25 dijelaskan kepada masyarakat pengguna agar masyarakat dapat bersikap lebih
bijaksana pada saat musyawarah penetapan tarif. Selain itu penetapan tarif juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain, misalnya daya beli masyarakat,
pemerataan dan rasa keadilan. 4
Pemanfaatan untuk Kegiatan Ekonomi Produktif Pada umumnya pemanfaatan listrik PLTMH oleh masyarakat perdesaan
adalah untuk penerangan dan hiburan televisi dan radio di malam hari. Penggunaan pada siang hari hampir tidak ada, bahkan kebanyakan PLTMH hanya
dioperasikan pada malam hari. Penggunaan listrik untuk penerangan dan kebutuhan rumah tangga lainnya
bukan berarti tidak memberikan dampak positif terhadap ekonomi masyarakat. Setidaknya masyarakat bisa menghemat pengeluaran jika dibandingkan dengan
penggunaan lampu minyak tanah atau generator diesel untuk penerangan. Namun dampak positif PLTMH akan semakin meningkat jika adanya layanan listrik juga
mendorong berkembangnya
kegiatan-kegiatan ekonomi
produktif yang
memanfaatkan energi listrik pada siang hari. Dampak positif ini pada akhirnya akan meningkatkan daya beli masyarakat sehingga iuran listrik juga lebih lancar.
Bagi pengelola PLTMH sendiri, termanfaatkannya energi pada siang hari akan semakin meningkatkan peluang untuk memperoleh pendapatan Dinas ESDM,
2009
2.4.3 A
nalisis Ekonomi Pembangunan PLTMH
Pembangunan PLTMH
di Indonesia
pada umumnya
dibiayai menggunakan dana-dana hibah. Penggunaan dana pinjaman atau investasi untuk
PLTMH masih belum populer. Begitu juga pembiayaan PLTMH dengan pola
26 swadaya biasanya hanya mampu dilakukan oleh perusahaan swasta ataupun
perorangan yang digunakan untuk kepentingan usaha atau bisnis. Namun tidak berarti bahwa penggunaan dana investasi atau pinjaman tidak
layak untuk PLTMH. Meskipun skema komersial murni hampir tidak mungkin diterapkan, masih terdapat alternatif-alternatif lain yang bisa dicoba. Sebagai
contoh perpaduan antara hibah, pinjaman lunak dan pinjaman komersial dengan grace period waktu tenggang yang panjang serta swadaya masyarakat baik
dalam bentuk material, finansial maupun tenaga. Analisis kelayakan ekonomi pembangunan PLTMH dimulai dengan
menentukan sifat sumber dana seperti hibah, pinjaman, investasi, swadaya, atau perpaduan
antara sumber-sumber
tersebut. Kemudian
langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
a Menentukan masa pengembalian seluruh investasi Break Event Point
b Merancang pola pengembalian dana kepada investor, bank atau kas lembaga
pengelola PLTMH c
Membuat proyeksi keuangan lengkap dengan cash flow, neraca rugi laba, Internal Rate of Return IRR, Net Present Value NPV
d Menentukan rata-rata biaya yang harus ditanggung oleh masyarakat per bulan
e Memperkirakan jumlah iuran listrik per bulan yang harus dikeluarkan per
kepala keluarga. Sumber dana perlu diketahui bentuknya untuk menentukan besarnya dana
yang harus dikembalikan oleh masyarakat setempat melalui pembayaran iuran bulanan. Pengembalian untuk dana pinjaman meliputi angsuran dan bunga
pinjaman, sedangkan pengembalian untuk dana investasi meliputi penyusutan dan
27 kembalian return untuk investasi. PLTMH yang dibangun menggunakan dana
hibah dapat dianggap sebagai investasi oleh masyarakat pengguna. Penjajagan awal kepada pihak penyandang dana perlu dilakukan untuk menentukan besarnya
bunga, return, dan masa pengembalian. Lebih baik lagi jika kesepakatan dengan penyandang dana sudah dapat diperoleh sejak awal.
Analisis keuangan harus dibuat untuk beberapa opsi pembangunan yang layak secara teknis. Pada akhirnya yang menentukan apakah ada atau tidak opsi
pembangunan yang layak adalah masyarakat pengguna. Meskipun demikian, dengan membandingkan perkiraan jumlah iuran listrik yang harus ditanggung
masyarakat dan tingkat daya beli yang diperoleh dari hasil studi, sejak awal kita bisa membuang opsi yang menghasilkan iuran listrik terlalu mahal. Begitu juga
jika sudah ada informasi tentang batas maksimum ketersediaan dana dari penyandang dana dan besarnya kontribusi masyarakat, kita memiliki pegangan
tentang batas maksimum total anggaran proyek.
2.5 Persepsi