54 PLN rata-rata sebesar Rp 729 per kWh. Tabel 17 menunjukkan tarif listrik per
kWh dari PLTMH Ciesek.
Tabel 17. Tarif Listrik per kWh PLTMH Ciesek dalam Satu Bulan
Kategori Daya
Watt Layanan
per hari Jam
Jumlah pemakaian listrik
per bulan kWh
Tarif listrik per bulan
Rp Tarif listrik
per kWh Rp
I
45 15
20,25 15.000
741
II
105 15
47,25 20.000
423
Rata-rata 582
Sumber: Data primer, diolah 2012
6.3 Estimasi Kelayakan dan Keberlanjutan PLTMH Ciesek
Pembangunan PLTMH Ciesek dilakukan pada tahun 2011 dan mulai beroperasi menghasilkan listrik pada bulan Januari 2012. PLTMH Ciesek
merupakan salah satu program dari Provinsi Jawa Barat dalam bidang listrik perdesaan. Pengadaan suatu proyek harus ditinjau dari sisi kelayakan dan
keberlanjutannya agar pembangunan proyek tersebut tidak sia-sia.
6.3.1 Estimasi Kelayakan PLTMH Ciesek
Estimasi kelayakan PLTMH Ciesek dilakukan dengan analisis biaya dan manfaat yaitu perhitungan NPV. Identifikasi biaya dan manfaat proyek dilakukan
terlebih dahulu untuk membuat cashflow. Biaya yang dikeluarkan dalam pembangunan PLTMH Ciesek terdiri dari
biaya investasi, biaya operasional dan pemeliharaan. Berikut ini rincian biaya PLTMH Ciesek :
1 Biaya Investasi
Biaya investasi PLTMH adalah biaya yang dikeluarkan untuk membangun PLTMH. Biaya investasi terdiri dari biaya pembangunan sarana PLTMH dan
biaya lain-lain. Biaya pembangunan sarana PLTMH terdiri dari biaya pekerjaan
55 persiapan, biaya pekerjaan sipil, biaya pekerjaan mekanikal dan elektrikal,
pekerjaan jaringan distribusi, dan biaya instalasi rumah. Biaya lain-lain terdiri dari biaya untuk training operator dan buku manual.
Biaya pekerjaan persiapan adalah biaya yang dikeluarkan pada tahap awal rencana pembangunan PLTMH yang terdiri dari kegiatan setting out dan
bouwplank dan kegiatan mobilisasi bahan dan alat. Biaya persiapan ini mencapai Rp 37.500.000.
Biaya pekerjaan mekanikal dan elektrikal merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan dalam pembangunan PLTMH Ciesek. Peralatan mekanikal dan
elektrikal terdiri dari turbin set, generator, panel control, ballast load, setup instalasi, aksesoris, dan transportasi pengangkutan peralatan dari Bandung ke
lokasi PLTMH Ciesek. Biaya pekerjaan mekanikal dan elektrikal PLTMH Ciesek ini mencapai Rp 291.500.000.
Biaya investasi PLTMH Ciesek secara keseluruhan yaitu Rp 725.490.882 yang hanya dikeluarkan pada tahun ke 0. Komponen biaya secara lengkap
disajikan pada Tabel 18.
Tabel 18. Komponen Biaya Investasi PLTMH Ciesek Tahun 2011
Uraian Jumlah Rp
Pekerjaan persiapan 37.500.000
Pekerjaan sipil 194.410.982
Pekerjaan mekanikal dan elektrikal 291.500.000
Pekerjaan jaringan distribusi 132.675.000
Instalasi rumah SRIR 57.404.900
Lain-lain 12.000.000
Total 725.490.882
Sumber: Dinas ESDM Wilayah I Cianjur 2012
2 Biaya Operasional dan Pemeliharaan
PLTMH Ciesek belum memiliki pengeluaran untuk biaya tidak tetap seperti penggantian alat yang rusak. Biaya tetap dalam operasional PLTMH
56 Ciesek adalah biaya per bulan untuk menggaji karyawan yang mengoperasikan
dan merawat pembangkit listrik. Biaya tetap secara rinci disajikan pada Tabel 19.
Tabel 19. Biaya Operasional PLTMH Ciesek Tahun 2012
Personil Jumlah
Biayabulan Rp
Total Biayabulan
Rp Total
Biayatahun Rp
Ketua PLTMH 1
100.000 100.000
1.200.000 Administrasi
1 100.000
100.000 1.200.000
Operator 2
250.000 500.000
6.000.000 700.000
8.400.000
Sumber: Data primer, diolah 2012
Biaya tidak tetap adalah biaya yang dialokasikan untuk keperluan operasi dan pemeliharaan peralatan atau mesin PLTMH, terdiri atas pelumas, perawatan
bangunan, dan perawatan jalan. Dikarenakan PLTMH Paseban masih terhitung baru dalam beroperasi dan alat-alat yang ada masih bagus, maka biaya-biaya
tersebut belum dikeluarkan. Manfaat dari PLTMH berupa manfaat langsung yang diterima oleh
PLTMH yang berasal dari iuran warga yang memakai listrik dari PLTMH. Besarnya iuran ditentukan berdasarkan kesepakatan warga. Iuran yang dibayarkan
warga menjadi penerimaan bagi PLTMH. Total penerimaan PLTMH Ciesek yaitu Rp 13.380.000 per tahun yang secara rinci dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Total Penerimaan PLTMH Ciesek Tahun 2012 Jenis Tarif
Rpbulan Jumlah Rumah
tangga Pengguna Totalbulan
Rp Totaltahun
Rp
15.000 21
315.000 3.780.000
20.000 40
800.000 9.600.000
1.115.000 13.380.000
Sumber: Data primer, diolah 2012
Dalam melakukan
estimasi kelayakan
PLTMH, diasumsikan
Pembangunan PLTMH Ciesek memiliki umur ekonomis proyek selama sepuluh tahun yang didasarkan pada ketahanan alat mikrohidro. Asumsi lain yang
57 digunakan adalah menggunakan tingkat suku bunga sebesar 12 yang merupakan
suku bunga pinjaman. Hal ini didasarkan pada kondisi apabila masyarakat Kampung Paseban tidak mendapat hibah dari pemerintah sehingga harus
meminjam dana untuk membangun PLTMH. Estimasi kelayakan dilakukan dengan dua skenario, skenario I yaitu
apabila biaya investasi dimasukkan sebagai komponen pengeluaran karena modal sendiri dan skenario II yaitu biaya investasi tidak dimasukkan sebagai komponen
pengeluaran karena merupakan dana hibah dari pemerintah. Skenario II merupakan kondisi yang sebenarnya dari PLTMH Ciesek.
Tidak semua daerah yang berpotensi dalam mengembangkan PLTMH mendapat bantuan dana dari pemerintah. Oleh karena itu, pembiayaan berasal dari
modal sendiri ataupun berupa pinjaman dan akan termasuk dalam komponen biaya.
Pada PLTMH Ciesek, dana yang digunakan dalam membangun PLTMH berasal dari dana hibah Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 725.490.882. Masyarakat
tidak perlu mengembalikan dana tersebut, sehingga biaya investasi tersebut tidak dimasukkan ke dalam komponen biaya PLTMH Ciesek. Biaya per tahun yang
dikeluarkan oleh PLTMH Ciesek hanya berupa biaya operasional dan pemeliharaan PLTMH sebesar Rp 8.400.000. Penerimaan per tahun yang
diperoleh oleh PLTMH Ciesek sebesar Rp 13.380.000. Perhitungan NPV dilakukan pada skenario I dan skenario II dengan asumsi
penerimaan dan biaya tetap sampai akhir umur proyek. Berdasarkan perhitungan pada skenario I diperoleh NPV
1
yang bernilai negatif sebesar Rp 697.352.771 dan perhitungan pada skenario II diperoleh NPV
2
sebesar Rp 28.138.111.
58 NPV
1
yang bernilai negatif menunjukkan bahwa proyek pembangunan PLTMH tidak menguntungkan secara ekonomi, sementara NPV
2
menunjukkan bahwa proyek pembangunan PLTMH menguntungkan secara ekonomi.
Pada skenario
I menunjukkan
bahwa proyek
PLTMH tidak
menguntungkan karena nilai investasi yang besar, sementara penerimaan relatif kecil. Agar proyek PLTMH ini dapat menguntungkan secara ekonomi, maka perlu
adanya upaya dalam meningkatkan penerimaan. Upaya ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan listrik PLTMH yang belum terpakai. Salah satunya dengan
membuat usaha penggilingan kopi. Usaha penggilingan kopi ini memanfaatkan aliran listrik dari PLTMH yang akan menjadi penerimaan bagi PLTMH. Selain
itu, penambahan penerimaan juga dapat dilakukan dengan cara menambah konsumen listrik yang berasal dari masyarakat yang belum mendapat aliran listrik
dari PLN.
6.3.2 Keberlanjutan PLTMH Ciesek