84
ANALISIS INDUSTRI Five Force’s Competitor Model
Dari hasil rekapitulasi terhadap beberapa kuesioner dilanjutkan dengan analisis industri untuk melihat kondisi industri di lingkungan eksternal perusahaan,
dengan menggunakan analisis model Five Force’s Competitions yang dikembangkan oleh Porter Umar, 2005, diperoleh sebagai berikut :
Tabel 14. Hasil rekapitulasi kuesioner lingkungan industri
LINGKUNGAN INDUSTRI SKOR
KETERANGAN BOBOT
1 ANCAMAN DARI PENDATANG BARU
2.24 Berpengaruh lemah L
21.64 2
KEKUATAN TAWAR MENAWAR PEMASOK 2.32 Berpengaruh lemah L
22.42 3
KEKUATAN TAWAR MENAWAR PEMBELI 2.34 Berpengaruh lemah L
22.61 4
KETERSEDIAAN ANCAMAN BARANG PENGGANTI 1.14 Tidak berpengaruh T
11.01 5
TINGKAT RIVALITAS PERSAINGAN 2.31 Berpengaruh lemah L
22.32 TOTAL SKOR
10.35
Dari lima kekuatan kompetitor di lingkungan industri Tabel 14, terdapat 4 empat faktor atau kekuatan kompetitor yang berpengaruh terhadap usaha
sektor pertambangan batubara yakni 1 ancaman dari pendatang baru 2 kekuatan tawar menawar pemasok 3 kekuatan tawar menawar pembeli dan 4
tingkat rivalitas persaingan, dengan tingkat pengaruh yang lemah sedangkan 1 satu faktor tidak berpengaruh yakni ketersediaan ancaman barang pengganti.
Namun jika dilihat dari bobotnya dapat dilihat kekuatan pengaruh masing-masing faktor dari lingkungan industri, dimana ancaman dari pendatang baru
menunjukkan pengaruhnya yang lebih besar 21,64 dibandingkan faktor lainnya sedangkan yang terendah adalah ancaman dari barang pengganti
11,01. Uraian dari masing-masing indikator tersebut adalah sebagai berikut :
a. Ancaman dari Pendatang Baru
Daya tarik yang ditimbulkan dari sektor pertambangan batubara dengan janji imbal hasil yang sangat menarik, menjadikan banyak perusahaan yang
tertarik untuk ikut bergabung dan meramaikan persaingan. Masuknya pendatang baru ke dalam industri tambang batubara ini dituntut untuk memiliki kemampuan
dari segi modal dan teknologi selain kemampuan dalam mengendalikan risikonya http:www.tekmira.esdm.go.id
, 2008
85
Penghalang yang dihadapi oleh pendatang baru tidak saja penghalang yang ditimbulkan oleh industrinya itu sendiri melainkan juga penghalang yang
ditimbulkan oleh pemain-pemain perusahaan yang sudah berada di dalam industri. Namun demikian pendatang baru inipun dapat menjadi ancaman bagi
perusahaan yang ada termasuk CV.ARG, apabila pendatang baru datang dengan kompetensi yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang ada serta
kemampuannya untuk masuk ke dalam jalur produksi dan pemasaran. Namun demikian dengan kondisi CV.ARG saat ini yang sudah memiliki
kapasitas dan kapabilitas dalam perannya sebagai kontraktor, menjadikan penghalang tersendiri bagi perusahaan lain yang akan masuk dan menggantikan
CV.ARG, sehingga berhasil mempertahankan kesinambungan usahanya dengan cara menciptakan pengahalang bagi pendatang baru seperti hubungan yang baik
dengan pembeli dan pemasok, kemampuan modal dan keterampilannya serta perhatiannya kepada masyarakat sekitar. Seperti dikatakan Porter 1993 bahwa
pendatang baru akan menghadapi 6 enam rintangan yakni 1 skala ekonomi; 2 diferensiasi prdoduk; 3 kebutuhan modal; 4 biaya beralih pemasok; 5
akses ke saluran distribusi dan 6 peraturan pemerintah.
b. Kekuatan Tawar Menawar dari Pemasok
Pemasok bahan baku berupa solar dalam kegiatan operasional batubara memiliki bargaining power yang kuat karena pada umumnya sering terjadi
permintaan yang lebih besar dari penawarannya, sehingga harga dapat dengan mudah dipermainkan oleh pemasok. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan
bagi perusahaan karena akan mengganggu kelancaran operasional yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laba perusahaan.
CV.ARG yang sudah cukup lama berkecimpung dalam kegiatan tambang batubara, sudah menjadikan pemasoknya terikat dengan CV.ARG sehingga
hubungan baik yang sudah terjalin ini sangat mendukung kelancaran operasional CV.ARG di lapangan sekaligus juga menjadi penghalang bagi kekuatan pemasok
yang dapat mempermainkan jumlah dan harga bahan baku. Keterikatan pemasok kepada perusahaan juga disebabkan karena industri sektor
pertambangan batubara merupakan pelanggan penting bagi pemasok Porter, 1993.
86
c. Kekuatan Tawar Menawar dari Pembeli