Kebutuhan CPO dunia meningkat
Perkebunan sawit meningkatkan
produktivitas
Lahan hutan
Berkurangnya angka deforestasi
Deforestasi
Tidak layak
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Penanaman kembali pada lahan sawit
Ekspansi lahan baru
Ma nu
al Ki
mi a
Tidak ada ekspansi lahan khususnya lahan hutan
Me ka
nis Lahan non hutan
cth: alang-
alang, perkebunan
karet, dll
Alat berat kontraktor
Analisis Kelayakan Usaha Kontraktor Penanaman Kembali
Kebun Sawit
Layak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hutan 2.1.1 Pengertian Hutan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya yang tidak dapat dipisahkan.
Hutan sebagai modal pembangunan nasional memiliki manfaat yang nyata bagi kehidupan dan penghidupan bangsa Indonesia, baik manfaat ekologi, sosial
budaya, maupun ekonomi, secara seimbang dan dinamis. Untuk itu hutan harus diurus dan dikelola, dilindungi dan dimanfaatkan secara berkesinambungan bagi
kesejahteraan masyarakat Indonesia, baik generasi sekarang maupun yang akan datang.
Dalam rangka memperoleh manfaat yang optimal dari hutan dan kawasan hutan bagi kesejahteraan masyarakat, maka pada prinsipnya semua hutan dan
kawasan hutan dapat dimanfaatkan dengan tetap memperhatikan sifat, karakteristik, dan kerentanannya, serta tidak dibenarkan mengubah fungsi
pokoknya. Pemanfaatan hutan dan kawasan hutan harus disesuaikan dengan fungsi pokoknya yaitu fungsi konservasi, lindung, dan produksi Tunggal, 2008.
2.1.2 Keadaan Hutan Saat Ini
Indonesia memiliki sebagian besar wilayah hutan alam tersisa, terdiri dari wilayah-wilayah bentang hutan utuh yang luas serta hutan-hutan sekunder.
Diperkirakan 88,5 juta hektar hutan masih tersisa. Walaupun angka ini tampaknya besar, kenyataannya hampir separuh hutan di Indonesia telah dirusak sejak 1950
ketika total tutupan hutan masih 162 juta ha. Indonesia saat ini tengah mengalami penyusutan hutannya lebih cepat dibandingkan negara berhutan lainnya. Sekitar
51 km
2
hutan dirusak tiap harinya, atau setara dengan lebih dari 300 luas lapangan bola per jam. Angka yang mengejutkan, sekitar 72 persen bentang hutan utuh di
Indonesia telah hilang atau rusak berat akibat pertumbuhan industri selama
puluhan tahun dan penebangan ilegal. Hutan mulai mengalami tekanan besar karena para penebang kayu terus mencari-cari kawasan baru. Selain itu, tekanan
juga ditimbulkan oleh ledakan industri kelapa sawit Greenpeace, 2008. Salah satu ancaman terkini terhadap hutan Indonesia adalah perkebunan
kelapa sawit. Didorong oleh meningkatnya permintaan global akan minyak kelapa sawit untuk industri makanan, kosmetik, serta kemunculan apa yang disebut
bahan bakar nabati. Sebuah laporan dari Departemen Kehutanan dan negara Uni Eropa menyatakan permintaan dunia akan minyak kelapa sawit diperkirakan akan
meningkat dari 20,2 juta ton per tahun menjadi 40 juta ton di tahun 2020. Permintaan ini dapat dipenuhi bila 300.000 ha perkebunan baru ditanami tiap
tahunnya selama 20 tahun ke depan. Sebagian besar lahan baru ini akan dibuka di Indonesia dimana sumber daya manusia dan lahan masih berlimpah Greenpeace,
2008. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang paling
pesat bertumbuh dalam dua dasawarsa terakhir. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan, areal tanaman perkebunan kelapa sawit terus meningkat dari 1,1 juta
ha di tahun 1990 menjadi 6,1 juta ha di tahun 2006. Sedangkan hingga tahun 2007, Menteri Pertanian menyatakan bahwa areal tanaman perkebunan kelapa
sawit sudah mencapai 6,3 juta ha. Jika dibuat rata-rata, terjadi penambahan luas tanaman kelapa sawit sekitar 260 ribu ha setiap tahun.
3
Industri kelapa sawit tumbuh 36 kali lipat sejak pertengahan tahun 1960- an. Didominasi oleh perusahaan negara, perkebunan rakyat dan perkebunan skala
besar milik swasta. Pembangunan perkebunan selama 30 tahun terakhir jelas merupakan faktor utama penyebab deforestasi, tetapi sulit menyajikan data
definitif mengenai luas hutan yang telah dikonversi menjadi perkebunan. Hasil analisis menunjukkan total kawasan lahan hutan yang dikonversi menjadi
perkebunan antara tahun 1982 dan 1999 adalah 4,1 juta ha. Dari angka ini, menurut penelitian lainnya 1,8 juta ha hutan dikonversi menjadi perkebunan
kelapa sawit antara tahun 1990 dan 2000 FWIGFW, 2001.
3
http:fwi.or.id?p=76 20 Oktober 2010