Analisis Pengaruh Faktor-faktor Karakteristik Motivasi terhadap

34 situasi kerja X3 terhadap kinerja pegawai sebagai variabel terikat Y menjadi rumus sebagai berikut: Arti dari persamaan regresi linier berganda tersebut adalah sebagai berikut: 1. Nilai 5,258 merupakan nilai kinerja pegawai jika ketiga variabel bebas dianggap konstan. 2. Nilai 1,109 menunjukkan nilai kinerja pegawai meningkat sebesar 1,109 jika terjadi kenaikan 1 tingkat pada karakteristik individu. 3. Nilai 0,678 menunjukkan nilai kinerja akan bertambah sebesar 0,678 jika terjadi kenaikan 1 tingkat pada karakteristik pekerjaan. 4. Nilai 0,416 menunjukkan nilai kinerja pegawai akan bertambah sebesar 0,416 jika terjadi kenaikan 1 tingkat pada karakteristik situasi kerja. Koefisien determinasi pada hasil perhitungan analisis regresi linier berganda digunakan nilai R yang sudah disesuaikan yaitu nilai adjusted R square sebesar 0,633. Artinya, 63,3 kinerja pegawai pada BPKAD dijelaskan oleh karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja, sedangakan untuk sisanya sebesar 36,7 dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan. Uji simultan dengan uji-f bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil uji analisis regresi linier berganda menunjukkan nilai F hitung sebesar 28,542 F tabel sebesar 2,81 dengan p-value 0,000 taraf nyata 0,05 yang menunjukkan signifikan, artinya model layak dan H0 yang menyatakan Faktor-faktor karakteristik motivasi tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai ditolak, karena hasil perhitungan uji regresi linier berganda menunjukkan faktor-faktor karakteristik motivasi memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai maka H1 diterima. Uji parsial dengan T-test dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja secara parsial terhadap kinerja pegawai. Hasil uji t- test pada analisis regresi linier berganda menunjukkan p-value pada masing- masing variabel bebas, jika p-value dari nilai taraf nyata 0,05 atau t hitung 35 lebih besar dari t tabel 2,013. Kriteria untuk pengujian adalah H0 diterima bila -t tabel t hitung t tabel, sedangkan H0 ditolak bila -t hitung -t tabel atau t hitung t tabel. Uji-t pada penelitian ini menghasilkan jawaban sebagai berikut: 1. Variabel karakteristik individu memiliki nilai probabilitas sebesar 0,631 dari 0,05 artinya tidak signifikan, didukung dengan nilai t hitung 0,484 dari nilai t tabel sebesar 2,013 yang artinya tidak signifikan, atau H0 yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan antara karakteristik individu terhadap kinerja pegawai, diterima secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara karakteristik individu dengan kinerja pegawai. 2. Karakteristik pekerjaan memiliki nilai t hitung sebesar 3,993 dari t tabel 2,014 didukung dengan nilai probabilitas karakteristik pekerjaan sebesar 0.000 dari 0,05 menunjukkan signifikan, artinya H0 yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan antara karakteristik pekerjaan terhadap kinerja pegawai ditolak. Kesimpulannya karakteristik pekerjaan secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai. 3. Karakteristik situasi kerja memiliki nilai t hitung sebesar 2,235 dari t tabel 2,014 didukung dengan nilai probabilitas 0,030 dari nilai taraf nyata sebesar 0,05 menunjukkan signifikan, artinya H0 yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan antara karakteristik situasi kerja terhadap kinerja pegawai ditolak, dengan kesimpulan karakteristik situasi kerja secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Tidak diketemukan adanya multikolinearitas pada persamaan regresi linier berganda diatas dengan mengacu pada nilai VIF lebih kecil dari nilai tolerance value sebesar 10. Nilai VIF pada karakteristik individu sebesar 1,372 10, nilai VIF pada karakteristik pekerjaan 2,231 10, dan karakteristik situasi kerja sebesar 2,610 10. Tidak adanya autokorelasi pada persamaan regresi linier berganda ini dapat dilihat pada tabel Model Summary menunjukkan bahwa angka Durbin- Watson sebesar 1,575 yaitu mendekati angka 2 dengan nilai Dl 1,42 dan nilai Du 1,67, artinya angka Durbin-Watson berada di wilayah mendekati area No 36 Autocorelation yang menunjukkan tidak diketemukan aotokorelasi. Melihat hasil analisis regresi berganda maka disimpulkan secara simultan faktor-faktor karakteristik motivasi yaitu karakteristik individu karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja dapat mempengaruhi kinerja pegawai, hanya saja secara parsial karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai.

4.3 Implikasi Manajerial

Pada dasarnya keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi sangat bergantung pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan atau organisasi yang bersangkutan. Sumber daya manusia adalah faktor utama penggerak roda perusahaan untuk mencapai tujuan. Hasil penelitian ini menyimpulkan terdapat pengaruh antara faktor-faktor karakteristik motivasi seperti karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja terhadap kinerja pegawai. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa karakteristik individu tidak memiliki pengaruh yang signifikan untuk kinerja pegawai BPKAD, berbeda dengan dua faktor motivasi lain yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai secara parsial. Jumlah Tanggung jawab, pengakuan terhadap pekerjaan serta tingkat kepuasan terhadap pekerjaan adalah beberapa hal yang terkait dalam karakteristik pekerjaan sedangkan kebijaksanaan perusahaan dan kultur perusahaan adalah beberapa hal yang terkait dalam karakteristik situasi kerja, hal-hal tersebut juga yang harus diperhatikan BPKAD untuk dapat lebih meningkatkan kinerja pegwainya. Implikasi manajerial yang dapat diberikan pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Bogor adalah: Memperhatikan faktor motivasi karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja, agar tidak menurun karena dua faktor motivasi ini merupakan faktor motivasi yang sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada BPKAD. Menjaga kultur organisasi, kebijakan, jumlah tanggung jawab pekerjaan dan kepuasan agar minat, sikap dan kebutuhan karyawan dapat lebih meningkat lagi sehingga dapat menghasilkan pengaruh yang baik terhadap kinerja pegawai dikemudian hari. Karakteristik individu merupakan sebuah potensi yang sangat besar untuk 37 meningkatkan kinerja. Dapat dibuktikan dengan identifikasi menunjukan angka yang sangat baik. Namun sepertinya potensi ini belum dimanfaatkan dengan baik oleh pihak BPKAD sehingga hasil pengolahan data menunjukan secara parsial karakteristik individu tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja BPKAD. Ada baiknya pihak BPKAD menggali potensi besar pada karakteristik individu untuk meningkatkan kinerja kearah yang jauh lebih baik lagi.