Deforestasi Hutan .1 Pengertian Hutan

2.2 Perkebunan Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit Elais quineensis Jacq merupakan tumbuhan tropis golongan plasma yang termasuk tanaman tahunan. Kelapa sawit sudah mulai menghasilkan pada umur 24-30 bulan. Kelapa sawit tumbuh dengan baik pada dataran rendah di daerah tropis yang beriklim basah yaitu sepanjang garis khatulistiwa antara 23,5 º LU-23,5 º LS. Adapun persyaratan tumbuh pada tanaman kelapa sawit sebagai berikut: Curah hujan ≥2000 mmtahun dan merata sepanjang tahun dengan periode bulan kering 100mmbln tidak lebih dari 3 bulan. Temperatur siang hari rata-rata 29-33ºC, malam hari 22-24ºC. Ketinggian tempat dari permukaan laut 500m. Matahari bersinar sepanjang tahun, minimal 5 jam perhari. Industri kelapa sawit merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, berupa lahan yang subur, tenaga kerja yang produktif, dan sinar matahari yang melimpah sepanjang tahun. Kelapa sawit merupakan tanaman yang paling produktif dengan produksi minyak per ha yang paling tinggi dari seluruh tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Agribisnis kelapa sawit adalah salah satu dari sedikit industri yang merupakan keunggulan kompetitif Indonesia untuk bersaing di tingkat global. Minyak kelapa sawit merupakan komoditas yang mempunyai nilai strategis karena merupakan bahan baku utama pembuatan minyak makan. Permintaan akan minyak makan di dalam dan luar negeri yang kuat merupakan indikasi pentingnya peran komoditas kelapa sawit dalam perekonomian bangsa. Selain itu masih banyak produk turunan dari kelapa sawit seperti mentega, sabun, hingga biodiesel Pahan, 2008.

2.3 Penanaman Kembali

Tanaman kelapa sawit komersial saat ini memiliki usia produktif sekitar 20-25 tahun. Kalau pun bisa bertahan lebih dari umur tersebut, tanaman kelapa sawit dimaksud telah menampakkan gejala penurunan masa produktifnya. Di lapangan terkadang ditemui beberapa pohon kelapa sawit yang telah berusia diatas 25 tahun, tetapi masih mampu menghasilkan tandan buah segar bahkan dengan komidel yang sangat besar. Pohon-pohon tersebut jika didata lalu dianalisa secara konkrit, maka akan ditemui bahwa tren grafik produktivitasnya tidak sebaik masa usia muda. Oleh karena itu sudah harus dipikirkan untuk melakukan proses peremajaan tanaman dengan penanaman kembali kebun sawit Nyoto, 2007. Secara teoritik, produksi tanaman kelapa sawit per satuan luas menunjukkan kecenderungan profile yang meningkat secara tajam pada umur 4- 7 tahun, mulai melandai pada umur 8-15 tahun, dan mulai turun secara gradual pada umur 16 tahun. Produksi hatahun dalam suatu kebun secara merata sepanjang satu siklus, biasanya 25-30 tahun, harus betul-betul optimal. Untuk mencapai produksi yang optimal tersebut, perlu dicapai keadaan rata-rata umur tanaman 15 tahun. Acuan penentuan batasan umur 15 tahun didasarkan karena pada umur 15 tahun akan tercapai produksi puncak. Rata-rata umur tanaman yang paling optimal tersebut harus diimbangi dengan program penanaman kembali yang berkesinambungan. Penanaman kembali merupakan salah satu tindakan manajemen untuk mempertahankan rata-rata umur tanaman tetap optimal bagi perusahaan Pahan, 2008. Menurut Pahan 2008, penanaman kembali merupakan kegiatan melakukan peremajaan yang bukan hanya didasarkan pada umur, melainkan : - Rata-rata produksiha tanaman yang rendah - Biaya perawatan yang tinggi - Lokasi blok yang sulit diakses - Ketersediaan modal Kegiatan penanaman kembali dapat dilakukan secara manual, khemis, maupun mekanis. Kegiatan tersebut dilakukan dengan tetap memperhatikan konservasi lahan sehingga daur hidrologi tetap terpelihara. 4 Mengingat kebutuhan minyak sawit dunia yang terus meningkat, maka penanaman kembali dapat menjadi pilihan alternatif solusi jangka panjang sehingga ekspansi konversi hutan menjadi perkebunan sawit dapat dihindari. 4 http:www.faperta.ugm.ac.idbuperdownloadkuliahsawit4_LC20dan20Persiapan20Lahan.ppt 25 Mei 2010