetitif yang tepat dalam membangun keunggulan bersaing pada skala UKM
untuk menjaga kelangsungan hidup bisnisnya. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui keunggulan sumber daya dan kemampuan perusahaan CV.ARG.
2. Mengetahui kondisi dan strategi yang dijalankan oleh perusahaan CV.
ARG guna menghadapi pesaing dalam upayanya untuk menjaga keberlangsungan usaha.
3. Menganalisis posisi perusahaan CV. ARG dalam lingkungan industrinya.
9
4. Merumuskan strategi yang dijalankan perusahaan CV.ARG di industri
dalam menghadapi lima kekuatan pesaing melalui aktivitas-aktivitas yang dijalankan dalam penciptaan nilai.
Kegunaan Penelitian
Dengan dilakukannya penelaahan lebih dalam mengenai manajemen strategik khususnya strategi bersaing yang dipadukan dengan kondisi riil
perusahaan, maka beberapa kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Dapat membantu dan memberikan pembelajaran masukan kepada perusahaan UKM yang umumnya memiliki kelemahan dalam
manajemen, agar dapat mempertahankan kegiatan usahanya untuk tetap berkesinambungan melalui strategi bersaing yang kerkelanjutan
sustainable competitive strategy yang tepat untuk menghadapi pasar dan persaingan yang semakin ketat.
2. Menjadi referensi bagi UKM di Indonesia, sehingga UKM Indonesia memiliki keunggulan bersaing competitive advantage dan keunggulan
komparatif comparative advantage yang menjadikannya unggul dan mampu bersaing dengan UKM dunia.
LANDASAN TEORI
Konsep Strategik Strategic Concept
Menurut Fisk 2006 bahwa strategi adalah cara yang dilakukan untuk meraih hasil yang diinginkan. Dalam pengertian yang dikaitkan dengan masa
sekarang, konsep strategi lebih dikaitkan dengan lingkungan organisasi atau suatu perusahaan. Seperti yang disampaikan oleh Barney 2007, bahwa
strategi adalah bagaimana perusahaan dapat mencapai tingkatan kerja yang tinggi di market dan industri dimana perusahaan beroperasi.
Kebanyakan strategi yang dijalankan perusahaan tidak cukup lagi untuk mengantisipasi pasar sekarang. Strategi-strategi itu kini kehilangan konteks dan
diferensiasi, fleksibilitas dan keterkaitan. Mereka sering kehilangan kesempatan besar dan meninggalkan pilihan yang lebih sulit padahal penting untuk
bisnisnya. Mereka lebih senang konsensus dibandingkan kompetisi, dengan mempertahankan posisi tetap ditempat dibandingkan bergerak maju. Strategi
sendiri merupakan istilah yang sering salah dimengerti. Sebagai kata, strategi sering dirancukan dengan taktik atau diartikan sebagai perencanaan.
Kenyataannya, strategi adalah masalah pendekatan yang sustainable, membutuhkan fleksibilitas dan dapat dievaluasi dalam suatu perubahan yang
cepat, tetapi pada umumnya memiliki jangkauan sampai sedikitnya tiga tahun Fisk, 2006.
Fisk 2006 juga mengatakan bahwa 1 strategi adalah masalah arahan : mengklarifikasi visi dan tujuan, membuat tujuan organisasi jelas, penyesuaian
dan momentum; 2 strategi adalah masalah pilihan : menentukan dimana dan bagaimana cara berkompetisi, memprioritaskan pasar, pelanggan, merk dan
produk mana yang harus difokuskan; 3 strategi adalah masalah diferensiasi : menemukan sumber-sumber keunggulan bersaing competitive advantage yang
bertahan lama dan bagaimana mengantarkannya dengan cara yang menguntungkan.
Menurut Pearce dan Robinson 2003, bahwa strategi mencerminkan kepedulian perusahaan tentang bagaimana, kapan dan dimana perusahaan
harus berkompetisi bersaing; dengan siapa harus bersaing dan untuk tujuan apa perusahaan harus bersaing.
11
Suatu strategi yang efektif akan memberikan 3 tiga manfaat bagi perusahaan, yakni 1 sebagai sumber perolehan ekonomi, 2 menyediakan
kerangka untuk alokasi sumberdaya dan 3 menuntun keputusan-keputusan perusahaan berkenaan dengan masalah manajemen dan organisasi Walker,
2003. Dalam menyusun suatu strategi dan pengimplementasian strategi terdapat
5 lima tugas manajerial yang saling terkait Thompson Strickland, 1999, yaitu :
1. mengembangkan visi dan misi Perusahaan. 2. menetapkan
tujuan. 3. menyusun strategi untuk mencapai tujuan.
4. menerapkan strategi.
5. Mengevaluasi kinerja, melihat perkembangan terbaru dan mendesain tindakan korektif.
Menurut Ohmae 1983 dikatakan bahwa strategi yang diterapkan perusahaan berkaitan dengan competitive advantage, atau yang biasa disebut sebagai
keunggulan bersaing, yakni kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk dapat unggul dalam persaingan. Selain itu strategi yang dihubungkan dengan dunia
bisnis lebih menitikberatkan pada pembuatan keputusan strategik yang melibatkan posisi bersaing dari suatu produk atau pangsa pasar tertentu pada
suatu divisi. Jika perusahaan ingin menang atau hanya bertahan hidup dalam suatu industri, maka ia harus mengadopsi sebuah strategi bisnis yang dapat
menciptakan strategi bersaing competitive strategies.
Manajemen Strategik Strategic Management
Proses manajemen strategik bersifat dinamis, input yang relevan serta akurat yang berasal dari analisis lingkungan internal maupun eksternal
diperlukan untuk perumusan strategi yang efektif dan efisien serta penarapannya. Sebaliknya, langkah strategik yang efektif dan efisien merupakan prasyarat untuk
mencapai penampakan strategik dari daya saing strategik yang diharapkan serta laba di atas rata-rata Hitt et al, 1997.
12
Beberapa pengertian mengenani manajemen strategik diantaranya adalah sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan
mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya, yang tersirat bahwa manajemen strategik berfokus pada
mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuanganakuntansi, produksioperasi, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi komputer
untuk mencapai keberhasilan perusahaan. Scarborough dan Zimmerer 2006 mengungkapkan bahwa manajemen
strategik adalah suatu proses yang melibatkan pengembangan rencana permainan untuk menuntun perusahaan seperti usahanya dalam mencapai visi,
misi, tujuan dan sasaran perusahaan dan menjaganya agar tidak menyimpang dari jalan yang diharapkan.
Sedangkan menurut Pearce dan Robinson 2003, manajemen strategik didefinisikan sebagai suatu kumpulan keputusan dan kegiatan yang dihasilkan
dari formulasi dan implementasi perencanaan yang dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan, yang terdiri dari 9 sembilan tugas utama :
1. Menyusun misi perusahaan termasuk tujuan, filosopi dan sasarannya. 2. Melakukan analisis yang mencerminkan kemampuan dan kondisi internal
perusahaan. 3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan, baik faktor-faktor kontekstual
secara umum ataupun persaingan. 4. Menganalisa opsi-opsi perusahaan dengan cara mencocokkan sumber
daya dengan lingkungan eksternal. 5. Mengidentifikasi opsi yang paling cocok dengan cara mengevaluasi tip
opsi dengan misi perusahaan. 6. Melakukan seleksi dari tujuan jangka panjang dan strategi besaran yang
mampu mencapai opsi yang diharapkan. 7. Mengembangkan tujuan dan strategi jangka pendek tahunan yang
sejalan dengan strategi besar dan tujuan jangka panjang yang ditetapkan. 8. Mengimplementasikan strategi yang dipilih dengan anggaran alokasi
sumberdaya yang disesuaikan dengan kegiatan, manusia, struktur, teknologi dan penekanan pada sistem reward.
9. Mengevaluasi tingkat kesuksesan proses strategi sebagai suatu input untuk pembuatan keputusan di masa yang akan datang.
13
Dari kesembilan fungsi tersebut mengindikasikan bahwa manajemen strategik melibatkan planning, directing, organizing dan controlling POAC dari
keputusan-keputusan dan kegiatan yang terkait dengan strategi. Dalam proses manajemen strategik, diperlukan penetapam misi
perusahaan yang merupakan tujuan jangka panjang dan akan menuntun strategi yang akan dipilih dan diimplementasikan oleh perusahaan melalui analisis faktor-
faktor internal dan eksternal sehingga akan dicapai keunggulan bersaing perusahaan competitive advantage yang secara singkat dapat dideskripsikan
pada Gambar 2 di bawah ini Barney, 2007.
Gambar 2. Proses Manajemen Strategik menurut Barney 2007. Proses manajemen strategik adalah satu paket komitmen, keputusan dan
langkah yang diharapkan bagi sebuah perusahaan untuk memiliki daya saing strategik dan menghasilkan laba di atas rata-rata, seperti yang diungkapkan oleh
Hitt et al 1997, yang menggambarkan proses manajemen strategik secara lebih terinci Gambar 3, dengan memperhatikan feed back umpan balik yang datang
dari berbagai sumber, seperti sampai sejauh mana perusahaan telah dapat bersaing, tingkat laba yang diperoleh serta dari pemegang saham, yang
digunakan oleh perusahaan untuk dapat secara terus menerus menyesuaikan dan menyaring input strategik serta langkah strategik.
Keunggulan Bersaing Competitive Advantage
Keunggulan bersaing
competitive advantage merupakan salah satu istilah penting dalam manajemen strategik, yang dapat didefinisikan sebagai segala
sesuatu yang dilakukan dengan sangat baik oleh sebuah perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya. Ketika sebuah perusahaan dapat melakukan
Analisis Eksternal
Analisis Eksternal
Penerapan Strategi
Penerapan Strategi
Keunggulan Bersaing
Keunggulan Bersaing
Misi Misi
Tujuan Tujuan
Analisis Internal
Analisis Internal
Pemilihan Strategi
Pemilihan Strategi
Analisis Eksternal
Analisis Eksternal
Penerapan Strategi
Penerapan Strategi
Keunggulan Bersaing
Keunggulan Bersaing
Misi Misi
Tujuan Tujuan
Analisis Internal
Analisis Internal
Pemilihan Strategi
Pemilihan Strategi
14
sesuatu dan perusahaan lainnya tidak dapat atau memiliki sesuatu yang diinginkan pesaingnya David, 2006.
Barney 2007 mengungkapkan bahwa keunggulan bersaing adalah suatu kondisi dimana perusahaan mampu menciptakan nilai ekonomi yang lebih
dibandingkan dengan perusahaan kompetitornya, sedangkan secara sederhana nilai ekonomi merupakan perbedaan antara perolehan manfaat yang dirasakan
oleh customer yang membeli produk atau jasa perusahaan tersebut dengan total biaya ekonomi dari produk atau jasa yang dibeli. Lebih singkat lagi Walker 2004
menjelaskan bahwa keunggulan bersaing adalah tujuan dari pemikiran strategik dan fokus utama dari kegiatan wirausaha yang sukses.
Keunggulan bersaing
competitive advantage terjadi pada saat perusahaan mampu menyampaikan manfaat seperti pesaing-pesaingnya tetapi
dengan biaya cost yang lebih rendah cost advantage atau menyampaikan manfaat melebihi dari produk yang berkompetisi differentiation advantage,
maka keunggulan bersaing memungkinkan menjadikan suatu perusahaan menciptakan nilai superior superior value bagi customer-customer-nya dan
keuntungan superior bagi perusahaan itu sendiri. Menurut Porter 1985,
terdapat 2 dua tipe dasar keunggulan bersaing, yakni 1 Keunggulan biaya cost advantage 2 Keunggulan diferensiasi differentiation advantage.
Keunggulan biaya dan diferensiasi ini dapat dikenal sebagai keunggulan posisi positional advantage pada saat keduanya menggambarkan posisi perusahaan
di industri sebagai leader pada biaya dan diferensiasi. Gambaran mengenai model keunggulan bersaing dapat dilihat pada Gambar 3
http:www.quickmba.costategy competitive advantage, 2008.
Gambar 3. Salah satu Model Keunggulan Bersaing.
Kompetensi Yang Jelas
Kompetensi Yang Jelas
KEUNGGULAN BIAYA ATAU
KEUNGGULAN DIFERENSIASI KEUNGGULAN BIAYA
ATAU KEUNGGULAN DIFERENSIASI
PENCIPTAAN NILAI
PENCIPTAAN NILAI
Kapabilitas Sumberdaya
Keunggulan Posisi
Kompetensi Yang Jelas
Kompetensi Yang Jelas
KEUNGGULAN BIAYA ATAU
KEUNGGULAN DIFERENSIASI KEUNGGULAN BIAYA
ATAU KEUNGGULAN DIFERENSIASI
PENCIPTAAN NILAI
PENCIPTAAN NILAI
Kapabilitas Sumberdaya
Keunggulan Posisi
15
Sama halnya dengan Walker 2003 yang mengungkapkan bahwa keunggulan bersaing timbul dari pengembangan dan proteksi sumberdaya
resources dan kemampuan capabilities, yang membaginya dalam dua elemen penting yakni 1 posisioning produk lebih efektif dibanding dengan kompetitor
dan 2 mempertahankan sumberdaya di posisi pasar dari competitor, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Membangun keunggulan bersaing Daya saing strategik strategic competitiveness dapat dicapai apabila
sebuah perusahaan berhasil merumuskan serta menerapkan suatu strategi
penciptaan nilai value creation strategy, yakni pada saat perusahaan
menerapkan strategi tersebut dan perusahaan pesaing tidak secara berkesinambungan menerapkannya serta perusahaan lain tidak mampu meniru
keunggulan strategik tersebut, artinya perusahaan memiliki keunggulan bersaing yang berkesinambungan sustained or sustainable competitive adavantage.
Keunggulan bersaing yang berkesinambungan ini akan menghasilkan laba di
atas rata-rata above-average profits bagi investor.
Keunggulan bersaing diciptakan dengan menggunakan sumberdaya dan kemampuannya untuk mencapai struktur biaya dari usahanya yang lebih rendah
lower business cost structure maupun kemampuannya untuk mendiferensiasi usaha atau produk differentiated businessproduct dari para pesaingnya
Pearce dan Robinson, 2004. Keputusan penting lainnya adalah bagaimana luas atau sempitnya segmen pasar yang dituju. Porter 1985 membentuk matrik
dengan menggunakan cost advantage, differentiation advantage serta luas dan sempitnya focus untuk mengidentifikasi strategi-strategi generik sehingga
perusahaan dapat meneruskan penciptaan dan pelanggengan keunggulan
Posisi Persaingan dengan Pelanggan Pertahanan melawan Pesaing
Sumberdaya Kapabilitas
Pendorong Nilai
Pendorong Nilai
Pendorong Biaya
Pendorong Biaya
Mekanisme Pesaing
Kontribusi Economi Superior Posisi Pasar yang Berkelanjutan
Keunggulan Bersaing Pendorong
Nilai Pendorong
Nilai Pendorong
Biaya Pendorong
Biaya Posisi Persaingan dengan Pelanggan
Pertahanan melawan Pesaing Sumberdaya
Kapabilitas Pendorong
Nilai Pendorong
Nilai Pendorong
Biaya Pendorong
Biaya Mekanisme Pesaing
Kontribusi Economi Superior Posisi Pasar yang Berkelanjutan
Keunggulan Bersaing Pendorong
Nilai Pendorong
Nilai Pendorong
Biaya Pendorong
Biaya
16
bersaing. Untuk mencapai keunggulan bersaing tersebut, perusahaan harus melakukan satu atau beberapa aktivitas penciptaan nilai yang akan menciptakan
nilai secara keseluruhan lebih dibandingkan dengan yang dilakukan pesaing http:www.quickmba.costategy competitive advantage, 2008.
Gambar 5. Proses Manajemen Strategik menurut Hitt et al 1997 Keunggulan bersaing tidak dapat dipahami dengan melihat pada
perusahaan sebagai kesatuan. Namun dapat dilihat dari beberapa aktivitas perusahaan yang berlainan seperti mendesain, memproduksi, memasarkan,
menyalurkan dan mendukung produknya. Masing-masing dari aktivitas tersebut dapat memberikan kontribusi yang relatif terhadap posisi biaya dan menciptakan
dasar untuk diferensiasi perusahaan. Suatu cara sistematis untuk menilai seluruh aktivitas tersebut serta bagaimana masing-masing aktivitas tersebut
berinterkasi, maka perlu dilakukan analisa sumberdaya dari keunggulan bersaing, yang dapat dilakukan dengan cara yang mendasar yakni rantai nilai value chain.
Rantai nilai disini akan memisahkan perusahaan ke dalam akativitas-aktivitas strategik yang relevan untuk memahami perilaku biaya dan sumberdaya
diferensiasi yang ada maupun yang potensial. Perusahaan akan memperoleh keungguloan bersaing dengan menunjukkan aktivitas-aktivitas strategik yang
penting dan lebih murah atau lebih baik dari para pesaing Porter, 1985.
Lingkungan Eksternal
Lingkungan Eksternal
Perumusan Strategi
Perumusan Strategi
Lingkungan Internal
Lingkungan Internal
Strategic Intent Strategic Mission
Strategic Intent Strategic Mission
Penerapan Strategi
Penerapan Strategi
Daya Saing Strategis Laba di atasata-Rata
Daya Saing Strategis Laba di atasata-Rata
Umpan Balik O
u tp
u t S
tra te
g is
T in
d akan
S tr
a te
g is
In p
ut S
tr a
te g
is
Lingkungan Eksternal
Lingkungan Eksternal
Perumusan Strategi
Perumusan Strategi
Lingkungan Internal
Lingkungan Internal
Strategic Intent Strategic Mission
Strategic Intent Strategic Mission
Penerapan Strategi
Penerapan Strategi
Daya Saing Strategis Laba di atasata-Rata
Daya Saing Strategis Laba di atasata-Rata
Umpan Balik O
u tp
u t S
tra te
g is
T in
d akan
S tr
a te
g is
In p
ut S
tr a
te g
is
17
Suatu usaha yang menciptakan keunggulan bersaing baik salah satu atau keduanya dari struktur biaya usaha atau diferensiai usahaproduk, biasanya
berdasarkan pengalaman akan mendapatkan profitabilitas di atas rata-rata pada industrinya. Dari hasil studi terbaru ditemukan bahwa suatu usaha yang tidak
mampu membangun keunggulan bersaing memiliki kinerja yang paling buruk sedangkan usaha yang memiliki keduanya dalam membentuk keunggulan
bersaing menikmati profitabilitas dengan level yang tertinggi di industrinya Walker, 2004.
Barney 2007 mengungkapkan bahwa keunggulan bersaing terdiri dari 3 tiga tipe, yakni :
1. Keunggulan bersaing, terbagi menjadi :
- keunggulan bersaing temporer, yakni keunggulan bersaing yang berlangsung hanya dalam periode waktu yang pendek.
- keunggulan bersaing yang berkesinambungan, yakni keunggulan
bersaing yang berlangsung dalam periode waktu yang panjang. 2.
Kesamaan bersaing, yakni tidak memiliki nilai lebih karena nilai ekonomi yang diciptakan memiliki kesamaan dengan pesaingnya.
3. Kelemahan bersaing, terbagi menjadi :
- kelemahan bersaing temporer, yakni kelemahan bersaing yang berlangsung hanya dalam periode waktu yang pendek.
- kelemahan bersaing yang berkesinambungan, yakni kelemahan bersaing yang berlangsung dalam periode waktu yang lebih panjang.
Analisis Industri Industry Analysis
Sebagai suatu industri sudah selayaknya secara ekonomi memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan, dan diharapkan dapat memberikan nilai
tambah pula kepada konsumen sebagai pihak yang menikmati suatu produk atau jasa yang dihasilkan dengan mengupayakan nilai yang lebih dibandingkan
dengan kompetitor. Menurut Porter 1985, penentu dasar pertama dari kemampulabaan suatu
perusahaan adalah daya tarik industri. Kemampulabaan industri tidak bergantung pada bagaimana tampaknya produk bersangkutan atau apakah
fungsi itu mencakup teknologi tinggi atau rendah, tetapi pada struktur industri. Di dalam industri apapun aturan persaingan dicakup dalam lima kekuatan bersaing,
18
yang dikenal dengan Porter’s five Model of Competitions. Lima kekuatan persaingan yang terdiri dari 1 masuknya pendatang baru; 2 ancaman produk
pengganti; c kekuatan tawar menawar pembeli; 4 kekuatan tawar menawar pemasok dan 5 persaingan di antara para pesaing yang ada, mencerminkan
kenyataan bahwa persaingan dalam suatu industri tidak hanya terbatas pada para pemain yang ada. Pelanggan, pemasok, produk pengganti serta pendatang
baru potensial semuanya merupakan pesaing bagi perusahaan-perusahaan dalam industri dan dapat lebih atau kurang menonjol tergantung pada situasi
tertentu. Model tersebut dapat dilihat pada Gambar 6. Secara lebih rinci kelima kekuatan persaingan tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut :
Gambar 6. Competitive Strategy dari Porter dalam Umar 2005
1. Ancaman Pendatang Baru Threat of New Entrants
Pendatang baru dalam suatu industri dapat membahayakan perusahaan- perusahaan yang ada karena pendatang baru akan membawa kapasitas baru,
keinginan untuk merebut pasar serta seringkali juga sumberdaya yang besar. Akibatnya harga dapat menjadi turun atau biaya membengkak sehingga
mengurangi kemampulabaan.
Ancaman dari Pendarang Baru
Pesaing Industri
Persaingan diantara
Pesaing
yang ada Pesaing
Industri Persaingan
diantara Pesaing
yang ada Pembeli
Pembeli
Pengganti Pengganti
Pendatang Baru
Pendatang Baru
Penyalur Penyalur
Stakeholder Lainnya
Stakeholder Lainnya
Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Kekuatan Relatif Dari Asosiasi,
Pemerintah, dll
Kekuatan Tawar Menawar
Penyalur Ancaman dari
Produk Pengganti
Ancaman dari Pendarang Baru
Pesaing Industri
Persaingan diantara
Pesaing
yang ada Pesaing
Industri Persaingan
diantara Pesaing
yang ada Pembeli
Pembeli
Pengganti Pengganti
Pendatang Baru
Pendatang Baru
Penyalur Penyalur
Stakeholder Lainnya
Stakeholder Lainnya
Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Kekuatan Relatif Dari Asosiasi,
Pemerintah, dll
Kekuatan Tawar Menawar
Penyalur Ancaman dari
Produk Pengganti
19
Besarnya kecenderungan suatu perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri ditentukan oleh fungsi dari 2 dua faktor, yakni tergantung pada
rintangan masuk barrier to entry dan reaksi dari para pesaing yang ada yang dapat diperkirakan oleh pendatang baru.
Menurut Pearce dan Robinson 2003 terdapat 6 enam sumber utama rintangan masuk, yaitu :
a. Skala ekonomis
economic scale b. Diferensiasi
produk product differentiation
c. Kebutuhan modal
capital requirement d. Biaya tak menguntungkan yang terlepas dari skala cost
disadvantages independent of size e. Akses
terhadap saluran
distribusi Access to Distribution Channels
f. Kebijakan pemerintah
Government policies
2. Ancaman Produk Pengganti Threat of Substitute Products
Tersedianya produk-produk pengganti merupakan faktor utama yang mempengaruhi keinginan konsumen dan akan membangkitkan persaingan
dengan perusahaan yang sudah ada. Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri dengan menetapkan harga pagu ceiling price, yang dapat
diberikan perusahaan dalam industri. Sejauh mana ancaman produk-produk substitusi menjadi kendala bagi industri untuk menentukan harga tergantung
pada 3 tiga faktor: a. Tingkat perkembangan produk substitusi yang tersedia.
b. Karakteristik harga atau kinerja relatif terhadap produk-produk pilihan. c. Biaya yang ditanggung konsumen untuk beralih pada produk substitusi.
3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Bargaining Power of Buyers
Perusahaan akan selalu berusaha untuk memaksimumkan tingkat pengembalian atas modal yang ditanam. Sebaliknya pembeli lebih suka membeli
produk dengan harga serendah mungkin dimana industri dapat memperoleh pengembalian serendah mungkin yang dapat diterima. Pembeli bersaing dengan
industri dengan cara memaksa harga turun, tawar menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik. Kekuatan dari tiap-tiap kelompok
20
pembeli yang penting dalam industri tergantung pada sejumlah karakteristik situasi pasarnya dan pada kepentingan relatif pembeliannya dari industri yang
bersangkutan dibandingkan dengan keseluruhan bisnis pembeli tersebut. Dan kelompok pembeli dapat menjadi kuat pada situasi berikut :
a. Kelompok pembeli terpusat atau pembeli dalam jumlah besar relative terhadap penjualan pihak penjual.
b. Produk yang dibeli dari industri merupakan bagian dari biaya atau pembelian yang cukup besar dari pembeli.
c. Produk yang dibeli dari industri adalah produk standar atau tidak
terdiferensiasi. d. Pembeli menghadapi biaya pengalihan yang kecil.
e. Pembeli mendapatkan laba kecil. f. Pembeli menunjukkan ancaman untuk melakukan integrasi balik.
g. Produk industri tidak penting bagi mutu produk atau jasa pembeli. h. Pembeli mempunyai informasi lengkap.
4. Kekuatan Tawar menawar Pemasok bargaining power of supplier
Meningkatkan harga dan mengurangi mutu produk yang dijual adalah cara potensial yang dapat digunakan pemasok untuk mendapatkan kekuatan
terhadap perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam suatu industri. Apabila perusahaan tidak dapat menutup peningkatan biaya yang terjadi melalui struktur
harganya maka kemampulabaannya akan berkurang akibat tindakan pemasok. Kondisi-kondisi yang membuat pemasok kuat cenderung serupa dengan kondisi
yang membuat pembeli kuat, dimana kelompok pemasok dapat dikatakan kuat jika :
a. Kelompok pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan dan lebih terkonsentrasi ketimbang industri dimana mereka menjual.
b. Pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain untuk dijual kepada industri.
c. Industri tidak merupakan pelanggan penting bagi kelompok pemasok. d. Produk pemasok merupakan input penting bagi bisnis pembeli.
e. Produk kelompok pemasok terdiferensiasi atau pemasok telah menciptakan biaya peralihan.
21
f. Kelompok pemasok memperlihatkan ancaman yang meyakinkan untuk melakukan integrasi maju.
5. Tingkat Rivalitas di antara Para Pesaing yang Ada Intention of Industry Rivalry
Persaingan disini terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi dan sering disebabkan
oleh harga, inovasi produk dan tindakan lain untuk mencapai diferensiasi produk. Bagi kebanyakan industri, penentuan utama seluruh persaingan serta tingkat
profitabilitas secara umum adalah persaingan antara perusahaan dalam industri. Beberapa faktor utama yang menentukan sifat dan intensitas persaingan diantara
perusahaan-perusahaan yang telah mantap, adalah : a. Jumlah pesaing yang banyak atau seimbang.
b. Pertumbuhan industri yang lamban. c. Biaya tetap atau biaya penyimpanan yang tinggi.
d. Ketiadaan diferensiasi atau biaya peralihan. e. Penambahan kapasitas dalam jumlah besar.
f. Pesaing yang beragam. g. Taruhan strategik yang besar.
h. Hambatan pengunduran diri yang tinggi. Lima kekuatan tersebut di atas menunjukkan kenyataan bahwa persaingan
dalam suatu industri tidak hanya terbatas pada para pemain yang ada. Pelanggan, pemasok, produk pengganti serta pendatang baru potensial
semuanya merupakan pesaing bagi perusahaan-perusahaan dalam industri. Struktur industri ini nantinya akan menunjukkan faktor-faktor apa saja yang
menjadi kunci bagi perusahaan untuk dapat berhasil dalam suatu industri. Faktor-faktor ini lazim disebut sebagai key success factors KSFs. Menentukan
KSFs suatu industri merupakan prioritas utama, dimana para manajer perlu memahami situasi industri dengan baik untuk mengetahui hal apa saja yang
kurang atau lebih penting bagi keberhasilan bersaing perusahaan. Kesalahan dalam mendiagnosa faktor-faktor industri yang penting bagi keberhasilan
persaingan jangka panjang akan meningkatkan risiko kesalahan mengarahkan strategi.
22
Strategik generik Generic Strategic
Menurut Porter 1993 strategi generik adalah pendekatan untuk mengungguli pesaing dalam industri, dimana dalam struktur industri tertentu ini
berarti bahwa semua perusahaan dapat memperoleh hasil laba yang tinggi sedangkan di industri yang lain keberhasilan dengan strategi generik mungkin
diperlukan sekedar untuk mendapatkan hasil laba yang layak dalam artian absolut. Terdapat tiga pendekatan strategi generik yang dapat digunakan untuk
menanggulangi kelima kekuatan persaingan five forces of competitions, yakni : 1. keunggulan
biaya cost leadership
2. diferensiasi differentiation
3. fokus focus
1. Keunggulan Biaya Cost Leadership
Dalam strategi keunggulan biaya ini, perusahaan berusaha menawarkan barang yang dijual dengan harga yang lebih rendah dibanding barang sejenis
yang berada dalam satu kelompok industri tertentu. Untuk itu perusahaan harus mampu menghasilkan barang dengan tingkat biaya yang lebih rendah daripada
biaya produksi yang dikeluarkan oleh pesaingnya. Memiliki posisi biaya rendah ini akan membuat perusahaan mendapatkan hasil laba di atas rata-rata dalam
industrinya walaupun ada kekuatan persaingan yang besar. Posisi biaya rendah tersebut memberikan kepada perusahaan ketahanan
terhadap rivalitas dari para pesaing, karena perusahaan mendapatkan laba setelah para pesaingnya mengorbankan laba mereka demi persaingan. Selain
itu akan melindungi perusahaan dari pembeli yang kuat karena pembeli hanya dapat menggunakannya untuk menekan harga sampai ke tingkat harga dari
pesaing yang paling efisien berikutnya. Faktor-faktor yang membawa kepada posisi biaya rendah biasanya juga menimbulkan hambatan masuk yang cukup
berarti dalam bentuk skala ekonomis atau keunggulan biaya. Akhirnya posisi biaya rendah biasanya menempatkan perusahaan pada
posisi yang menguntungkan dalam menghadapi produk pengganti relative terhadap posisi para pesaingnya dalam industri. Jadi, posisi biaya rendah
melindungi perusahaan terhadap kelima kekuatan persaingan karena tawar
23
menawar hanya akan terus mengikis laba sampai para pesaing yang paling efisien berikutnya akan gugur Porter, 1993.
Strategi keunggulan biaya biasanya merasuk ke seluruh perusahaan, seperti dibuktikan dengan efisiensi yang tinggi, overhead yang rendah, fasilitas
karyawan yang terbatas, tidak menoleransi pemborosan, penyaringan yang ketat atas permintaan anggaran, rentang penengendalian yang lebar, kompensasi
yang dihubungkan dengan penurunan biaya. Beberapa risiko dengan diterapkannya keunggulan biaya ini adalah bahwa 1 pesaing dapat meniru
strategi ini, dengan demikian akan memicu penurunan laba industri; 2 penemuan teknologi baru dalam industri dapat membuat strategi tidak efektif; 3
perhatian pembeli beralih ke fitur lainnya selain faktor harga David, 2006. Dalam hubungannya dengan keunggulan bersaing, Barney 2007 bahwa
jika strategi keunggulan biaya dapat diterapkan oleh banyak perusahaan pada industri, atau jika tidak ada perusahaan yang mengalami ketidakunggulan biaya
dalam meniru strategi keunggulan biaya, maka keunggulan biaya tidak menjadikan keunggulan bersaing yang berkelanjutan bagi perusahaan.
2. Diferensiasi differentiation
Strategi yang kedua ini adalah mendiferensiasikan produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan, yaotu menciptakan sesuatu yang baru yang dirasakan
oleh keseluruhan industri sebagai hal yang unik. Adapun pendekatan dari diferensiasi ini dapat dalam bentuk : 1 citra rancangan atau merk; 2 teknologi;
3 karakteristik khusus; 4 pelayanan pelanggan; 5 jaringan penyalur dan 6 dimensi lainnya.
Diferensiasi memberikan penyekat terhadap persaingan karena adanya loyalitas merk dari pelanggan dan mengakibatkan berkurangnya kepekaan
terhadap harga biaya. Selain itu juga diferensiasi mampu meningkatkan marjin laba yang menghindarkan kebutuhan akan posisi biaya rendah. Marjin yang
lebih tinggi dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kekuatan pemasok, mengurangi kekuatan pembeli dimana pembeli tidak memiliki alternatif yang dapat
dibandingkan sehingga menjadi kurang peka terhadap harga. Oleh karena itu strategi ini dapat menciptakan posisi yang aman untuk mengatasi kelima
kekuatan persaingan dengan cara yang berbeda dari strategi keunggulan biaya.
24
Namun demikian menurut David 2006 bahwa strategi diferensiasi belum dapat menjamin keunggulan bersaing, khususnya jika produk standar cukup
memenuhi kebutuhan konsumen atau imitasi cepat dapat dilakukan oleh pesaing. Diferensiasi yang berhasil akan menghasilkan fleksibilitas produk yang lebih
besar, kompatibilitas produk yang lebih besar, biaya yang lebih rendah, jasa yang lebih baik, perawatan yang lebih sedikit, kenyamanan yang lebih besar atau fitur
yang lebih banyak. Menurut Barney 2007 strategi diferensiasi produk akan menambah nilai
dengan memenuhi kebutuhan perusahaan untuk membebankan harga produk dan jasa yang lebih besar dari biaya total rata-rata persusahaan. Perusahaan
yang dapat menerapkan strategi ini dengan sukses mampu menurunkan berbagai ancaman dari lingkungan serta mengeksploitasi berbagai macam
peluang dari lingkungan. Kemampuan strategi untuk menambah nilai terhadap perusahaan pasti dapat dikaitkan dengan keluarbiasaan dan berbiaya untuk
meniru kelemahan dan kekuatan perusahaan sehingga akan menghasilkan keunggulan bersaing.
3. Fokus focus
Berbeda dengan strategi keunggulan biaya dan diferensiasi, strategi focus merumuskan perhatian perusahaan untuk melayani satu segmen pasar tertentu
saja. Pilihan segmen pasar tersebut dapat didasarkan pada keunikan karakteristik wilayah pemasaran atau keunikan atribut barang yang diperlukan
oleh segmen pasar tersebut. Strategi focus dapat diterapkan jika pasar terdiri dari berbagai segmen yang
memiliki kebutuhan yang beragam. Sedangkan risiko kegagalan strategi ini dapat terjadi karena ada perubahan selera umum yang berlaku pada pasar
secara keseluruhan. Selain itu risiko yang lain adalah adanya kemungkinan pesaing mampu menemukan strategi memasuki segmen pasar yang sebelumnya
hanya menjadi sasaran perusahaan yang menerapkan strategi fokus ini. Strategi fokus ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni :
• Focused on Low-cost Strategy
• Focused on Differentiation Strategy
25
Pearce dan Robinson 2003, mengatakan bahwa strategi fokus baik itu berbasiskan keunggulan biaya biaya murah atau berbasiskan diferensiasi
mencoba untuk memenuhi kebutuhan dari segmen pasar yang khusus. Mungkin segemen-segmen tersebut adalah segmen yang diabaikan melalui pertimbangan
marketing terhadap pasar-pasar yang mudah diakses, pelanggan yang khusus atau terhadap pelanggan-pelanggan dengan penerapan yang umum untuk
produk. Gambaran pilihan strategik generik dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Pilihan Strategik Generik Porter, 1993
Analisis SWOT SWOT Analysis
Strategi kadang-kadang didefinisikan sebagai pencocokan yang dibuat suatu organisasi antara sumber daya dan keterampilan internalnya dengan
peluang dan risiko yang diciptakan oleh faktor eksternal. Tahap pencocokkan dari kerangka kerja perumusan strategi ini terdiri atas 5 lima teknik yang dapat
digunakan dalam urutan apapun, yakni matriks SWOT, matriks SPACE, matriks BCG, matriks IE dan matriks Grand Strategy David, 2006.
Analisis SWOT sebagai salah satu alat yang dipergunakan dalam penentuan strategi perusahaan, biasanya diawali dengan menganalisis situasi
internal dan eksternal. Analisis lingkungan internal perusahaan meliputi analisis
1. Kepemimpinan Biaya 2. Diferensiasi
3B. Fokus pada Diferensiasi
3A. Fokus pada Biaya
Keunggulan Bersaing
L u
a sa
n P
e rs
a in
g a
n
Biaya Rendah Keunikan
T a
rg e
t S
e m
p it
T a
rg e
t L
u a
s 1. Kepemimpinan Biaya
2. Diferensiasi
3B. Fokus pada Diferensiasi
3A. Fokus pada Biaya
Keunggulan Bersaing
L u
a sa
n P
e rs
a in
g a
n
Biaya Rendah Keunikan
T a
rg e
t S
e m
p it
T a
rg e
t L
u a
s
26
kekuatan strength dan kelemahan weakness, sedangkan analisis lingkungan eksternal perusahaan meliputi analisis peluang opportunity dan ancaman
threat. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal, sehingga kedua faktor
tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT Rangkuti, 2002. Menurut Umar 2005 dikatakan bahwa kondisi lingkungan internal dan eksternal
yang merupakan kondisi lingkungan bisnis beserta perusahaan adalah sebagai suatu sistem yang akan berkait dengan sekumpulan faktor tertentu dapat
mempengaruhi arah dan kebijakan perusahaan dalam mengelola bisnisnya. Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua kategori, yaitu lingkungan jauh remote
dan lingkungan industri , sementara lingkungan internal merupakan aspek-aspek
yang ada di dalam perusahaan. Deskripsi lingkungan bisnis ini dapat dilihat pada Gambar 8.
Mencocokkan faktor keberhasilan internal dan eksternal adalah kunci untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak secara efektif. Sehingga upaya
perusahaan mengembangkan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengapitalisasi peluang dapat dianggap sebagai serangan, sementara strategi
yang didesain untuk memperbaiki kelemahan guna menghindari ancaman dapat dianggap pertahanan. Setiap perusahaan memiliki beberapa peluang dan
ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat dihubungkan untuk merumuskan alternatif strategi yang layak David, 2006.
Gambar 8. Lingkungan Eksternal dan Lingkungan Internal Umar, 2005
Lingkungan Jauh :
- F
a k
to r
E k
o n
o m
i
- F
a k
to r
S o
s ia
l
- F
ak to
r P o
lit ik
- F
ak to
r T ek
n o
lo g
i Lingkungan Industri :
- H
a m
b a
ta n
m a
s u
k
- D
a y
a ta
w a
r p
e m
a s
o k
- Da
y
a ta
wa r
p e
m b
e li
- K
e te
rs edi
a an
b a
ra n
g su
b
s tit
u si
Persaingan dlm Industri Lingkungan Internal
Perusahaan :
- Aspek Keuangan - Aspek SDM
- Aspek Pemasaran - Aspek Operasional
- Aspek Manajemen Lingkungan Jauh :
- F
a k
to r
E k
o n
o m
i
- F
a k
to r
S o
s ia
l
- F
ak to
r P o
lit ik
- F
ak to
r T ek
n o
lo g
i Lingkungan Industri :
- H
a m
b a
ta n
m a
s u
k
- D
a y
a ta
w a
r p
e m
a s
o k
- Da
y
a ta
wa r
p e
m b
e li
- K
e te
rs edi
a an
b a
ra n
g su
b
s tit
u si
Persaingan dlm Industri Lingkungan Internal
Perusahaan :
- Aspek Keuangan - Aspek SDM
- Aspek Pemasaran - Aspek Operasional
- Aspek Manajemen
27
Menurut Rangkuti 2002, diagram analisis SWOT dapat digambarkan dengan diagram sebagaimana pada Gambar 9.
Gambar 9. Diagram analisa SWOT Rangkuti, 2002 Kuadran 1
: Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus
diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif growth oriented strategy.
Kuadran 2 :
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang
harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi
difersifikasi produkpasar. Kuadran 3
: Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar,
tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendalakelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini
mirip dengan question mark pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah
internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Berbagai Peluang Berbagai Peluang
1. Mendukung Strategi Agresif
Berbagai Ancaman Berbagai Ancaman
Kekuatan Internal Kekuatan Internal
Kelemahan Internal Kelemahan Internal
2. Mendukung Strategi
Diversifikasi
4. Mendukung Strategi Defensif
3. Mendukung Strategi
Turnaround
Berbagai Peluang Berbagai Peluang
1. Mendukung Strategi Agresif
Berbagai Ancaman Berbagai Ancaman
Kekuatan Internal Kekuatan Internal
Kelemahan Internal Kelemahan Internal
2. Mendukung Strategi
Diversifikasi
4. Mendukung Strategi Defensif
3. Mendukung Strategi
Turnaround
28
Kuadran 4 :
Kuadran 4 ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, dimana perusahaan tersebut menghadapi
berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Analisis Rantai Nilai Value Chain Analysis Analisis rantai nilai atau dikenal juga sebagai value chain analysis adalah
sebuah gambaran grafis kegiatan perusahaan yang dirancang dengan suatu cara untuk menunjukkan urutan kegiatan-kegiatan. Jadi dengan analisis ini dapat
menyediakan kerangka kerja yang kuat untuk mengidentifikasikan dan menilai sumber daya resources dan kemampuan capabilities perusahaan.
Menurut David 2006, analisis rantai nilai mengacu pada proses dimana suatu perusahaan menentukan biaya yang berhubungan dengan aktivitas
organisasi dari pembelian bahan mentah, kemudian produksi barang hingga pemasaran barang tersebut. Analisis rantai nilai bertujuan untuk
nmengidentifikasi di mana keunggulan biaya rendahatau kelemahan terjadi sepanjang rantai nilai dari bahan mentah hingga aktivitas pelayanan pelanggan.
Semakin banyak perusahaan menggunakan analisis rantai nilai untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuatan kompetitif, akan memberikan nilai
efisien dan efektif di sepanjang bagian dari rantai nilai terseb Untuk menganalisis aktivitas yang spesifik melalui mana perusahaan
menciptakan keunggualan bersaing, sangat berguna membuat model bagi perusahaan seperti akitivitas-aktivitas penciptaan nilai. Dimana Porter
mengidentifikasi sebagai sekumpulan aktivitas-aktivitas umum yang saling berinterrelasi. Model yang dihasilkan tersebut dikenal juga sebagai value chain.
Rantai nilai ini juga menekankan hubungan antara kegiatan-kegiatan yang berbeda dan juga karena memberikan sarana untuk mengadakan perbandingan
diantara perusahaan-perusahaan, berkaitan baik dengan kegiatan masing- masing maupun dengan penyusunan kegiatan. Gambaran mengenai analisa
rantai nilai dapat dilihat pada Gambar 10. Dengan menggunakan analisis rantai nilai merupakan cara yang tepat
untuk memeriksa apa yang menjadi keunggulan bersaing suatu perusahaan dibandingkan dengan pesaing Porter, 1993. Adapun definisi aktivitas utama
dan aktivitas pendukung dalam analisis rantai nilai dapat dijelaskan sebagai berikut Hitt et al, 2001 :
29
Aktivitas Utama primary activities.
¾
Aktivitas Logistik Masuk inbound logistisc
Aktivitas-aktivitas seperti penanganan bahan baku, gudang dan kontrol persediaan, digunakan untuk menerima, menyimpan dan menyebarkan
input-input ke produk. ¾
Aktivitas operasi operations
Aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk mengkonversi input-input yang disediakan oleh logistik masuk ke bentuk produk akhir, permesinan,
pengemasan, perakitan dan pemeliharaan peralatan. ¾
Aktivitas logistik ke luar outbound logistics
Aktivitas-aktivitas yang melibatkan pengumpulan, penyimpanan, dan pendistribusian secara fisik produk final kepada para pelanggan, seperti
penyimpanan barang jadi di gudang, penanganan bahan baku, dan pemrosesan pesanan.
¾
Aktivitas pemasaran dan penjualan marketing and sales
Aktivitas-aktivitas yang diselesaikan untuk menyediakan sarana yang melaluinya para pelanggan dapat membeli produk dan mempengaruhi
mereka untuk melakukannya. Untuk secara efektif memasarkan dan menjual produk, perusahaan mengembangkan iklan-iklan dan kampanye
profesional, memilih jaringan distribusi yang tepat dan memilih, mengembangkan dan mendukung tenaga penjualan mereka.
¾
Aktivitas Jasa services
Aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan atau memelihara nilai produk. Perusahaan terlibat dalam sejumlah aktivitas yang berkaitan
dengan jasa, termasuk instalasi, perbaikan, pelatihan dan penyesuaian.
30
Aktivitas Pendukung supporting activities.
¾
Aktivitas pembelianpengadaan procurement
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk membeli input-input yang diperlukan untuk memproduksi produk perusahaan. Input-input pembelian
meliputi item-item yang semuanya dikonsumsi selama proses manufaktur produk misalnya bahan baku dan suplier, aktiva tetap yaitu mesin-mesin,
peralatan laboratorium, peralatan kantor dan gedung. ¾
Aktivitas pengembangan teknologi Technology Development
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk memperbaiki produk dan proses yang digunakan perusahaan untuk memproduksinya. Pengembangan
teknologi dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk, misalnya peralatan proses, desain riset dan pengembangan dasar serta prosedur
pembelian servis. ¾
Aktivitas sumber daya manusia Human resources management
Aktivitas-aktivitas yang melibatkan perekrutan, pelatihan, pengembangan dan pemberian kompensasi kepada semua personel.
¾
Aktivitas infrastruktur perusahaan Firm infrastructure
Infrastruktur perusahaan meliputi aktivitas-aktivitas seperti genaral management, perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum dan relasi
pemerintahan yang diperlukan untuk mendukung kerja seluruh rantai nilai. Melalui infrastruktur ini perusahaan berusaha dengan efektif dan konsisten
mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman-ancaman, mengidentifikasi sumber daya dan kapabilitas dan mendukung kompetensi inti.
31
Gambar 10. Analisa Rantai Nilai menurut Porter Hitt et al, 2001
Infrastruktur Perusahaan
Manajemen Sumber Daya Manusia Pengembangan Teknologi
Procurement A
kt iv
it a
s P
e n
d uku
n g
Aktivitas Utama M
arg in
Lo gi
st ik
ke da
la m
O p
er as
i
Lo gi
st ik
ke lu
ar
P em
as ar
an
P en
ju al
an Ja
sa M
arg in
Infrastruktur Perusahaan
Manajemen Sumber Daya Manusia Pengembangan Teknologi
Procurement A
kt iv
it a
s P
e n
d uku
n g
Aktivitas Utama M
arg in
Lo gi
st ik
ke da
la m
O p
er as
i
Lo gi
st ik
ke lu
ar
P em
as ar
an
P en
ju al
an Ja
sa M
arg in
METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada CV. Anugerah Rieski Gunung, sebuah perusahaan UKM yang bergerak pada sektor pertambangan batubara.
Perusahaan berlokasi di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar, namun lokasi usaha bertempat di Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin Propinsi
Kalimantan Selatan.
Waktu
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Juli 2008 sampai dengan bulan Desember 2008.
Kerangka Berpikir
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Strategi Keunggulan Bersaing yang dijalankan oleh Perusahaan UKM CV.ARG sebagai tujuan utama melalui
beberapa parameter yang merupakan tujuan khusus, yakni mengidentifikasi dan menilai Sumber Daya dan Kemampuan Perusahaan dalam menciptakan nilai,
Kondisi Perusahaan, Posisi Perusahaan di Industri serta Strategi yang dijalankan Perusahaan di Industri.
Dari hasil analisis terhadap profil perusahaan CV.ARG atau faktor internal dengan matriks IFE internal factors evaluation serta terhadap faktor-faktor
eksternal dengan matriks EFE external factors evaluation, diperoleh kondisi perusahaan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan matriks SWOT.
Kemudian dengan menggunakan analisys 5 forces competitions, dihasilkan posisi perusahaan dalam industri dan dengan melakukan analisis strategik
generik akan diketahui strategi yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mengantisipasi posisinya di lingkungan industri, sedangkan dengan analisis
rantai nilai maka akan diketahui sumber daya yang dimiliki perusahaan CV.ARG serta kemampuannya dalam mengelola sumber daya dalam rangka penciptaan
33
nilai perusahaan yang akan menjadi value added bagi perusahaan dibandingkan perushaan lain sehingga dapat dikatakan sebagai membangun strategi
keunggulan bersaing bagi perusahaan CV.ARG. Atau secara garis besar dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Gambaran kerangka berpikir dalam pelaksanaan penelitian
Faktor External
Faktor External
Faktor Internal
Faktor Internal
Implementasi Strategi
Implementasi Strategi
Keunggulan Bersaing
Keunggulan Bersaing
Misi Misi
Tujuan Tujuan
Pilihan Strategi
Pilihan Strategi
PROFIL PERUSAHAAN
Analisis SWOT Analisis SWOT
Lingkungan Remote Lingkungan Remote
Lingkungan Industri Lingkungan Industri
Lingkungan Operasi Lingkungan Operasi
Analisis Rantai Nilai
Analisis Rantai Nilai
Strategi pemberdayaan Sumber Daya dan Kemampuan dalam
Aktivitas Usaha Strategi pemberdayaan Sumber Daya
dan Kemampuan dalam Aktivitas Usaha
Analisis 5 Forces Competitions
Analisis 5 Forces Competitions
Posisi Industri
Posisi Industri
Strategi di Industri
Strategi di Industri
KondisiStrategi Umum Perusahaan
KondisiStrategi Umum Perusahaan
Keunggulan Bersaing
Berkelanjutan Keunggulan
Bersaing Berkelanjutan
Analisis Strategik Generik
Analisis Strategik Generik
Faktor External
Faktor External
Faktor Internal
Faktor Internal
Implementasi Strategi
Implementasi Strategi
Keunggulan Bersaing
Keunggulan Bersaing
Misi Misi
Tujuan Tujuan
Pilihan Strategi
Pilihan Strategi
PROFIL PERUSAHAAN
Implementasi Strategi
Implementasi Strategi
Keunggulan Bersaing
Keunggulan Bersaing
Misi Misi
Tujuan Tujuan
Pilihan Strategi
Pilihan Strategi
PROFIL PERUSAHAAN
Analisis SWOT Analisis SWOT
Lingkungan Remote Lingkungan Remote
Lingkungan Industri Lingkungan Industri
Lingkungan Operasi Lingkungan Operasi
Analisis Rantai Nilai
Analisis Rantai Nilai
Strategi pemberdayaan Sumber Daya dan Kemampuan dalam
Aktivitas Usaha Strategi pemberdayaan Sumber Daya
dan Kemampuan dalam Aktivitas Usaha
Analisis 5 Forces Competitions
Analisis 5 Forces Competitions
Posisi Industri
Posisi Industri
Strategi di Industri
Strategi di Industri
KondisiStrategi Umum Perusahaan
KondisiStrategi Umum Perusahaan
Keunggulan Bersaing
Berkelanjutan Keunggulan
Bersaing Berkelanjutan
Analisis Strategik Generik
Analisis Strategik Generik
34
Tahapan Survei dan Penelitian
• Tahap 1 mencari data Untuk mengetahui kondisi lingkungan internal perusahaan CV. ARG
aspek yuridis, manajemen, keuangan, SDM, Pemasaran dan Operasional dan kondisi eksternal menurut CV. ARG , dilakukan wawancara langsung dengan
pemilik dan atau pengurus perusahaan serta mempelajari dokumen-dokumen terkait seperti laporan keuangan, dokumen yuridis, hasil penelitian terdahulu dll.
Untuk mengetahui faktor lingkungan eksternal terutama lingkungan industri dilakukan wawancara dan pengumpulan data dari Asosiasi Pengusaha
Batubara ASPERA setempat dan Instansi Pemerintah terkait Dinas ESDM setempat, sedangkan untuk faktor lingkungan remote jauh dan bersifat makro
dilakukan dengan studi literatur seperti aspek perekonomian, sosial, politik, lingkungan.dan teknologi.
• Tahap 2 analisis data 1.
Hasil data internal dilakukan analisis dengan menggunakan IFE Internal Factors Evaluation untuk melihat kekuatan dari faktor internal
perusahaan sedangkan terhadap data eksternal dilakukan analisis menggunakan EFE External Factors Evaluation untuk mengetahui
ancaman dan peluang bagi perusahaan. 2.
Untuk strategi yang diperlukan oleh perusahaan berdasarkan faktor internal dan eksternal dilakukan dengan analisis SWOT.
3. Untuk mengetahui kondisi lingkungan industri, dilakukan analisis dengan
menggunakan model Five Force’s Competitions dari Porter. 4.
Analisis strategik generik dilakukan untuk menjawab tantangan bagi perusahaan berdasarkan hasil analisis lingkungan industri.
5. Untuk mengidentifikasi dan menilai kelebihan sumber daya dan
kapabilitas perusahaan dalam mengelola sumberdaya yang ada dalam penciptaan nilai dilakukan dengan Analisis Rantai Nilai.
35
• Tahap 3 pembahasan Dari hasil analisis Tahap 2, dilakukan pembahasan secara komprehensif
sehingga akan diperoleh kondisi perusahaan, lingkungan industri dan lingkungan remote serta potensial ancaman dan peluang bagi perusahaan.
Kemudian diperoleh bagaimana perusahaan mengantisipasi dan menghadapi 5 kekuatan persaingan yang sangat potensial serta bagaimana strategi
perusahaan dalam mengahadapi persiangan tersebut. Mengidentifikasi sumber daya perusahaan dan bagaimana perusahaan memanfaatkan sumberdaya yang
dimiliki tersebut kapabilitas perusahaan dalam upayanya untuk menciptakan nilai value creation yang yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari
keungggulan kompetitif perusahaan. • Tahap 4 kesimpulan dan saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan, dilanjutkan dengan membuat kesimpulan dan saran sebagai intisari dari hasil penelitian yang menjawab tujuan penelitian.
Metode Kerja Metode
Kajian dalam penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan CV. Anugerah Rieski Gunung CV. ARG yang bergerak pada bidang usaha pertambangan
batubara, dengan menggunakan metode survey. Penentuan lokasi dan responden dilakukan secara sengaja purposive sampling. Aspek kajian yang
dianalisis mencakup kondisi internal dan eksternal pada CV. ARG, yang merupakan studi kasus karena membahas sekumpulan issue yang ada hanya di
satu perusahaan Jankowicz, 2002. Lokasi penelitian dapat dilihat melalui peta pada Lampiran 2.
36
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan terdiri dari data primer dan sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh dari pengamatan
langsung di lapangan serta wawancara dengan responden internal dilakukan dengan Direktur dan Kepala bagian produksi perusahaan CV.ARG untuk
menggali informasi internal dengan menggunakan kuesioner terbuka sebagaimana Lampiran 3, sedangkan hasil kuesioner dapat dilihat pada
Lampiran 6. Sedangkan untuk menggali data-data eksternal dilakukan pada responden eksternal dengan menggunakan kuesioner tertutup Lampiran 4 dan
hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 7. Adapun responden eksternal yang bersedia mengisi kuesioner hanya sebanyak 14 empat belas orang dari 25
duapuluh lima responden yang direncanakan, yang terdiri dari perbankan, perusahaan batubara, perusahaan surveyor, pemda setempat serta asosiasi
perusahaan tambang batubara, sebagaimana Tabel 3 di bawah. Tabel 3. Daftar responden yang telah mengisi kuesioner
No Institusi Perusahaan Jml Resp.
Jabatan Responden
1. Perbankan 2
Relationship manager RM kredit menengah kantor wilayah dan
Supervisor kredit kantor cabang 2. CV.ARG
1 Direktur
3. PT. Adaro
2 Purcashing Officer, dan
Accounting Officer 4. PT.
Arutmin 2
Koordinator Community
Development, dan Accounting Officer
5. Pemda Kab. Tapin
2 Kepala Bidang Usaha Distamben
Kab. Tapin, dan Kepala Bidang Amdal Bapedalda
Kab. Tapin. 6.
PT. Baratama 1
Manager Umum 7.
PT. Bangun Banua 1
Kepala Bagian Pemasaran 8.
PT. Carsurin 1
Kepala Seksi Operasional 9
PT. Sucofindo 1
Kepala Seksi Analis 10. Aspera
1 Sekjen
Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur berupa buku teks, jurnal, hasil penelitian terdahulu dan dokumentasi yang dimiliki oleh perusahaan serta
37
data-data publikasi dari perusahaan dan institusi terkait serta hasil browsing internet.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik observasi langsung survey di lapangan, wawancara, dan pemberian kuesioner. Wawancara dan
kuisioner dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan serta penentuan bobot dan
peringkat untuk masing-masing faktor tersebut yang digunakan untuk evaluasi faktor internal dan eksternal. Untuk memperoleh data eksternal dilakukan dengan
mengumpulkan kuesioner dari responden serta untuk keperluan data sekunder dikumpulkan melalui studi pustaka dan data statistika yang relevan dengan
penelitian. Lampiran 16 menunjukkan gambar saat wawancara penulis dengan kepala bagian produksi CV.ARG.
Analisis Data
Analisis data yang digunakan antara lain : 1. Untuk mengetahui kondisi atau profil perusahaan, dilakukan dengan
analisis deskriptif terhadap aspek-aspek perusahaan seperti, aspek yuridis, manajemen, pemasaran, keuangan, produksi pembelian, SDM, teknologi
dll. 2.
Untuk mengetahui faktor internal dan eksternal dilakukan analisis IFE dan EFE yang dikembangkan David 2006.
3. Untuk mengetahui strategi perusahaan dilakukan dengan analisis SWOT,
yang merupakan penyelarasan antara faktor internal perusahaan dengan faktor eksternal David, 2006.
4. Untuk mengetahui posisi perusahaan diantara pesaing dilakukan analisis
industri five force’s competitions dari Porter 1985, yaitu : a ancaman pendatang baru; b ancaman produk pengganti; c kekuatan tawar
menawar pembeli; d kekuatan tawar menawar pemasok dan e tingkat rivalitas persaingan para pesaing yang ada.
38
5. Untuk menganalisis keunggulan perusahaan dalam menghadapi kekuatan
persaingan dilakukan dengan analisis strategik generik yang dikembangkan oleh Porter 1993.
6. Analisis rantai nilai digunakan untuk merumuskan kekuatan sumberdaya
dan kemampuan perusahaan dalam menggunakan sumberdaya tersebut kapabilitas untuk penciptaan nilai sebagai strategi keunggulan bersaing.
Dalam analisis ini dilakukan dengan 2 dua pendekatan, yakni : a.
Pendekatan aktivitas, dengan membagi aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan ke dalam aktivitas utama dan aktivitas pendukung yang
kemudian ditentukan aktivitas-aktivitas mana yang perlu dilakukan perbaikan yang disesuaikan dengan strategi generik yang dipilih
apakah strategi biaya atau strategi pada diferensiasi produk Hitt et al, 2001
b. Pendekatan matematis, untuk melihat seberapa besar potensi margin
laba yang akan diperoleh perusahaan apabila perusahaan melakukan perbaikan pada aktivitas-aktivitas operasionalnya dengan
berdasarkan pada past performance keuangan perusahaan minimal 2 periode. Analisis dilakukan dengan melakukan 1 pemilahan
aktivitas, yakni dari biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dipilah menjadi dua bagian biaya yaitu biaya kontrak dan biaya operasi,
kemudian dipilih prosesntase biayanya yang terkecil. Kemudian total biaya kontrak sebenarnya 100 dikurangi dengan total biaya
kontrak dengan komponen biaya terkecil 100 sehingga diperoleh spread sebesar x, maka potensi biaya kontrak dapat diturunkan
sebesar x-nya, begitu juga dengan biaya operasi. Kemudian dilakukan tahap kedua 2 mengubah nilai margin, yakni :
biaya kontrak sebenarnya – biaya kontrak x a = b maka biaya kontrak x a merupakan potensi margin laba yang
akan diperoleh dari biaya kontrak. Selanjutnya dengan cara yang sama dilakukan untuk biaya operasi Umar, 2005.
HASIL DAN PEMBAHASAN
GAMBARAN UMUM Kondisi Geografis Daerah Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan merupakan provinsi ke-27 dari 33 provinsi di Indonesia. dengan Ibukotanya Banjarmasin terletak di Sebelah Selatan Pulau Kalimantan
dengan batas-batas : Sebelah Barat dengan Provinsi Kalimantan Tengah, Sebelah Timur dengan Selat Makasar, Sebelah Selatan dengan Laut Jawa dan
di Sebelah Utara dengan Provinsi Kalimantan Timur. Secara geografis provinsi Kalimantan Selatan terletak diantara 114
o
19 ‘ 33 ” BT - 116
o
33 ‘28” BT dan 1
o
21 ƍ49Ǝ LS 1
o
10’14 Ǝ LS, dengan luas wilayah 37.377,53 km2 atau hanya 6,98
persen dari luas Pulau Kalimantan. Sektor pertambangan di kalimantan Selatan menyumbang sekitar 17,56
dari Produk Domestik Bruto Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2003 dan batubara merupakan produk pertambangan andalan yang menarik bagi investor
dan akan terus berkembang pada tahun-tahun mendatang seiring dengan baiknya harga batubara.
Provinsi Kalimantan Selatan memiliki cadangan potensial batubara yang cukup besar, dimana sampai dengan tahun 2007 tercatat sebanyak 8,6 milyar
ton atau sebesar 10,6 dari potensi batubara nasional sebanyak 57,8 milyar ton sebagaimana Gambar 12
Gambar 12 Peta dan cadangan batubara Kalsel s.d tahun 2007 sumber http:www.kalselprof.go.id
, 2008
40
Bila dibandingkan dengan luas provinsi Kalimantan Selatan, maka luas lahan yang telah dibuka untuk kegiatan usaha pertambangan adalah sebesar 0,23
atau baru sebesar 3,85 dari luasan areal pertambangan yang telah mendapatkan ijin.
Jumlah produksi batubara Kalimantan Selatan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun sebagaimana terlihat pada Gambar 13 Produksi ini
melayani kebutuhan domestik untuk industri dan pembangkit listrik dan luar negeri dengan ekspor ke negara Jepang, Korea, India, Thailand, Eropa dan
Amerika. http:www.kalselprof.go.id,
2008.
Gambar 13. Grafik Produksi batubara Kalsel sd tahun 2007 http:www.kalselprof.go.id
, 2008 Kondisi sebagaimana Gambar 13 di atas, memberikan harapan kepada
pengusaha batubara karena begitu besar peluang yang ada bagi mereka untuk meningkatkan volume produksinya karena terdapat kecenderungan peningkatan
produksi, selain juga peluang bagi para pendatang baru yang tertarik untuk masuk dalam bisnis batubara karena profit margin yang menjanjikan.
41
Kondisi Geografis Daerah Kabupaten Tapin
Kabupaten Tapin dengan ibukotanya Rantau merupakan salah satu bagian dari provinsi Kalimantan Selatan yang secara geografis terletak pada 21
o
11
’
40
’’
LS dan 114
o
4
’
27
’’
BT sampai dengan 115
o
3
’
20
’’
BT, yang berbatasan dengan : • Kabupaten Hulu Sungai Selatan HSS di sebelah utara
• Kabupaten Banjar di sebelah selatan • Kabupaten Barito Kuala di sebelah Barat dan
• Kabupaten banjar di sebelah Timur.
Wilayah administratif Kabupaten Tapin mencakup wilayah seluas 2.700,82 km persegi yang terdiri dari 12 dua belas wilayah kecamatan dan petanya dapat
dilihat pada Gambar 14. Wilayah Kabupaten Tapin kaya akan sumber daya mineral. Bagian Selatan
dan Timur Kabupaten Tapin meliputi Kecamatan Binuang, Tapin Selatan, Bungur, Piani dan Lokpaikat. Secara umum ditutupi dengan berbagai jenis cadangan
batuan beku dan sedimen yang terdiri dari batu gamping fosfat, pasir kuarsa, kaolin, batubara, lempung, marmer, granit, batu kapur, batu kali dan pasir
bangunan. Tambang batubara merupakan salah satu penggerak perekonomian di
daerah di Kabupaten Tapin. Berdasarkan data yang ada, pengembangan batubara di Kabupaten Tapin yang terdapat di Kecamatan Binuang, Tapin
Selatan, Piani dan Lokpaikat layak dikembangkan sebagai salah satu sektor unggulan
http:www.tapinkab.go.id?tapin , 2008. Eksploitasi batubara besar-
besaran di daerah Kabupaten Tapin ini dapat juga dilihat dari kondisi angkutan batubara yang melalui jalan umum setiap harinya mencapai 2.473 unit
Banjarmasin Post, 2005. Gambaran penyebaran lokasi tambang batubara dan depositnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Jumlah deposit yang sangat besar yakni sebanyak 546.874.020 ton atau sebesar 6,36 dari potensi batubara di kalimantan Selatan manjadikan daerah
Kabupaten Tapin sebagai daerah yang dilirik oleh para pengusaha batubara termasuk pengusaha ikutannya seperti pengusaha bahan bakar solar,
pengusaha alat berat, pengusaha transportasi sampai kepada UMKM yang memiliki usaha penunjang perdagangan bahan makanan dll.
42
Gambar 14. Peta wilayah Kab. Tapin warna kuning sumber http:www.tapinkab.go.id,
2008 Tabel 4. Lokasi dan jumlah deposit batubara di Kabupaten Tapin sumber
http:www.tapinkab.go.id, 2008
LOKASI DEPOSIT ton
Kecamatan Piani
Miawa 9.375.600
Kecamatan Bungur
Tajau, Rantau Bujur 34.951.830
Kecamatan Tapin Selatan
Suato 12.134.200
Kecamatan Binuang
Asamrandah 16.083.600 Sungai Haripit
12.227.800 Bumbun, Kembangkuning
29.841.500 Tunkap 2.343.900
Pulau Pinang 54.500.290
Kecamatan Tapin Selatan
Pantai Cabe, Salam Babaris 38.746.500
G. Butak, G. Gelumbang 33.234.500
Kecamatan Bungur dan Lokpaikat
Kalumpang, Bitahan Baru 133.874.000
Kecamatan LokPaikat
G. Berangit 5.896.800
Budi Mulya 30.030.000
Puncak Harapan 133.633.500
43
Kondisi Umum Perusahaan 1. Kondisi
Perusahaan
CV. Anugerah Rieski Gunung CV. ARG adalah sebuah perusahaan milik keluarga yang didirikan pada tahun 2004 sesuai dengan legalitas usahanya
dengan Akta Notaris No. 2 tanggal 10 Juni 2004, berdomisili di Jalan Jend.
A. Yani Km. 75,5 desa Batu Balian Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar. CV. ARG merupakan perusahaan keluarga, karena seluruh sahamnya
100 dimiliki oleh keluarga H. Abdul Hakim, yang dalam persekutuan ini jabatannya sebagai Direktur yang memiliki kewenangan yang tidak dibatasi oleh
apapun. Sedangkan sebagai komisaris adalah Nyonya Diana, yang bertanggung jawab sebesar modal yang disetornya dalam persekutuan ini.
Usaha inti CV. ARG adalah di bidang kontraktor pertambangan batubara. Awal pendirian CV. ARG, dimaksudkan oleh
Key person H. Abdul Hakim untuk memudahkan yang bersangkutan dalam mengurus kepemilikan Kuasa
Pertambangan KP, yang merupakan salah tujuan usaha key person ke depan,
dan saat ini telah dimiliki 1 satu buah KP yang terletak tidak jauh dari lokasi kantor CV. ARG, yakni di desa tujuh kecamatan Simpang Empat Kabupaten
Banjar Provinsi Kalimantan Selatan seluas +- 100 Ha, dengan perkiraan deposit batubara sebanyak 1,5 juta metrik ton.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa kontraktor pertambangan batubara, CV. ARG cukup banyak memiliki pengalaman,
sebagaimana pada Tabel 4. Namun keberadaan CV.ARG cukup dikenal di kalangan perusahaan tambang batubara, hal ini juga disebabkan karena
key person selaku pemilik dan Direktur perusahaan, sudah memiliki pengalaman di
bidang penambangan batubara dengan ikut bekerja pada perusahaan lain sejak tahun 1996, terutama dalam bidang
mine plan meskipun pendidikannya hanya sampai Sekolah Menengah Tingkat Atas SLTA.
Saat ini CV. ARG sedang mengerjakan pekerjaan penambangan batubara secara teknis sub kontraktor yang diterimanya dari PT. SBR
berdasarkan Perjanjian Penambangan Batubara No. 002III-07LOASBR tanggal 12 Maret 2007. Lokasi pekerjaan berada di dalam daerah Kuasa Pertambangan
KP PT. SEK, yang terletak di desa Gunung Batu, kecamatan Binuang,
44
kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan dengan jumlah produksi total sebesar 335.654,48 ton atau dengan jangka waktu selama 2 dua tahun.
Tabel 5. Beberapa pekerjaan kontraktor yang pernah dilakukan oleh CV.ARG
No. Nama Perusahaan
Bidang Usaha
Jenis Kontrak
Lokasi Tahun
1. PT. Tanjung Alam
Makmur Pertambangan
Batubara Sub
Kontraktor Kalsel 1997
– 2001
2. PT. Sumber
Kurnia Borneo Pertambangan
Batubara Sub
Kontraktor Tapin
Kalsel 1998 –
2003 3.
PT. Kurnia Jaya Makmur
Pertambangan Batubara
Sub Kontraktor
Kotabaru Kalsel
2003 – 2005
4. Puskopad Pertambangan
Batubara Sub
Kontraktor Kotabaru
Kalsel 2003 –
2004 5. KUD
Sidu makmur
Pertambangan Batubara
Sub Kontraktor
Tanah Bumbu
Kalsel 2004 –
2006 6.
PT. Servo Buana Resources
Pertambangan Batubara
Sub Kontraktor
Tapin kalsel
2007 – 2008
Dalam hubungannya dengan perbankan, secara khusus CV.ARG masih belum memiliki rekening di bank, sedangkan untuk menampung aktivitas usaha
sampai saat ini masih menggunakan rekening pribadi atas nama Haji Abdul Hakim Direktur. Sehingga hasil usaha CV.ARG masih tercampur dengan hasil
usaha lainnya yang dimiliki oleh Haji Abdul Hakim secara pribadi, seperti rental alat berat dan alat angkut berupa
dump truck. Sampai dengan saat ini pengaturan administrasi dan keuangan
perusahaan masih belum ditata dengan rapi dan teraturdisiplin, sehingga cukup sulit bagi calon investor yang akan menanamkan sahamnya di CV.ARG karena
pencatatan aktivitas usaha pembelian, penjualan, perbaikan, pemeliharaan dll masih dilakukan secara sederhana sehingga mempersulitkan juga bagi pemilik
bila akan melihat kinerja dan keuntungan dari pekerjaan yang dikerjakannya. Belum adanya tenaga khusus yang menangani bidang akuntansi
keuangan perusahaan serta yang menangani sumber daya manusia SDM, yang selama ini hanya ditangani langsung oleh
key person dan dibantu oleh dua orang tenaga administrasi.
45
2. Visi dan Misi Perusahaan
Dalam menjalankan usahanya, CV. Anugerah Rieski Gunung sudah menetapkan Visi, Misi dan tujuannya, yakni :
Visi : ”Menjadi Kontraktor pertambangan berkualitas dengan
produktivitas, rekayasa, keselamatan dan lingkungan hidup” Misi :
”Mencapai standar kinerja setinggi mungkin dalam manajemen keselamatan, kesehatan kerja dan perlindungan serta pengelolaan
lingkungan hidup di seluruh lokasi kerja”. Tujuan :
Umum : 1.
Memberikan keuntungan dan kepuasan terhadap customerpembeli batubara.
2. Memberikan keuntungan terhadap pemilik perusahaan.
3. karyawan sejahtera dan mengerti tujuan pekerjaannya.
4. Perusahaan diterima dan diakui keberadaannya oleh masyarakat
dimana perusahaan beroperasibekerja. Khusus :
Tujuan khusus yang akan dicapainya, yakni :
”Menjadikan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup sebagai salah satu prioritas utama
kita”, yang secara spesifik dapat dirinci sebagai berikut : Keselamatan
• Cedera hari hilang LTI Nihil dan cedera fatal Nihil
• Mengurangi insiden berakibat “Kerusakan Harta Benda dan Kerugian
Prematur”
Kesehatan
• Memastikan bahwa semua bahaya kesehatan di tempat kerja dikelola
dengan baik dan efektif. •
Memastikan bahwa kesehatan kerja karyawan kita dikelola dengan efektif. •
Menciptakan dan memelihara tempat kerja yang bersih dan sehat.
46
Lingkungan Hidup
• Memastikan bahwa semua dampak terhadap masyarakat dikelola dengan
efektif. •
Mengurangi insiden berakibat ”Penurunan daya dukung Lingkungan”. •
Memastikan bahwa semua bahaya terhadap lingkungan dikelola dengan efektif.
• Menciptakan dan meningkatkan ”Kepedulian Lingkungan Hidup”.
3. Struktur Organisasi Perusahan
Sesuai dengan akta pendirian persekutuan komanditer CV.Anugerah Rieski Gunung nomor 2 tanggal 10 Juni 2004 yang dibuat dihadapan Notaris Martius,
SH di Banjarbaru, disebutkan bahwa sebagai penanggung jawab penuh di dalam segala hal yang mengenai persekutuan berada di tangan Direktur H.Abdul
Hakim, sedangkan sekutu komanditer Ny. Diana selaku komisaris memiliki tanggung jawab sebesar sejumlah modal yang telah disetorkannya ke dalam
kasa persekutuan. Namun demikian dalam upaya untuk memudahkan dan melancarkan
kegiatan usaha di lapangan Site, dibuatlah struktur organisasi sebagaimana
Gambar 15, dimana pimpinan tertinggi berada di tangan Direktur, yang dibantu oleh seorang
Site manager dan beberapa bagian untuk mendukung kelancaran operasional usahanya terutama di area tambang. Susunan organisasi tersebut
adalah sebagai berikut :
Gambar 15. Struktur Organisasi CV. ARG di Site Gunung Batu Binuang
Direktur Direktur
Site Manager Site Manager
Kabag. Teknik Tambang
Kabag. Teknik Tambang
Kabag. Produksi
Kabag. Produksi
Kabag. Safety
Kabag. Safety
Kabag. Engineering
Kabag. Engineering
Kabag. Mekanik
Kabag. Mekanik
Mine Plan
Mine Plan
Adm. Umum
Adm. Umum
Direktur Direktur
Site Manager Site Manager
Kabag. Teknik Tambang
Kabag. Teknik Tambang
Kabag. Produksi
Kabag. Produksi
Kabag. Safety
Kabag. Safety
Kabag. Engineering
Kabag. Engineering
Kabag. Mekanik
Kabag. Mekanik
Mine Plan
Mine Plan
Adm. Umum
Adm. Umum
47
Site Manager bertanggung jawab langsung kepada Direktur atas keseluruhan kegiatan pekerjaan di lokasi tambang. Sedangkan seluruh bagian
bertanggung jawab langsung kepada Site Manager. Masing masing bagian telah
memiliki fungsi dan tugas sendiri dalam mendukung pencapaian sasaran perusahaan. Adapun tugas masing-masing bagian adalah :
1. Kepala bagian kabag. Produksi bertanggung jawab terhadap produksi termasuk kegiatan dilapangan yang terkait dengan kegiatan produksi,
seperti berkoordinasi dengan Mine Plan. 2. Kepala bagian Kabag. Safety bertanggung jawab terhadap keamanan,
pengamanan dan keselamatan kerja cara kerja dan penggunaan peralatan kerja.
3. Kepala bagian Kabag. Engineering bertanggung jawab terhadap perencanaan tambang yang akan menentukan produksinya target
produksi. 4. Kepala bagian Kabag. Mekanik bertanggung jawab terhadap kebutuhan,
ketersediaan peralatan untuk mendukung aktivitas, termasuk melakukan perbaikan terhadap peralatan yang rusak.
5. Kepala bagian Kabag. Teknik tambang bertanggung jawab terhadap tatacara penambangan di lapangan untuk menjaga kelancaran aktivitas
serta pelaksanaan penambangan yang efektif dan efisien. 6. Mine Plan bertanggung jawab terhadap perencanaan teknis di lapangan,
seperti kesiapan peralatan untuk beraktivitas, dan akan menentukan target mingguan, bulanan atau tahunan.
7. Kepala bagian Kabag. administrasi pelaporan bertanggung jawab dalam hal pengadministrasian seluruh kebutuhan dan aktivitas yang
terjadi di site plan. 8. Kepala bagian Kabag. Produksi bertanggung jawab terhadap hasil
produksi perusahaan termasuk tingkat produksi di lapangan dan berperan juga sebagai pengendali yang sangat erat berhubungan dengan bagian-
bagian lainnya.
4. Lokasi Perusahaan
Sejak didirikan hingga saat ini kantor CV. ARG berlokasi di Jl. A. Yani Km. 75,5 Desa Batu Balian Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar Provinsi
48
Kalimantan Selatan, yang terletak di pinggir jalan provinsi sehingga memudahkan mobilitas kegiatan keluar dan masuknya kantor. Sedangkan lokasi
Site office berada lebih dekat dengan lokasi penambangan untuk memudahkan koordinasi
dan kontrol kegiatan di lapangan dan letaknya tidak jauh dari jalan provinsi, sehingga memudahkan mobilitas dan aksesibilitas baik oleh rekanan maupun
oleh supplier. Lokasi kantor dapat dilihat pada Lampiran 10 sedangkan gambar kantor pusatrumah dan
site office di Gunung Batu Kec. Binuang Kab. Tapin Kalimantan Selatan dapat dilihat pada Lampiran 15.
5. Kondisi Keuangan Perusahaan
Secara finansial, perusahaan menunjukkan hasil yang cukup baik, seperti laba bersih tahun 2007 sebesar Rp. 648 juta dan pada pertengahan tahun 2008
Juni 2008 memperoleh laba bersih sebesar Rp. 495 juta. Secara lengkap kondisi keuangan neraca dan pernyataan rugilaba tahun 2007 dan Juni 2008
dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7. Tabel 6. Neraca CV. Anugerah Rieski Gunung per 31 Desember 2007
dan Juni 2008
TH. 2007 JUNI 2008
AKTIVA 1
AKTIVA LANCAR 3,029.00
4,399.00
o Kas dan bank
250.00 300.00
o Piutang
214.00 2,142.00
o Piutang lainnya
2,565.00 1,957.00
2 AKTIVA TETAP
867.00 793.00
o Tanah dan Bangunan
800.00 760.00
o Peralatan
- -
o Kendaraan
- -
o Harta Lainnya
67.00 33.00
TOTAL AKTIVA 3,896.00
5,192.00 PASIVA
1 HUTANG LANCAR
800.00 750.00
o Kredit Jangka Pendek
- -
o Hutang Dagang
800.00 750.00
o Bag. Lcr Hut. Jangka Pjg
- -
2 HUTANG JANGKA PANJANG
646.00 1,500.00
o Hutang pada Bank
- -
o Hutang pada Pemegang Saham
646.00 1,500.00
3 MODAL
2,450.00 2,942.00
o Modal Awal
500.00 1,950.00
o Laba Ditahan
- 500.00
o Modal Disetor
1,450.00 -
o Laba Thn Berjalan
500.00 492.00
TOTAL HUTANG DAN MODAL PASIVA 3,896.00
5,192.00 PERIODE
NERACA CV. ANUGERAH RIESKI GUNUNG PER 31 DESEMBER 2007 JUNI 2008
DALAM JUTAAN RUPIAH
49
Dari hasil wawancara diperoleh keterangan bahwa pada sisi aktiva terdapat dua pos piutang yang merupakan hasil dari aktivitas usaha baik pada
tahun 2007 maupun Juni 2008. Pos piutang merupakan tagihan kepada PT.SBR yang merupakan hasil produksi pada bulan berjalan dan akan dibayar
pada bulan berikutnya, yang nilainya lebih besar pada posisi Juni 2008 Rp.2.142 juta dibanding dengan tahun 2007 Rp. 214 juta karena hasil produksi yang
berbeda. Sedangkan pos piutang lainnya merupakan tagihan hasil kelebihan produksi
overburden OB yang diakumulasikan setiap periode laporan keuangan dan akan dibayarkan pada akhir masa kontrak kerja, dimana akumulasi tagihan
tahun 2007 Rp.2.565 juta lebih besar dari posisi terakhir yakni Juni 2008 Rp.1.957 juta yang merupakan hasil akumulasi dari periode sebelumnya.
Sedangkan nilai tanah dan bangunan sebesar Rp. 800 juta merupakan nilai tanah seluas 100 ha yang mengandung deposit batu bara atas nama
CV.ARG yang terletak di desa tujuh kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar, tidak jauh dari lokasi kantor yang baru dibeli di awal tahun 2007. Dan
harta tetap lainnya Rp. 67 juta tahun 2007 dan Rp. 33 juta per Juni 2008 merupakan investasi yang dibangun di areal pertambangan berupa pembuatan
jalan, workshop serta perlengkapan lainnya. Pada sisi pasiva terdapat hutang dagang tahun 2007 Rp. 800 juta dan
Juni 2008 Rp. 750 juta berupa pembelian solar yang umurnya rata-rata hanya satu bulan. Modal disetor Rp. 1.450 juta tahun 2007 merupakan tambahan
modal dari pemegang saham untuk menambah modal kerja sehingga kelancaran usaha tetap terjaga, mengingat terdapatnya piutang usaha yang masih akan
tertagih pada akhir kontrak kerja. Tambahan modal kerja berupa pinjaman dari pemegang saham tahun 2007 Rp. 646 juta dan Juni 2008 Rp. 1.500 juta
dimaksudkan juga untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan untuk menjaga prestasi kepada pemberi kerja PT.SBR, yang baisanya dapat diambil kembali
pada periode berikutnya. Pada pernyataan rugilaba Tabel 7 di atas, penjualan bersih tahun 2007
Rp. 6.145 juta merupakan hasil produksi batubara selama 7 tujuh bulan yakni sejak bulan Mei sampai dengan bulan Desember 2007 Lampiran 8, sedangkan
posisi Juni 2008 Rp. 6.648 juta merupakan hasil produksi batubara selama 6 enam bulan. Produksi batubara tahun 2007 baru dimulai pada bulan Mei 2007
karena 5 lima bulan pertama merupakan pekerjaan persiapan, seperti pembuatan jalan, bengkel, serta pekerjaan
overburden.
50
Tabel 7. Pernyataan Rugi Laba CV. Anugerah Rieski Gunung posisi sampai dengan 31 Desember 2007 dan Juni 2008
DES 2007 JUNI 2008
1 PENJUALAN BERSIH
6,145.00 6,684.00
2 HARGA POKOK PENJUALAN
5,122.00 5,771.00
o Biaya Sewa Alat Truck
2,363.00 2,642.00
o Biaya Solar
2,043.00 2,675.00
o Biaya Operator
716.00 454.00
3 BIAYA UMUM OPERASIONAL
200.00 105.00
o Biaya pegawaikaryawan
109.00 63.00
o Biaya Listrik Air
12.00 6.00
o Biaya Telepon
3.00 1.00
o Biaya Adm lainnya
5.00 2.00
o Biaya transportasi
5.00 2.00
o Biaya konsumsi
54.00 25.00
o Biaya sewa
12.00 6.00
4 LABA OPERASIONAL
823.00 808.00
5 BIAYA PENYUSUTAN
33.00 73.00