komidel yang sangat besar. Pohon-pohon tersebut jika didata lalu dianalisa secara konkrit, maka akan ditemui bahwa tren grafik produktivitasnya tidak sebaik masa
usia muda. Oleh karena itu sudah harus dipikirkan untuk melakukan proses peremajaan tanaman dengan penanaman kembali kebun sawit Nyoto, 2007.
Secara teoritik, produksi tanaman kelapa sawit per satuan luas menunjukkan kecenderungan profile yang meningkat secara tajam pada umur 4-
7 tahun, mulai melandai pada umur 8-15 tahun, dan mulai turun secara gradual pada umur 16 tahun. Produksi hatahun dalam suatu kebun secara merata
sepanjang satu siklus, biasanya 25-30 tahun, harus betul-betul optimal. Untuk mencapai produksi yang optimal tersebut, perlu dicapai keadaan rata-rata umur
tanaman 15 tahun. Acuan penentuan batasan umur 15 tahun didasarkan karena pada umur 15 tahun akan tercapai produksi puncak. Rata-rata umur tanaman yang
paling optimal tersebut harus diimbangi dengan program penanaman kembali yang berkesinambungan. Penanaman kembali merupakan salah satu tindakan
manajemen untuk mempertahankan rata-rata umur tanaman tetap optimal bagi perusahaan Pahan, 2008.
Menurut Pahan 2008, penanaman kembali merupakan kegiatan melakukan peremajaan yang bukan hanya didasarkan pada umur, melainkan :
- Rata-rata produksiha tanaman yang rendah
- Biaya perawatan yang tinggi
- Lokasi blok yang sulit diakses
- Ketersediaan modal
Kegiatan penanaman kembali dapat dilakukan secara manual, khemis, maupun mekanis. Kegiatan tersebut dilakukan dengan tetap memperhatikan
konservasi lahan sehingga daur hidrologi tetap terpelihara.
4
Mengingat kebutuhan minyak sawit dunia yang terus meningkat, maka penanaman kembali dapat menjadi pilihan alternatif solusi jangka panjang
sehingga ekspansi konversi hutan menjadi perkebunan sawit dapat dihindari.
4
http:www.faperta.ugm.ac.idbuperdownloadkuliahsawit4_LC20dan20Persiapan20Lahan.ppt 25 Mei 2010
2.4 Hubungan Antara Kegiatan Penanaman Kembali dengan Pengurangan Deforestasi
Kendati produksi crude palm oil CPO Indonesia tahun depan diperkirakan akan naik 6,3 dari tahun ini yang kurang lebih mencapai 19 juta
ton menjadi 22 juta ton akhir tahun depan, namun total stok dunia justru diramalkan tidak akan sanggup memenuhi permintaan. Padahal pada saat
bersamaan konsumsi dunia terus mengalami peningkatan secara signifikan. Artinya jika tahun 2010 total produksi CPO Indonesia berkisar 19 juta ton dengan
komposisi ekspor mencapai 16 juta ton, maka tahun depan ekspor Indonesia minimal bisa mencapai 18,2 juta ton. Dengan penyerapan domestik yang
diperkirakan tak beranjak dari 4 juta ton setahun.
5
Pemerintah menggenjot produktivitas kelapa sawit dengan melakukan program penanaman kembali kelapa sawit. Sebab, selama ini tingkat produktivitas
tanaman kelapa sawit Indonesia masih rendah. Direktur Tanaman Tahunan Kementerian Pertanian Rismansyah Danasaputra mengatakan untuk kebun kelapa
sawit rakyat, saat ini tingkat produktivitasnya sekitar 15 ton per hektare ha per tahun. Sedangkan untuk perkebunan besar milik PTPN dan swasta rata-rata sekitar
20 ton - 25 ton tandan buah segar TBS per ha per tahun dengan tingkat rendemen minyak kelapa sawit rata-rata 21 - 23.
Berdasarkan data statistik perkebunan Kementan, tahun 2010 lalu lahan kelapa sawit yang perlu diremajakan sekitar 91.281 ha. Rinciannya, sebanyak
13.651 ha perkebunan besar milik negara PBN, 46.959 ha perkebunan milik swasta PBS dan 30.671 ha perkebunan milik rakyat PR. Dari jumlah itu, areal
perkebunan milik swasta dan perkebunan negara telah diremajakan sekitar 2.424 ha atau sekitar 4 dari luas lahan yang harus diremajakan.
6
5
http:www.kontan.co.idindex.phpbisnisnews36357Stok-CPO-Dunia-Tak Mampu-Penuhi-
Permintaan 4 Juni 2010
6
http:industri.kontan.co.idv2readIndustri64727Genjot-produktivitas pemerintah-jalankan-
peremajaan-lahan-kelapa-sawit 14 April 2011
Tahun Produksi ton
Kenaikan ton Luas lahan ha
Kenaikan ha
2000 7.000.508
1.905.653 2001
8.396.472 1.395.964
4.713.435 2.807.782
2002 9.622.345
1.225.873 5.067.058
353.623 2003
10.440.834 818.489
5.283.557 216.499
2004 10.830.389
389.555 5.284.723
1.166 2005
11.861.615 1.031.226
5.453.817 169.094
2006 17.350.848
5.489.233 6.594.914
1.141.097 2007
17.664.725 313.877
6.766.836 171.922
2008 17.539.788
-124.937 7.363.847
597.011 2009
18.640.881 1.101.093
7.508.023 144.176
2010 19.844.901
1.204.020 7.824.623
316.600
Rata-rata 1.284.439
591.897
Dan berikut adalah tabel perkembangan luas areal sawit dan produksi tandan buah segar TBS 10 tahun terakhir menurut Ditjenbun yang disajikan pada
Tabel 1. Tabel 1 Perkembangan Luas Areal Sawit dan Produksi TBS
sumber: Ditjenbun, 2010
Berdasarkan data di atas, dibutuhkan sekitar 591.897 ha lahan setiap tahunnya. Jumlah tersebut akan terus meningkat seiring permintaan minyak
kelapa sawit dunia yang semakin tinggi. Tentunya potensi akan adanya konversi hutan menjadi sawit akan lebih besar seiring dengan meningkatnya permintaan
minyak dunia yang memacu para pengusaha sawit untuk meningkatkan produksinya
.
Penanaman kembali
merupakan kegiatan
untuk meningkatkan
produktivitas tanaman. Tanaman yang tidak produktif berarti produktivitas buah 15 tonhatahun. Hal ini tidak hanya disebabkan faktor umur tanaman yang sudah
tua, melainkan faktor jalan, penyakit, dan pola tanam yang tidak sesuai dengan standar. Oleh karena itu, setelah dilakukan replanting diharapkan dapat diperoleh
hasil buah yang optimal 25 tonhatahun, dan dapat menghemat biaya karena kondisi tanaman dan areal yang sudah memenuhi standar.
Berikut asumsi korelasi antara replanting, kebutuhan permintaan minyak sawit, dan ekpansi lahan sebagai dampak pemenuhan kebutuhan permintaan yang
disajikan dalam Tabel 2.