60
2. Aspek Keuangan
Dari hasil analisis aspek keuangan terhadap laporan keuangan dan pernyataan laba rugi perusahaan periode tahun 2007 dan Juni 2008
sebagaimana tergambar pada ikhtisar keuangan Tabel 8. Tabel 8. Ikhtisar Keuangan CV. Anugerah Rieski Gunung posisi sampai
dengan 31 Desember 2007 dan Juni 2008
DES 2007 SAT
JUNI 2008 SAT
1 TINGKAT PERTUMBUHAN PENJUALAN BERSIAH
- 117.54
2 PROFIT MARGIN EATPENJUALAN BERSIH
8.14 7.36
3 RETURN ON EQUITY EATMODAL
20.41 16.72
4 CURRENT RATIO HUTANG LANCARASET LANCAR
3.79 kali
5.87 kali
5 NWC HARTA LANCAR - HUTANG LANCAR
2,229.00 Rp. Jt
3,649.00 Rp. Jt
6 LAMANYA PIUTANG
12.54 hari
57.68 hari
7 DER TOTAL KEWAJIBAN MODAL
0.59 kali
0.76 kali
POSISI PER IKHTISAR KEUANGAN CV. ANUGERAH RIESKI GUNUNG
POSISI 31 DESEMBER 2007 JUNI 2008
Dari Tabel ikhtisar keuangan Tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa produksi CV.ARG mengalami peningkatan pada Juni 2008 sebesar 117,54
dari tahun 2007, meskipun tidak diikuti dengan profit margin PM dan profitabilitasnya ROE yang mengalami penurunan pada Juni 2008 dari tahun
2007, namun demikian dari nilainya usaha CV.ARG masih menunjukkan profitabel dan menguntungkan. Perusahaan memiliki likuiditas yang kuat, terlihat
dari meningkatnya Current Ratio CR 3.79 kali pada tahun 2007 dan 5,87 kali pada Juni 2008 dan modal kerja bersih NWC meningkat dari tahun 2007 sbs
Rp.2.229 juta menjadi Rp. 3.649 juta pada Juni 2008.
Tingkat Pertumbuhan Penjualan Bersih Net Sales
Tingkat penjualan bersih perusahaan mengalami peningkatan pada Juni 2008 dari tahun 2007 yakni sebesar 117,54. Ini menunjukkan bahwa produksi
perusahaan meningkat di pertengahan tahun 2008, yang disebabkan karena pada tahun 2008 pekerjaan sudah lebih banyak pada penambangan batubara
sedangkan pada tahun 2007 pekerjaan masih lebih banyak pada pemindahan
61
OB tanah penutup dan baru sebagian kecil pekerjaan penambangan batubaranya.
Profit Margin PM
Profit margin yang merupakan hasil dari perhitungan dari laba bersih EAT dibagi dengan penjualan bersih net sales, untuk melihat tingkat
keuntungan usaha. Profit margin menunjukkan penurunan pada Juni 2008 7,36 dari tahun 2007 8,14. Kondisi ini disebabkan karena pada tahun
2008 terjadi peningkatan biaya rental alat berat dan harga bahan bakar solar, yang dampaknya sangat terasa sebagaimana terlihat pada Tabel 16 bahwa
prosentase biaya kontrak terhadap pendapatan kontrak penjualan bersih pada Juni 2008 86,34 lebih tinggi dari tahun 2007 83,35.
Return on Equity ROE
Tingkat pengembalian usaha terhadap modal yang ditanamkan ROE merupakan hasil dari laba bersih EAT dibagi dengan modal yang ditanamkan,
dimana ROE pada Juni 2008 16,72 mengalami penurunan dari tahun 2007 20,41 namun masih menunjukkan tingkat profitabilitas yang menguntungkan
untuk investasi. Sama halnya dengan profit margin, nilai ROE ini sangat dipengaruhi oleh laba bersih yang dihasilkan.
Current Ratio CR
Current ratio adalah rasio yang digunakan untuk melihat tingkat likuiditas perusahaan, yang dihasilkan dari pembagian hutang lancar dengan harta lancar.
Terlihat bahwa tingkat likuiditas perusahaan mengalami peningkatan pada Juni 2008 5,87 kali dari tahun 2007 3,79 kali. Yang berarti bahwa dari hutang yang
ada dapat ditutupi oleh harta lancar perusahaan sebanyak 5,87 kalinya dan menandakan bahwa perusahaan sangat likuid.
Net Working Capital NWC
Net Working Capital atau modal kerja bersih merupakan sumber modal kerja perusahaan harta lancar setelah dikurangi dengan hutang lancarnya.
Kondisi perusahaan menunjukkan bahwa NWC Juni 2008 Rp.3.649 juta mengalami peningkatan dari tahun 2007 Rp.2.229 juta, yang menandakan
62
bahwa usaha yang dijalankan perusahaan menunjukkan peningkatan dan menjadikan modal yang kuat untuk kesinambungan usaha.
Lamanya Piutang
Lamanya perputaran piutang usaha pada Juni 2008 57,68 hari meningkat dari tahun 2007 12,54 hari, menunjukkan bahwa sebagian besar
modal usaha perusahaan tertanam dalam piutang. Semakin lama perputaran piutang maka akan semakin terganggu operasional perusahaan jika tidak ada
tambahan modal kerja. Peningkatan piutang pada Juni 2008 disebabkan karena bertambahnya kompensasi kelebihan OB yang diakumulasikan dari waktu ke
waktu sampai kontrak kerja berakhir.
Debt to Equity Ratio DER
Rasio hutang dengan modal merupakan hasil pembagian antara total kewajiban dengan modal yang ada. Kondisi DER perusahaan posisi Juni 2008
0,76 kali meningkat dari tahun 2007 0,59 kali yang berarti bahwa terjadi tambahan pinjaman dari pihak luar perusahaan sehingga harus dikembalikan
pada waktunya saat jatuh tempo.
3. Aspek Sumber Daya Manusia SDM
Dalam struktur organisasi, belum ada fungsi khusus yang menangani permasalahan SDM, namun dalam opersionalnya permasalahan SDM ini
langsung ditangani oleh Direktur terutama dalam hal rekrutmen tenaga teknis yang dibantu oleh bagian Administrasi Umum untuk aktivitas hariannya.
Deskripsi pekerjaan untuk masing-masing bagian sudah dibuat cukup jelas walaupun masih sederhana, karena hanya disesuaikan dengan pekerjaan
yang digelutinya sesuai dengan bagian-bagiannya. Untuk pengembangan SDM ke depan masih belum secara jelas direncanakan, begitu juga dengan carrer
path-nya. Sebagian besar karyawan yang ada berasal dari luar daerah, yang
umumnya berasal dari daerah Jawa, karena untuk SDM dari daerah setempat memiliki etos kerja yang lebih rendah dibanding dengan yang berasal dari Jawa.
Karena itu juga, kedisiplinan karyawan cukup bagus dengan angka karyawan yang bolos kerja dan turnovernya rendah.
63
Dalam merekrut kepala bagian kabag dan karyawan spesialis lainnya, CV. ARG lebih mengedepankan obyektivitas dan profesionalisme meskipun
CV.ARG merupakan perusahaan perorangan milik keluarga, sehingga penempatan orang karyawan didasarkan atas keahliannya. Seperti untuk Site
Manager berlatar belakang Sarjana Teknik Pertambangan dan beberapa staf lainnya merupakan lulusan STM Pertambangan.
Untuk memotivasi semangat kerja karyawan terutama dalam pencapaian, CV. ARG menerapkan sistem insentif reward bagi karyawan yang mampu
menghasilkan pekerjaan melebihi target yang telah ditetapkan, dengan prngukuran dan perhitungan yang telah diketahui bersama oleh perusahaan dan
karyawan. Selain itu kepada karyawan inti diberi penginapan, begitu juga dengan tenaga teknis diberikan tempat tinggal khusus, sehingga memudahkan
dalam operasional.
4. Aspek Teknis dan Produksi
Kegiatan produksi dalam pertambangan batubara terdiri dari : 1 pemetaan topografi; geologi; pengeboran section, sumur ujitest pit, paritan; 2
tahap design tambang pembuatan sectionblok untuk SR; pembatasan area boundary SR; 3 tahap pemasangan patok survey boundary stripping ratio;
sub cropcrop line; 4 tahap pembuatan settling pond pembuatan kolam penyaringan limbah tambang; pengetesan kadar air dan pengapurannetralisasi
pemasangan saringan limbah; 5 tahap land clearing pembersihan daerah kerja dari semak belukar; 6 tahap top soil removal pengupasan dan
pemindahan tanah tertutup; 7 tahap loading overburden, coal pengupasan overburden dan loading hauling coal; 8 tahap back fill regrading
pengembalian overburden pemerataan, pembentukan kembali; 9 tahap penebaran top soil penebaran tanah penutup; 10 tahap penanaman
penanaman tanaman yang diijinkan seperti akasia dll. Namun dalam kontrak kerja ini, CV.ARG tidak mengerjakan seluruh
rangkaian kegiatan seperti disebutkan di atas, namun hanya melaksanakan beberapa kegiatan saja seperti : 1 pembuatan settling pond; 2 land clearing;
3 top soil removal dan 4 loading overburden OB dan coal Gambar 17, maka tanggung jawab untuk mengembalikan fungsi lahan sebagai tempat
64
ekosistem tumbuhan reklamasi lahan bekas tambang batubara menjadi tanggung jawab PT.SBR.
Gambar 17. Posisi CV. ARG dalam pekerjaan di site Binuang Kab. Tapin
Lokasi usaha area tambang yang dikerjakan oleh CV.ARG letaknya tidak terlalu jauh dengan lokasi kantor sehingga sangat memudahkan key person
dalam melakukan supervisi atau pemantauan kegiatan usaha. Lokasi usaha di site Gunung Batu desa Binuang letaknya dekat dengan jalan
propinsi sehingga memudahkan kegiatan suplai bahan baku solar dll dan aktivitas operasional menjadi lancar.
Peralatan pendukung operasional yang dipergunakan perusahaan di lapangan, diperoleh dengan cara rental sewa dari key person, sangat
mendukung dalam operasionalnya. Peralatan-peralatan tersebut terdiri dari : • Alat
berat excavator 6 unit
• Alat berat
buldozer 3 unit • Alat
angkut berupa
dump truck 18 unit •
Fuel Truck 1 unit •
Water Pump 1 unit •
Tower Lamp 2 unit •
Light Vehicle 4 unit
OP ER
AS IO
N A
L CV
.AR G
TOPOGRAFI
TOP SOIL REMOVAL DESIGN TAMBANG
PEMASANGAN PATOK SURVEY LAND CLEARING
LOADING OVERBURDEN COAL BACKFILL REGRADING
TOP SOIL SPREADING PENANAMAN
PEMBUATAN SETTLING POND
O P
ERA S
IO NAL
CV .AR
G OP
ER AS
IO N
A L
CV .AR
G
TOPOGRAFI
TOP SOIL REMOVAL DESIGN TAMBANG
PEMASANGAN PATOK SURVEY LAND CLEARING
LOADING OVERBURDEN COAL BACKFILL REGRADING
TOP SOIL SPREADING PENANAMAN
PEMBUATAN SETTLING POND
O P
ERA S
IO NAL
CV .AR
G
CV.ARG bertindak sbg sub kontraktor
dari PT.SBR
PT. SBR
CV. ARG
Pemberi kerja di KP Batubara di Gn. Batu
Binuang.
Hasil pekerjaan
berupa Batubara
dan
Overburden OB
Hasil dijual ke PT SBR dan dibayar 100.
KONTRAK KERJA
OP ER
AS IO
N A
L CV
.AR G
TOPOGRAFI
TOP SOIL REMOVAL DESIGN TAMBANG
PEMASANGAN PATOK SURVEY LAND CLEARING
LOADING OVERBURDEN COAL BACKFILL REGRADING
TOP SOIL SPREADING PENANAMAN
PEMBUATAN SETTLING POND
O P
ERA S
IO NAL
CV .AR
G OP
ER AS
IO N
A L
CV .AR
G
TOPOGRAFI
TOP SOIL REMOVAL DESIGN TAMBANG
PEMASANGAN PATOK SURVEY LAND CLEARING
LOADING OVERBURDEN COAL BACKFILL REGRADING
TOP SOIL SPREADING PENANAMAN
PEMBUATAN SETTLING POND
O P
ERA S
IO NAL
CV .AR
G
CV.ARG bertindak sbg sub kontraktor
dari PT.SBR
PT. SBR
CV. ARG
Pemberi kerja di KP Batubara di Gn. Batu
Binuang.
Hasil pekerjaan
berupa Batubara
dan
Overburden OB
Hasil dijual ke PT SBR dan dibayar 100.
KONTRAK KERJA
65
• Bengkel sebagai tempat parkir, tempat perbaikan serta tempat penyimpanan bahan bakar seperti oli, spare part dan solar.
Gambar peralatan dan aktivitas dalam operasional perusahaan di lapangan dapat dilihat pada Lampiran 17.
Selain peralatan di atas, keahlian tenaga kerja yang dimiliki perusahaan sangat membantu dalam kegiatan operasional di lapangan, seperti bagaimana
cara membaca landscape contour di lapangan, penetapan tempat penampungan tanah permukaan, letak bengkel, stock pile serta pembuatan jalan
dan penetapan arah dan titik penambangan penetapan alur penambangan, selain juga kemampuan dalam mengelola SDM yang rata-rata memiliki karakter
yang keras karena pengaruh area kerja yang keras.
5. Aspek Pemasaran
Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh CV.ARG adalah pemasaran jasa usahanya di bidang kontraktor dan itu belum dilaksanakan sacara spesifik,
karena belum ada unit atau departemen khusus yang menangani masalah pemasaran ini. Namun dalam operasionalnya, kegiatan pemasaran ini dilakukan
oleh key person perusahaan Direktur, dengan mengandalkan network yang dimiliki. Sehingga kekuatan perusahaan dalam menjual jasa usahanya masih
sangat tergantung pada key person. Dalam upayanya untuk menjual jasa sebagai kontraktor, CV.ARG belum
menggunakan media atau alat bantu sebagai sarana dalam melakukan pemasaran, melainkan dengan cara langsung mendatangi perusahaan-
perusahaan pemilik KP Kuasa Pertambangan dengan mengandalkan pengalaman dan kekuatan lainnya yang dituangkan dalam company profile.
Sebagaimana halnya dalam kegiatan operasional hariannya, perusahaan juga belum menggunakan teknologi informasi untuk membantu kegiatan
pemasaran, sehingga selain jangkauan pasarnya terbatas juga diperlukan biaya yang cukup besar untuk mendukung pemasaran secara konvensional.
66
EVALUASI FAKTOR INTERNAL IFE
Dari hasil identifikasi faktor internal perusahaan dikelompokkan menjadi 2 dua, yakni kekuatan internal strengths dan kelemahan internal weaknesses
sebagaimana pada Tabel 7. Menurut Hitt et al 2001 dengan mempelajari lingkungan internal, maka perusahaan dapat menentukan apa yang dapat
mereka lakukan. Dari hasil analisis faktor internal tersebut diperoleh 9 sembilan kekuatan
dan 7 tujuh kelemahan yang dimiliki perusahaan, sebagaimana ditampilkan pada Tabel 9. Hasil evaluasi faktor internal IFE, menunjukkan bahwa
perusahaan dalam mengelola kondisi internalnya memiliki kekuatan di atas rata- rata rata-rata tertimbang IFE = 2,575
Tabel 9. Hasil evaluasi faktor internal perusahaan IFE
NILAI BOBOT
SKOR TERTIMBANG
Kekuatan Internal Strengths S1
Key person Direktur CV.ARG memiliki pengalaman dan kemampuan teknis yang baik.
0.075 4 0.300 S2 Perusahaan memiliki modal usaha yang kuat.
0.100 4 0.400 S3
Sudah menetapkan Visi, Misi dan tujuan perusahan dengan jelas.
0.075 3 0.225 S4
Memiliki hubungan baik dengan semua pemasok suplier
0.050 3 0.150 S5
Hasil produksi dijamin menghasilkan uang tunai kas seluruhnya 100.
0.050 4 0.200 S6
Memiliki hubungan yang baik dengan pemberi kerja buyer
0.075 3 0.225 S7 Kondisi keuangan sangat likuid.
0.075 3 0.225 S8
Key person Direktur CV.ARG memiliki alat berat dan perlengkapan tambang yang memadai.
0.050 3 0.150 S9
Perusahaan selalu
memperhatikan masyarakat
sekitar community responsibility.
0.050 3 0.150 -
Kelemahan Internal Weaknesses -
- W1 Manajemen perusahaan yang masih lemah.
0.100 1 0.100 W2
Administrasi keuangan masih belum disiplin. 0.100 1 0.100
W3 Pengelolaan SDM masih kurang baik. 0.050 2 0.100
W4 Penguasaan IT masih kurang. 0.050 2 0.100
W5 Perusahaan milik keluarga. 0.025 2 0.050
W6
Organisasi perusahaan belum dibangun dengan baik.
0.025 2 0.050 W7 Pemasaran belum ditangani secara khusus.
0.050 1 0.050 1.000
2.575 FAKTOR INTERNAL UTAMA
67
Key person perusahaan yang menjabat sebagai Direktur sudah memiliki
pengalaman yang cukup lama terutama di bidang teknis pertambangan batu bara, karena ybs pernah bekerja di beberapa perusahaan batubara dengan bidang
keahlian pada mine plan. Dengan modal kuat yang dimiliki berupa keahlian pengalaman, tenaga
teknis serta modal finansial neraca perusahaan pada Tabel 6 memberikan dukungan terhadap kelancaran usaha perusahaan, yang akan membantu
perusahaan menuju arah dan tujuan sesuai yang telah ditetapkan dalam Visi dan Misi perusahaan.
Kekuatan perusahaan dalam menjaga hubungan yang baik dengan pemasok, sangat menguntungkan karena akan menjaga kelangsungan pasokan
bahan baku untuk menjaga kelangsungan operasional perusahaan. Bentuk hubungan baik tersebut dapat terlihat dengan adanya kepercayaan pemasok
untuk memberikan hutang dagang kepada perusahaan. Kelangsungan perusahaan ini juga didukung oleh hasil produksi yang
dijamin menghasilkan pembayaran penuh 100 karena seluruh output atau hasil kerja baik berupa batu bara maupun overburden lapisan tanah atas
bahkan kompensasi kenaikan bahan bakar seluruhnya dibayar oleh pemberi kerja PT.SBR sesuai dengan kontrak kerja. Untuk itu perusahaan selalu
menjaga hubungan dengan pemberi kerja melalui prestasi kerja yang dihasilkan selain juga dengan menjalin komunikasi yang intensif, sehingga operasional
serta kesinambungan usaha dapat terjaga. Kondisi likuiditas perusahaan sangat baik yang ditunjukkan dengan current
ratio sebesar 3,79 kali tahun 2007 dan meningkat menjadi 5,87 pada Juni 2008, yang berarti bahwa kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang
lancarnya semakin kuat dan kondisi ini sangat mendukung operasional, karena adanya jaminan dari investor atau kreditur mengenai kemampuan perusahaan
dalam menyelesaikan kewajiban lancarnya, apabila perusahaan mengalami pailit. Kekuatan perusahaan juga didukung oleh key person perusahaan yang
sudah lama mengumpulkan beberapa alat berat seperti excavator, buldozer, dump truck dan peralatan lainnya, yang dipergunakan untuk disewakan,
sehingga kepastian ketersediaan peralatan usaha bagi perusahaan cukup terjamin, walaupun tetap diperhitungkan sebagai sewa.
Dalam menjalankan operasional tambangnya, perusahaan selalu memperhatikan masyarakat sekitarnya, yang ditunjukkan dengan partisipasi aktif
68
perusahaan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat sekitar sebagai penyandang dana, selain juga dengan memberikan
sumbangan-sumbangan kepada masyarakat kurang mampu yang menjadi bagian dari kegiatan Corporate Social Responsibility CSR.
Sedangkan kelemahan
internal weaknesses perusahaan didapat
sebanyak 7 tujuh kelemahan, yaitu kelemahan perusahaan di bidang manajemennya, yang terlihat dari dominannya key person di dalam menjalankan
perusahaan, dimana key person masih lebih banyak berperan sebagai pribadi dibanding sebagai sebagai direktur. Meskipun fungsi perencanaan sudah
berjalan cukup baik, namun dalam fungsi dalam mengelola perusahaan, monitoring serta perbaikan evaluasi belum berjalan dengan baik.
Administrasi keuangan masih belum disiplin yang terlihat dari masih bercampurnya rekening penampungan perusahaan dengan rekening pribadi,
meskipun dalam pencatatan sudah mulai agak teratur, namun belum ada departemen yang khusus mengelola keuangan dan masih dikeloladikuasai oleh
key person. Kondisi di atas juga diikuti dengan pengelolaan SDM yang belum baik,
dimana pengelolaan yang dijalankan lebih kepada untuk mengatur kelancaran operasional harian dan hanya dipegang oleh tenaga administrasi, namun untuk
pengaturan dan pengembangan SDM ke depan masih belum dipersiapkan, sehingga masih terkesan bahwa perusahaan masih bersifat insidentil temporer.
Kurangnya penguasaan perusahaan dalam menggunakan teknologi informasi untuk menjalankan operasional perusahaan yang masih rendah, turut
memberikan kontribusi kelemahan pada perusahaan. Penggunaan komputer hanya sebatas untuk mencatat dan menyimpan file saja dan belum dimanfaatkan
untuk mengontrol keseluruhan kegiatan operasional seperti sistem informasi manajemen, sistem informasi pemasaran dll.
Pemegang saham adalah key person beserta isterinya, sehingga 100 saham dikendalikan oleh keluarga. Kondisi ini mengakibatkan dalam
pengelolaan perusahaan, masih kental dengan manajemen kekeluargaan. Sehingga berpotensi akan menghambat perkembangan perusahaan apabila key
person tidak dapat memilah antara kepentingan bisnis dan kepentingan keluarga atau pribadi.
Meskipun CV.ARG sudah berupaya untuk mempersiapkan struktur organisasi perusahaan secara lengkap, namun dalam kenyataannya organisasi
69
yang dibuat bersifat insidentil berdasarkan kontrak pekerjaan yang dijalankan dan dibuat per site proyek. Kondisi ini akan menghambat perusahaan dalam
mencapai visinya yang telah ditetapkan, karena kesinambungan organisasi hanya akan berlangsung dari kontrak-ke kontrak saja tanpa ada organisasi yang
besar yang akan mengatur dan mengarahkan perusahaan untuk menjadi besar dan berkelanjutan.
Untuk kegiatan pemasaran, CV.ARG belum membentuk unit atau departemen khusus dan masih mengandalkan key person. Selain itu kegiatan
pemasaran yang dilakukan masih belum memanfaatkan media promosi maupun IT sehingga jangkauan pasarnya masih terbatas dan memakan biaya yang cukup
besar. Sebagai media promosi lebih sering menggunakan company profile yang dijual kepada pemilik KP atau kontraktor pertambangan.
ANALISIS EKSTERNAL PERUSAHAAN
Dari hasil kuesioner mengenai pengaruh lingkungan remote aspek ekonomi makro; aspek sosial; aspek politik; aspek teknologi dan aspek ekologi
atau lingkungan terhadap perusahaan di sektor pertambangan batubara Tabel 10 menunjukkan bahwa seluruh aspek berpengaruh kuat terhadap usaha
di sektor pertambangan batubara, meskipun untuk aspek ekonomi makro pengaruhnya lemah. Jika dilihat dari bobotnya, dapat diketahui juga kekuatan
pengaruh dari masing-masing aspek lingkungan remote, dimana aspek lingkungan menunjukkan pengaruhnya yang lebih besar 21,74 dari aspek
lainnya sedangkan ekonomi makro menunjukkan pengaruhnya yang paling kecil 17,39.
Kondisi ekonomi makro sampai dengan September 2008 sebagaimana Tabel 11 Divisi REN BNI, 2008 menunjukkan indikator yang masih positif bagi
usaha di sektor pertambangan, hal ini tergambar dari posisi ekspor bersih dengan nilai ekspor yang masih positif USD. 6,56 miliar sedangkan nilai ekspor
bahan bakar mineral masih cukup besar yakni sebesar USD. 7,683 juta. Rata- rata nilai tukar rupiah terhadap USD masih relatif normal Rp. 9.216,-, meskipun
harga minyak Indonesia ICP masih cukup tinggi USD. 99,06 barel.
70
Tabel 10. Hasil rekapitulasi kuesioner lingkungan remote
1 ASPEK EKONOMI MAKRO
2.29 Berpengaruh lemah L
17.39 2
ASPEK SOSIAL 2.79
Berpengaruh kuat K 21.20
3 ASPEK POLITIK
2.57 Berpengaruh kuat K
19.57 4
ASPEK TEKNOLOGI 2.64
Berpengaruh kuat K 20.11
5 ASPEK EKOLOGI LINGKUNGAN
2.86 Berpengaruh kuat K
21.74 TOTAL SKOR
13.14 SKOR
LINGKUNGAN REMOTE KETERANGAN
BOBOT
Tingginya harga minyak Indonesia tersebut secara tidak langsung mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan pertambangan batubara yang
menggunakan bahan baku usahanya adalah solar, sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan tingkat laba perusahaan karena meningkatnya biaya
overhead.
Tabel 11. Indikator ekonomi makro sd September 2008
Sumber : Indikator Ekonomi Makro Perbankan, Divisi Perencanaan Strategis BNI, Sept 2008
Aspek Ekonomi Makro
Aspek ekonomi makro sebagaimana pada Tabel 11 juga akan berpengaruh terhadap kegiatan usaha CV.ARG baik secara langsung maupun
tidak langsung. Seperti nilai tukar rupiah-USD akan sangat berpengaruh terhadap perusahaan pertambangan batubara terutama bagi eksportir, bila terjadi
penurunan pelemahan nilai rupiah maka akan memberikan tambahan
99,06 Indonesia Crude Price ICP USD barel
7 57,1
Cadangan Devisa USD miliar 6
7,683 Eksport Bahan Bakar Mineral USD Juta
5 6,56
Net Ekspor USD miliar 4
9,216 Rata-rata Nilai Tukar Rupiah USD
3 11,77
Laj u Inflasi yoy 2
6,0 Pertumbuhan Ekonomi yoy
1 NILAI
INDOKATOR NO
99,06 Indonesia Crude Price ICP USD barel
7 57,1
Cadangan Devisa USD miliar 6
7,683 Eksport Bahan Bakar Mineral USD Juta
5 6,56
Net Ekspor USD miliar 4
9,216 Rata-rata Nilai Tukar Rupiah USD
3 11,77
Laj u Inflasi yoy 2
6,0 Pertumbuhan Ekonomi yoy
1 NILAI
INDOKATOR NO
71
keuntungan bagi perusahaan namun sebaliknya akan memberatkan perusahaan saat akan membeli peralatan terutama alat berat yang masih menggunakan
harga dolar karena masih diproduksi oleh negara luar. Sedangkan harga minyak akan berpengaruh langsung terhadap kegiatan operasional perusahaan, yakni
terhadap biaya operasional di lapangan. Oleh karena itu CV.ARG diperkenankan untuk melakukan koreksi harga jual kepada PT.SBR apabila terjadi kenaikan
atau penurunan harga minyak. Mengingat CV.ARG hanyalah sebagai sub kontraktor maka dari indikator-
indikator ekonomi makro yang ada hanya harga minyak Indonesia yang berpengaruh langsung terhadap operasionalnya, walaupun terhadap margin
labanya relatif tidak terpengaruh karena CV.ARG dapat melakukan koreksi harga jualnya. Namun secara tidak langsung CV.SRG pun terpengaruh dengan
terjadinya perubahan ekonomi makro, terutama terhadap biaya operasional lainnya.
Aspek Sosial
Kondisi sosial dari masyarakat sekitar sangat berpengaruh sekali terhadap kelancaran kegiatan pertambangan batubara, karena kebanyakan sarana
transportasi yang digunakan untuk mengangkut batubara dari area tambang ke stock pile atau ke pelabuhan adalah jalan masyarakat atau jalan umum sehingga
banyak mengganggu kepentingan masyarakat umum. Aktivitas ini sangat mengganggu pengguna jalan lainnya dan banyak menimbulkan kecelakaan,
kerusakan jalan dan jembatan yang berdampak pada meningkatnya biaya perbaikan serta dampak dari aktivitas pertambangan tersebut yang banyak
meninggalkan polusi berupa debu yang mencemari lingkungan sekitar sepanjang jalan yang dilewati.
Dengan keberadaan tambang batubara ini telah banyak merubah kultur masyarakat sekitar, yang disebabkan karena masyarakat lokal lebih tertarik
untuk menjadi pekerja pada tambang batubara karena pengharapan pendapatan yang lebih tinggi dibanding dengan pekerjaan mereka sebelumnya sehingga
membentuk mereka juga ke dalam kehidupan yang konsumtif, konsumsi minuman keras bahkan sampai pada pengguna narkoba serta munculnya
kegiatan praktek prostitusi.
72
Selain itu sering terjadi konflik terutama dari masyarakat yang dirugikan dan tidak mendapatkan keuntungan dari adanya eksploitasi pertambangan batubara
ini. Sehingga beberapa daerah sering membuat portal-portal penghalang jalan untuk melakukan pungutan bagi angkutan tambang yang melintas jalan mereka
jalan umum, yang dikelola oleh kelompok tertentu bahkan ada yang dikelola oleh desa melalui aparat desa atau kesepakatan kampung
http:www.walhi.or.idkampanyetambangreformkeb , 2008.
Sebagian perusahaan besar sudah mulai memperhatikan keberadaan masyarakat sekitar tambang yang akan mendapatkan dampak negatif dari
kegiatan tambang yang dilakukan perusahaan, yakni dengan mengembangkan community development CD. Biasanya kegiatan ini CD diberikan berupa
bantuan bahan pangan atau melalui kegiatan bina desa dengan mengembangkan potensi daerah masing-masing untuk menghidupkan
perekonomian desa, dengan seluruh biaya ditanggung oleh perusahaan.
Aspek Politik
Pengaruh aspek politik termasuk yuridis terhadap perusahaan pertambangan batubara sangat berpengaruh sekali, mengingat dengan adanya
otonomi daerah perijinan menjadi lebih longgar karena dapat dikeluarkan oleh kepala daerah tingkat II. Kondisi ini memberikan peluang kepada perusahaan
bahkan koperasi untuk dapat turut berusaha pada sektor pertambangan batubara, sehingga berdampak juga terhadap maraknya PETI penambang tanpa ijin. Hal
ini juga lebih disebabkan dari warisan kebijakan pada masa orde baru yang memberikan ijin konsesi pertambangan kepada perusahaan-perusahaan besar
saja dengan lahan yang sangat luas serta kandungan batubaranya yang tinggi. Oleh karena itu seolah-olah Pemerintah Daerah melegalkan PETI, karena
penerapan UU otonomi daerah terhadap pemberian ijin pertambangan batubara belum diatur secara jelas
http:www.walhi.or.idkampanyetambangreformkeb ,
2008. Selain itu, pengaruh negatif yang juga timbul adalah banyaknya perijinan
pertambangan yang tumpang tindih terutama dengan perijinan perkebunan, yakni dengan diberikannya ijin usaha pertambangan pada lahan yang telah memiliki ijin
perkebunan. Seperti juga dikatakan oleh Direktur Budidaya Tanaman tahunan Ditjen Perkebunan Deptan bahwa pemberian ijin perkebunan di lahan yang telah
73
diberikan ijin pertambangan merupakan akibat dari Pemerintah Daerah setempat yang kurang berkoordinasi http:klipingtambang.blogpost.com2007, 2008.
Dalam kaitannya dengan potensi dampak perubahan kondisi politik yang akan terjadi maka CV.ARG sudah mengantisipasinya dengan melengkapi segala
aspek legalitasnya serta menjalin hubungan yang baik dengan pihak Pemerintah daerah setempat.
Dalam realitanya di lapangan sering terjadi perubahan kebijakan internal yang dikeluarkan oleh aparat yang sangat berpengaruh terhadap kegiatan
operasional perusahaan pertambangan di lapangan, yang terbukti dengan sering terjadinya razia atau pemeriksaan oleh aparat saat terjadi perubahan
pimpinan baik di daerah maupun di pusat. Kondisi ini tidak terlepas karena banyaknya keterlibatan TNI-POLRI dalam bisnis batubara melalui berbagai
koperasi yang didirikan http:www.walhi.or.idkampanyetambangreformkeb
, 2008.
Aspek Teknologi
Usaha pertambangan batubara sangat padat modal dan padat teknologi yang sarat dengan berbagai risiko. Aspek teknologi sangat diperlukan sekali
karena kebutuhan yang disebabkan oleh kondisi bentangan lahan di lapangan yang umumnya ber bukit atau bergunung serta luasannya yang sangat luas.
Penggunaan peralatan tradisional dalam pertambangan batubara akan menjadikan tidak praktis dan tidak ekonomis karena akan banyak menggunakan
tenaga manusia, sebaliknya dengan menggunakan peralatan canggih seperti excavator dalam mengeruk tanah atau batubara akan mendapatkan hasil yang
lebih banyak dengan waktu yang relatif cepat. Jadi dalam kegiatan pertambangan batubara sangat tergantung terhadap
kemajuan teknologi, namun kecanggihan teknologi belum tentu sejalan dengan produksi yang dihasilkan, namun disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan
karena untuk deposit batubara yang tidak terlalu besar belum tentu teknologi yang sangat canggih dapat memberikan hasil yang sepadan secara ekonomis,
karena investasinya memerlukan biaya yang tinggi.
74
Aspek Ekologi Lingkungan
Aspek lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan pertambangan batubara, banyak menjadi sorotan khalayak umum baik oleh masyarakat sekitar,
pemerintah maupun pemerhati lingkungan seperti WALHI wahana lingkungan hidup Indonesia.
Seperti halnya dengan pertambangan batubara yang terjadi di Kalimantan Selatan telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup
parah dan lebih parahnya lagi banyak terdapat lubang-lubang besar yang tidak mungkin ditutupi kembali apalagi dilakukan reklamasi karena telah terbentuk
kubangan air dengan kandungan asam yang sangat tinggi, ilustrasi gambar dapat dilihat pada Lampiran 18. Selain itu kegiatan pertambangan tersebut juga
sudah merusak sumber-sumber mata air dan sungai yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Selain itu kegiatan pertambangan batubara tersebut juga telah merusak kawasan hutan dan rawa yang selama ini menjadi wilayah kelola rakyat sebagai
sumber matapencaharian mereka. Banyak juga kawasan daerah tangkapan air yang menjadi rusak dan menyebabkan kondisinya menjadi rawan bencana
termasuk banjir http:www.walhi.or.idkampanyetambangreformkeb
, 2008. Dalam mengantisipasi rusakanya lingkungan karena kegiatan
pertambangan batubara yang dilakukan, CV.ARG berusaha untuk memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan seperti dengan membangun settling
pond sebagai kolam pencucian aliran air dari areal batubara, sedangkan untuk reklamasi dilakukan oleh pihak PT.SBR.
EVALUASI FAKTOR EKSTERNAL EFE
Hasil evaluasi faktor eksternal Tabel 10 yang merupakan lingkungan umum, memiliki salah satu tujuan penting yakni untuk mengidentifikasi peluang
opportunities dan ancaman threats yang dihadapi oleh perusahaan. Sebuah peluang adalah kondisi dalam lingkungan umum yang dapat membantu suatu
perusahaan mencapai daya saing strategis. Sedangkan ancaman merupakan
75
suatu kondisi dalam lingkungan umum yang dapat menghambat usaha-usaha perusahaan untuk mencapai daya saing strategis Hitt et al 2001.
Respon perusahaan terhadap hasil identifikasi faktor eksternal berupa peluang opportunities adalah sebagaimana pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil evaluasi faktor eksternal perusahaan EFE
NILAI BOBOT
SKOR TERTIMBANG
Peluang Eksternal Opportunities O1
Deposit kandungan
batubara di
kalimantan Selatan masih sangat potensial.
0.100 3 0.300 O2
Adanya himbauan pemerintah kepada perusahaan- perusahaan untuk menggunakan batubara sebagai
sumber energi menggantikan bahan bakar lainnya.
0.050 2 0.100 O3
Semakin meningkatnya volume ekspor batubara
Indonesia dari tahun ke tahun.
0.050 2 0.100 O4
Tidak semua UKM dapat masuk dalam sektor pertambangan batubara.
0.075 3 0.225 O5
Saat ini batubara tidak dapat diganti dengan barang pengganti lainnya.
0.075 2 0.150 O6
Terbuka kesempatan untuk menjadi kontraktor di daerah Kabupaten lain.
0.025 4 0.100 O7
Perusahaan dapat berkembang menjadi lebih besar lagi.
0.050 3 0.150 O8
UKM yang mampu
bertahan hidup di sektor
pertambangan tidak banyak jumlahnya.
0.025 3 0.075 -
Ancaman Eksternal Threats -
- T1 Persaingan yang ketat antar perusahaan serupa.
0.050 3 0.150 T2
Kegiatan pertambangan batubara selalu menjadi sorotan pemerhati lingkungan dianggap merusak
lingkungan.
0.075 3 0.225 T3
Aparat selalu melakukan razia mendadak secara periodik kepada seluruh perusahaan yang terlibat
dalam pertambangan
batubara terkait
ilegal mining.
0.100 3 0.300 T4
Penolakan masyarakat terhadap kegiatan usaha pertambangan batubara di sekitar lingkungannya.
0.075 2 0.150 T5
Pembajakan tenaga-tenaga
ahli teknis
oleh perusahaan lain.
0.050 2 0.100 T6 Terhambatnya produksi karena gangguan cuaca.
0.075 2 0.150 T7
Terhambatnya pasokan bahan bakar solar dari suplier.
0.075 3 0.225 T8
Buyer terutama importir yang suka ingkar janji wan prestasi.
0.025 2 0.050 T9 Perubahan Peraturan pemerintah
0.025 2 0.050 1.000
2.600 FAKTOR EKSTERNAL UTAMA
76
Peluang dari lingkungan eksternal yang menjadi kesempatan bagi perusahaan untuk mengembangkan usahanya, diantaranya adalah jumlah
cadangan deposit batubara di wilayah Kalimantan Selatan yang masih sangat besar dan baru sebanyak 3,85 luasan lahan yang telah dibuka jika
dibandingkan dengan luasan lahan tambang yang telah mendapatkan ijin http:www.kalselprof.go.id
, 2008. Kesempatan peluang lain yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan
adalah dengan semakin menurunnya cadangan minyak bumi serta harganya yang terus melambung, sehingga menuntun pemerintah dengan melakukan
himbauan kepada perusahaan-perusahaan industri untuk menggunakan batubara sebagai sumber energinya, yang juga akan membuka peluang pasar
lagi bagi para pengusaha tambang batubara lainnya. Kondisi tersebut juga didukung dengan adanya permintaan batubara Indonesia yang terus meningkat
sehingga volume ekspor pun mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sehingga mendorong pengusaha tambang batubara untuk berproduksi lebih
banyak lagi bahkan membuka peluang dan mengundang pemain-pemain baru. Meskipun sektor pertambangan batubara memerlukan modal yang besar
serta teknologi yang canggih, namun cukup menjanjikan return yang tinggi walaupun masih ada potensi risiko yang akan dihadapi, sehingga kendala-
kendala tersebut dapat menjadi faktor penghalang yang mengakibatkan tidak semua UKM dapat masuk dalam sektor ini.
Sebagai sumber energi alternatif, batubara hingga saat ini masih belum ada penggantinya, yang memiliki cadangan deposit yang sangat besar dan dapat
menggantikan perannya sebagai bahan bakar bagi industri tekstil, semen, dll serta sebagai sumber bahan bakar bagi PLTU. Sehingga kegiatan usaha di
sektor pertambangan batubara masih menjanjikan bagi perusahaan dan tidak ada kekhawatiran pengusaha akan adanya barang subtitusi.
Dengan luasan cadangan batubara di Kalimantan Selatan yang masih luas dan tersebar hampir terdapat di seluruh daerah, memungkinkan bagi pengusaha
batubara termasuk UKM untuk berusaha di daerah lainnya sepanjang memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan mampu bersaing
dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Untuk itu jika perusahaan mampu mengeksploitasi kemampuan internalnya untuk menggali potensi daerah yang
masih besar maka perusahaan memiliki peluang untuk menjadi lebih besar lagi.
77
Peluang perusahaan untuk tumbuh dan berkembang juga didukung oleh kondisi UKM yang mampu bertahan hidup di sektor pertambangan tidak banyak
jumlahnya, sebagaimana data statistik yang menunjukkan bahawa dari tahun 2004 ke tahun 2005 telah terjadi penurunan jumlah unit sebanyak 14.238 di
sektor pertambangan dan penggalian. Sedangkan ancaman yang berpotensi mempengaruhi perusahaan adalah:
adanya persaingan yang ketat antar perusahaan, yang disebabkan cukup banyaknya perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan batubara
sehingga masing-masing bersaing untuk menjaga kesinambungan usahanya bahkan tidak jarang dengan cara yang tidak etis, sebagaimana hasil wawancara
di lingkungan setempat terdapat 6 enam perusahaan serupa yang menjadi saingan CV.ARG, yakni PT.RBU, CV.BAM, CV.BRC, CV.Amanah, PT.BGM dan
PT.ART seperti juga dikatakan Hitt et al 2001 bahwa persaingan kompetitif meningkat ketika suatu perusahaan ditantang oleh tindakan-tindakan pesaingnya
atau karena adanya peluang untuk meningkatkan posisi pasar. Kegiatan pertambangan batubara sangat erat sekali pengaruhnya
hubungannya dengan lingkungan, karena aktivitas-aktivitas yang dilakukan telah merubah kondisi lingkungan sekitar sehingga mempengaruhi
keseimbangan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu kegiatan pertambangan batubara selalu menjadi sorotan pemerhati lingkungan seperti WALHI karena
dianggap merusak lingkungan. Seperti dalam http:www.walhi.or.idkampanyetambang, 2007 bahwa pertambangan
batubara di KalSel juga telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup parah, dimana baik pemerintah maupun perusahaan tambang
batubara tidak secara serius melakukan upaya-upaya penanggulangannya. Banyaknya penambang liar PETI hingga saat ini di Kalsel mampu
mencapai 10 juta metrik ton per tahunnya, yang besarnya tersebut mampu memenuhi kebutuhan pasar Asia pasifik sebesar 25 sehingga negara dirugikan
sangat besar. Selain juga adanya tumpang tindih kebijakan ilegal mining dan adanya keterlibatan TNI-POLRI dalam bisnis batubara. Oleh karena itu Aparat
selalu melakukan razia mendadak secara periodik kepada seluruh perusahaan yang terlibat dalam usaha pertambangan batubara terkait ilegal mining.
Kondisi di atas juga berdampak pada kurang pedulinya sebagian perusahaan terhadap dampak yang ditimbulkan dari aktivitasnya terhadap
kehidupan masyarakat sekitar, sehingga menimbulkan penolakan masyarakat
78
terhadap kegiatan usaha pertambangan batubara di sekitar lingkungannya. Penolakan masyarakat terhadap kegiatan pertambangan batubara tersebut
karena banyaknya jalan umum yang digunakan untuk angkutan batubara sehingga mengganggu kepentingan masyarakat banyak selain juga polusi yang
ditimbulkan dari kegiatan yang dilakukan dalam eksploitasi tambang batubara http:www.walhi.or.idkampanyetambang, 2007.
Masih terbatasnya ketersediaan tenaga ahli teknis di sektor pertambangan batubara ini, telah menimbulkan upaya pembajakan tenaga-tenaga ahli teknis
oleh perusahaan lain, karena dalam menangani aktivitas tambang batubara diperlukan keahlian khusus serta pengalaman sehingga tidak semua orang
mampu menjalankan operasional tambang batubara. Kendala lain yang dapat menjadi hambatan dalam operasional
pertambangan batubara adalah kondisi cuaca. Saat musim hujan operasional penambangan terganggu terutama saat terjadi genangan air atau ketebalan
lumpur yang tinggi sehingga dapat menghambat tingkat produksi perusahaan. Saat musim kemarau, umumnya operasional pengangkutan dengan transportasi
air mengalami hambatan karena sebagian besar pengiriman batubara kepada pembeli harus menggunakan aliran sungai, sehingga menghambat proses
penjualan. Sebagai bahan baku utama dalam sektor pertambangan batubara adalah
bahan bakar solar yang menjadi bahan penggerak seluruh alat berat yang dipergunakan untuk eksploitasi tambang, maka jika terjadi hambatan dalam
pemenuhan dari suplier seluruh operasional akan terganggu dan produksi menjadi menurun atau nihil. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pasokan
solar sedangkan permintaannya selalu bertambah karena bertambahnya perusahaan penambang termasuk ilegal mining.
Selain itu hambatan dari sisi pembeli buyer umumnya importir yang suka ingkar janji wan prestasi dapat mengakibatkan kerugian perusahaan
penambang karena barang yang sudah dikirim tidak dibayar, karena terjadinya pelanggaran terhadap dokumen jual beli dokumen LC.
Hambatan lainnya yang dapat mengancam keberlangsungan kegiatan usaha perusahaan pertambangan batubara adalah terjadinya perubahan
Peraturan Pemerintah, yang dapat berakibat baik secara langsung maupun tidak langsung. Seperti pasca otonomi daerah, banyak dikeluarkan ijin-ijin
pertambangan batubara baru yang berdampak pada terjadinya tumpang tindih
79
antara ijin pertambangan dengan ijin perkebunan karena ijin dikeluarkan dari pusat. Kondisi ini juga memberikan peluang terhadap munculnya PETI
penambang tanpa ijin karena konsesi lahan yang telah dikuasai perusahaan besar lebih banyak yang dikeluarkan saat orde baru sehingga perusahaan kecil
terabaikan http:www.walhi.or.idkampanyetambang, 2007.
ANALISIS SWOT MATRIKS I – E
Dalam menyusun faktor-faktor strategis perusahaan, terhadap hasil evaluasi faktor internal dan evaluasi faktor eksternal dilanjutkan dengan analisis
SWOT atau TOWS. Dari matrik ini akan tergambar secara jelas bagaimana perusahaan memanfaatkan peluang serta mengendalikan ancaman dari
eksternal dengan memberdayakan kekuatan yang dimiliki serta meminimalisir kelemahannya Tabel 13.
Dari hasil analisis SWOT dengan menggunakan matrik I-E sebagaimana Tabel 13, diperoleh sebanyak 9 sembilan strategi yang layak dipertimbangkan
oleh CV.ARG untuk dilakukan dalam rangka memanfaatkan peluang yang ada dengan kekuatan yang dimiliki serta memperbaiki kelemahan untuk
mengantisipasi ancaman dari eksternal. Kesembilan strategi tersebut dapat dipetakan sebagai strategi agresif strategi SO, strategi turnaround strategi WO,
strategi difersifikasi strategi ST dan strategi defensif strategi WT. Strategi- strategi tersebut adalah :
1. Strategi SO Strengths – Opportunities :
Merupakan alternatif strategi agresif yang dihasilkan dari penggunaan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang, yakni :
a. Menghasilkan volume produksi yang lebih besar dari kontrak yang ada untuk membangun kesinambungan usaha dan keunggulan
bersaing dengan memperhatikan S1; S2; S3; S6; O4.
Sebagai kontraktor CV.ARG dituntut untuk dapat memenuhi volume produksi sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati. Maka untuk
membangunmempertahankan kesinambungan usahanya, diperlukan strategi CV.ARG untuk menghasilkan volume produksi yang lebih besar
dari kontrak yang telah disepakati, untuk menunjukkan tingkat
80
produktivitas perusahaan yang tinggi sehingga pemberi kerja akan memberikan kepercayaannya kembali untuk melanjutkan dan
memperluas pekerjaan. Tabel 13. Perumusan strategi usaha CV.ARG dengan Matrik SWOT
Keterangan : Si;Oi, Wi;Oi, Si;Ti dan Wi;Ti menunjukkan kombinasi lingkungan
eksternal dengan internal dalam menghasilkan strategi, 1 = 1,2, ...n.
T1. Persaingan yg ketat antar perusahaan serupa T2. Kegiatan pertambangan batubara selalu menjadi
sorotan pemerhati lingkungan. T3. Aparat selalu melakukan razia mendadak secara
periodik. T4. Penolakan masyarakat terhadap kegiatan usaha
pertambangan batubara di lingkungannya. T5. Pembajakan tenaga ahli teknis oleh perusahaan
lain. T6. Terhambatnya produksi karena gangguan cuaca.
T7. Terhambatnya pasokan bahan bakar solar dari pemasok.
T8. Pembeli yang suka ingkar janji. T9. Perubahan Peraturan Pemerintah
O1. Deposit batubara di kalsel msh sangat potensial. O2. Adanya himbauan pemerintah kepada
perusahaan-perusahaan untuk menggunakan batubara sebagai sumber energi menggantikan
bahan bakar lainnya. O3. Semakin meningkatnya volume ekspor batubara
Indonesia. O4. Tidak semua UKM dapat masuk dalam sektor
pertambangan batubara O5. Saat ini batubara tidak dapat diganti dengan
barang pengganti lainnya. O6. Terbuka kesempatan untuk menjadi kontraktor
di kabupaten lain. O7. Perusahaan dapat berkembang menjadi lebih
besar lagi. O8. UKM yang mampu bertahan hidup di sektor
pertambangan tidak banyak jumlahnya.
. .
STRATEGI SO
Strategi Agresif
STRATEGI ST
Strategi difersifikasi
STRATEGI WO
St rategi t urnoround
STRATEGI WT
Strat egi defensif
1. Menghasilkan volume produksi
lebih besar dari kontrak yang ada untuk membangun kesinambungan
usaha dan keunggulan bersaing S1; S2; S3; S6; O4.
2. Memperluas area kerja sebagai
kontraktor untuk meningkatkan laba perusahaan S1; S2; S3; S7;
O1.
3. Memiliki KP sendiri dan melakukan
penambangan sendiri untukk mendukung tingkat kemampu
labaan perusahaan S1; S2; S3; S7; O1.
1. Melakukan perbaikan dalam
manajemen keuangan dan SDM untuk meningkatkan nilai
kompetensi perusahaan sehingga menjadi UKM yang unggul di sektor
pertambangan batubara W1; W2; W3; O4.
2. Meningkatkan kompetensi
perusahaan dalam penguasaan IT teknologi informasi sebagai
pendukung dalam pengelolaan perusahaan, sehingga perusahaan
dapat tumbuh berkembang dgn pasar yg lebih luas W1; W4; O1;
O4.
1. Mengantisipasi potensi risiko yang
akan muncul melalui perbaikan dalam pengelolaan operasional
perusahaan yang lebih baik W1; W2; W3; W4; T2; T3: T4.
1. Mengelola sumberdaya yang ada secara
optimal guna mendukung kelancaran operasional untuk mendapatkan tingkat
produksi yang optimal S1; S2; S3; S6; S7; T2; T3; T7.
2. Mempertahankan dan menggunakan
kekuatan likuiditas untuk membina
hubungan yang baik dengan pemasok guna menjaga kelancaran
kelangsungan usaha serta menghambat masuknya pesaing S2; S7; T7.
3. Menyisihkan sebagian dari keuntungan
perusahaan untuk membantu masyarakat sekitar secara kontinu
sehingga keberadaan perusahaan dapat terjaga kesinambungan S2; S3; S7; T2.
PELUANG O
ANCAMAN T
IFEs
EFEs
S1. Key person memiliki pengalaman dan kemampuan teknis yang baik.
S2. Perusahaan memiliki modal yang kuat S3. Sudah menetapkan visi, misi dan tujuan
perusahaan. S4. Memiliki hubungan baik dengan seluruh pemasok.
S5. Hasil produksi dijamin menghasilkan uang tunai 100.
S6. Memiliki hubungan yg baik dengan pemberi kerja. S7. Kondisi keuangan sangat likuid.
S8. Key person memiliki alat berat dan perlengkapan tambang yang memadai.
S9. Perusahaan selalu memperhatikan masyarakat sekitar.
W1. Manajemen yang masih lemah. W2. Administrasi keuangan belum disiplin.
W3. Pengelolaan SDM masih kurang baik. W4. Penguasaan IT masih kurang.
W5. Perusahaan milik keluarga. W6. Organisasi perusahaan belum dibangun dengan
baik. W7. Pemasaran belum ditangani secara khusus.
KELEMAHAN W KEKUATAN S
T1. Persaingan yg ketat antar perusahaan serupa T2. Kegiatan pertambangan batubara selalu menjadi
sorotan pemerhati lingkungan. T3. Aparat selalu melakukan razia mendadak secara
periodik. T4. Penolakan masyarakat terhadap kegiatan usaha
pertambangan batubara di lingkungannya. T5. Pembajakan tenaga ahli teknis oleh perusahaan
lain. T6. Terhambatnya produksi karena gangguan cuaca.
T7. Terhambatnya pasokan bahan bakar solar dari pemasok.
T8. Pembeli yang suka ingkar janji. T9. Perubahan Peraturan Pemerintah
O1. Deposit batubara di kalsel msh sangat potensial. O2. Adanya himbauan pemerintah kepada
perusahaan-perusahaan untuk menggunakan batubara sebagai sumber energi menggantikan
bahan bakar lainnya. O3. Semakin meningkatnya volume ekspor batubara
Indonesia. O4. Tidak semua UKM dapat masuk dalam sektor
pertambangan batubara O5. Saat ini batubara tidak dapat diganti dengan
barang pengganti lainnya. O6. Terbuka kesempatan untuk menjadi kontraktor
di kabupaten lain. O7. Perusahaan dapat berkembang menjadi lebih
besar lagi. O8. UKM yang mampu bertahan hidup di sektor
pertambangan tidak banyak jumlahnya.
. .
STRATEGI SO
Strategi Agresif
STRATEGI ST
Strategi difersifikasi
STRATEGI WO
St rategi t urnoround
STRATEGI WT
Strat egi defensif
1. Menghasilkan volume produksi
lebih besar dari kontrak yang ada untuk membangun kesinambungan
usaha dan keunggulan bersaing S1; S2; S3; S6; O4.
2. Memperluas area kerja sebagai
kontraktor untuk meningkatkan laba perusahaan S1; S2; S3; S7;
O1.
3. Memiliki KP sendiri dan melakukan
penambangan sendiri untukk mendukung tingkat kemampu
labaan perusahaan S1; S2; S3; S7; O1.
1. Melakukan perbaikan dalam
manajemen keuangan dan SDM untuk meningkatkan nilai
kompetensi perusahaan sehingga menjadi UKM yang unggul di sektor
pertambangan batubara W1; W2; W3; O4.
2. Meningkatkan kompetensi
perusahaan dalam penguasaan IT teknologi informasi sebagai
pendukung dalam pengelolaan perusahaan, sehingga perusahaan
dapat tumbuh berkembang dgn pasar yg lebih luas W1; W4; O1;
O4.
1. Mengantisipasi potensi risiko yang
akan muncul melalui perbaikan dalam pengelolaan operasional
perusahaan yang lebih baik W1; W2; W3; W4; T2; T3: T4.
1. Mengelola sumberdaya yang ada secara
optimal guna mendukung kelancaran operasional untuk mendapatkan tingkat
produksi yang optimal S1; S2; S3; S6; S7; T2; T3; T7.
2. Mempertahankan dan menggunakan
kekuatan likuiditas untuk membina
hubungan yang baik dengan pemasok guna menjaga kelancaran
kelangsungan usaha serta menghambat masuknya pesaing S2; S7; T7.
3. Menyisihkan sebagian dari keuntungan
perusahaan untuk membantu masyarakat sekitar secara kontinu
sehingga keberadaan perusahaan dapat terjaga kesinambungan S2; S3; S7; T2.
PELUANG O
ANCAMAN T
IFEs
EFEs
S1. Key person memiliki pengalaman dan kemampuan teknis yang baik.
S2. Perusahaan memiliki modal yang kuat S3. Sudah menetapkan visi, misi dan tujuan
perusahaan. S4. Memiliki hubungan baik dengan seluruh pemasok.
S5. Hasil produksi dijamin menghasilkan uang tunai 100.
S6. Memiliki hubungan yg baik dengan pemberi kerja. S7. Kondisi keuangan sangat likuid.
S8. Key person memiliki alat berat dan perlengkapan tambang yang memadai.
S9. Perusahaan selalu memperhatikan masyarakat sekitar.
W1. Manajemen yang masih lemah. W2. Administrasi keuangan belum disiplin.
W3. Pengelolaan SDM masih kurang baik. W4. Penguasaan IT masih kurang.
W5. Perusahaan milik keluarga. W6. Organisasi perusahaan belum dibangun dengan
baik. W7. Pemasaran belum ditangani secara khusus.
KELEMAHAN W KEKUATAN S
81
b. Memperluas area kerja sebagai kontraktor untuk meningkatkan laba perusahaan dengan memperhatikan S1; S2; S3; S7; O1.
CV.ARG sudah memiliki cukup pengalaman yang didukung oleh kapabilitasnya seperti kekuatannya dari segi modal, sehingga sudah
mampu mendukung perusahaan untuk memperluas area kerjanya ke luar dari wilayah kerja saat ini Kabupaten Rantau dalam upayanya untuk
meningkatkan tingkat laba perusahaan profitabilitas di atas perusahaan lain.
c. Memiliki Kuasa Pertambangan KP dan melakukan penambangan sendiri sehingga akan meningkatkan kemampu labaan perusahaan
dengan memperhatikan S1; S2; S3; S7; O1.
Lebih luas lagi, dengan kamampuan yang telah dimiliki saat ini CV.ARG dapat melaksanakan alternatif strategi untuk memiliki KP dengan
melakukan penambangan sendiri sehingga dapat meningkatkan kemampu labaan perusahaan dan akan meningkatkan kapasitas
perusahaan sebagai perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan batubara.
2. Strategi WO Weaknesses – Opportunities :
Merupakan alternatif strategi turnaround yang dihasilkan dari pemanfaatan peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang
dimiliki, yakni :
a. Melakukan perbaikan dalam manajemen keuangan dan SDM untuk