Keberlanjutan PLTMH dari Aspek Ekonomi

22 tersebut bisa benar-benar berlaku sebagai norma atau nilai bagi masyarakat. Kesepakatan konservasi ini jika dilaksanakan secara konsisten dengan penerapan sanksi yang tegas akan menentukan keberlanjutan operasional PLTMH dari aspek sumberdaya alam.

2.4.2 Keberlanjutan PLTMH dari Aspek Ekonomi

Empat hal yang mempengaruhi keberlanjutan PLTMH dari aspek ekonomi, yaitu: 1 pembiayaan pembangunan, 2 pembiayaan pengelolalaan, 3 penetapan tarif listrik dan 4 pemanfaatan untuk kegiatan ekonomi produktif. 1 Pembiayaan Pembangunan Pembangunan PLTMH dan sistem penyaluran listrik membutuhkan biaya yang relatif besar. Pada umumnya biaya pembangunan berasal dari luar masyarakat pengguna karena terbatasnya kemampuan pembiayaan oleh masyarakat. Kontribusi masyarakat juga tetap diperlukan untuk menekan kebutuhan biaya. Biaya dari luar dapat berbentuk hibah, pinjaman, ataupun investasi, sedangkan kontribusi dari masyarakat bisa berbentuk materi, tenaga, ataupun uang. Sampai saat ini, sebagian besar dana dari luar untuk pembangunan PLTMH berbentuk hibah. Artinya masyarakat pengguna tidak perlu mengembalikan dana pembangunan. Meskipun demikian, bukan berarti masyarakat tidak perlu membayar biaya penyusutan nilai asset. Demi keberlanjutan PLTMH, biaya penyusutan perlu diperhitungkan dalam penetapan iuran listrik sehingga pada saat PLTMH selesai umur pakainya telah tersedia dana yang cukup untuk membangun PLTMH baru sebagai pengganti. 23 Pada kasus dana pembangunan berasal dari pinjaman, kemampuan masyarakat dalam mengembalikan pinjaman dapat menjadi indikasi untuk diperolehnya lagi pinjaman serupa di waktu mendatang. Begitu juga jika dana pembangunan merupakan investasi, kembalian investasi yang diperoleh dapat menjadi indikasi kelayakan investasi serupa. Persoalannya, pembiayaan pembangunan PLTMH menggunakan dana-dana komersial cenderung tidak layak secara ekonomis. Untuk itu, perlu diupayakan skema-skema khusus agar PLTMH dapat dibangun menggunakan dana pinjaman atau investasi. Berkaitan dengan program pembangunan perdesaan, pengembangan PLTMH seharusnya dapat mendorong pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini perlu diupayakan agar muncul swadaya masyarakat di dalam komponen pembiayaan. Bantuan bersubsidi penuh idealnya hanya digunakan pada kondisi tertentu. Besarnya kontribusi masyarakat dalam pembangunan PLTMH juga akan semakin meningkatkan rasa memiliki terhadap sarana yang dibangun. Rasa memiliki ini pada akhirnya dapat meningkatkan partisipasi dari masyarakat. 2 Pembiayaan Pengelolaan Selintas biaya operasional PLTMH terkesan murah karena energi primernya adalah air yang praktis tidak perlu dibeli. Tetapi biaya perawatan instalasi pembangkit bangunan sipil maupun pembangkit listrik dan jaringan transmisi ataupun distribusi membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Apalagi jika terjadi kerusakan yang mengharuskan perbaikan besar. Biaya operasional dan perawatan meliputi: a Biaya operasional rutin gaji pengelola, biaya administrasi. 24 b Pemeliharaan dan perbaikan terjadwal yang besar biayanya seharusnya sudah dapat diperkirakan sejak awal. c Perbaikan kerusakan-kerusakan tidak terduga. 3 Penetapan Tarif Listrik Keberlanjutan PLTMH akan lebih mungkin tercapai jika pendapatan yang diperoleh dari iuran pengguna dapat menutupi semua biaya yang harus ditanggung. Oleh karena itu, tarif listrik perlu ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan total pendapatan yang diharapkan. Tarif listrik yang terlalu rendah pada akhirnya akan merugikan masyarakat sendiri. Biaya yang harus ditanggung oleh suatu PLTMH secara garis besar yaitu biaya modal dan biaya operasional pemeliharaan. Jika PLTMH dibangun menggunakan dana pinjaman, maka biaya modal yang harus dibayar berupa angsuran dan bunga pinjaman. Jika PLTMH dibangun menggunakan dana investasi, maka biaya modal yang harus dibayar berupa penyusutan dan kembalian return untuk investasi. PLTMH yang dibangun menggunakan dana hibah dapat dianggap sebagai investasi oleh masyarakat pengguna, sehingga biaya penyusutan dan kembalian investasi tersebut menjadi milik masyarakat. Akumulasi uang dari penyusutan dan kembalian investasi tersebut harus dipisahkan. Sedapat mungkin dana tersebut tidak diganggu gugat karena merupakan dana cadangan untuk investasi kembali ketika PLTMH yang ada perlu diganti dengan yang baru karena sudah habis umur pakainya. Biaya operasional dan pemeliharaan terdiri atas biaya operasional rutin, biaya pemeliharaan dan perbaikan terjadwal dan biaya perbaikan-perbaikan yang tidak terduga. Informasi-informasi tentang kebutuhan biaya-biaya tersebut perlu 25 dijelaskan kepada masyarakat pengguna agar masyarakat dapat bersikap lebih bijaksana pada saat musyawarah penetapan tarif. Selain itu penetapan tarif juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain, misalnya daya beli masyarakat, pemerataan dan rasa keadilan. 4 Pemanfaatan untuk Kegiatan Ekonomi Produktif Pada umumnya pemanfaatan listrik PLTMH oleh masyarakat perdesaan adalah untuk penerangan dan hiburan televisi dan radio di malam hari. Penggunaan pada siang hari hampir tidak ada, bahkan kebanyakan PLTMH hanya dioperasikan pada malam hari. Penggunaan listrik untuk penerangan dan kebutuhan rumah tangga lainnya bukan berarti tidak memberikan dampak positif terhadap ekonomi masyarakat. Setidaknya masyarakat bisa menghemat pengeluaran jika dibandingkan dengan penggunaan lampu minyak tanah atau generator diesel untuk penerangan. Namun dampak positif PLTMH akan semakin meningkat jika adanya layanan listrik juga mendorong berkembangnya kegiatan-kegiatan ekonomi produktif yang memanfaatkan energi listrik pada siang hari. Dampak positif ini pada akhirnya akan meningkatkan daya beli masyarakat sehingga iuran listrik juga lebih lancar. Bagi pengelola PLTMH sendiri, termanfaatkannya energi pada siang hari akan semakin meningkatkan peluang untuk memperoleh pendapatan Dinas ESDM, 2009

2.4.3 A