Hal ini yang mendorong perusahaan besar lebih berani dalam memilih pendanaan yang bersumber dari penerbitan saham baru.
Selain itu, mengacu pada signaling theory, perusahaan dalam kondisi normal harus memperhatikan adanya kapasitas cadangan untuk meminjam,
sehingga perusahaan sektor pertambangan pada umumnya akan mengurangi penggunaan dana yang bersumber dari hutang. Kapasitas cadangan untuk
meminjam ini ditujukan untuk memastikan perusahaan sektor pertambangan dapat memperoleh modal hutang jika kelak diperlukan ketika muncul
kesempatan investasi baru yang lebih menguntungkan.
4.5.3 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga
Hasil pengujian hipotesis ketiga menyatakan bahwa pertumbuhan aktiva GROWT berpengaruh signifikan dan memiliki koefisien positif
terhadap struktur modal LDER. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Prabansari dan Kusuma 2005,
Rafiq et al. 2008, Joni dan Lina 2010, Firnanti 2011 dan Hestuningrum dan Darsono 2012
Perusahaan sektor pertambangan dengan tingkat pertumbuhan yang besar sangat memungkinkan mengalami kekurangan pendanaan kegiatan
investasi perusahaan. Pecking order theory mengemukakan bahwa ketika dana yang bersumber dari internal perusahaan tidak mencukupi untuk
membiayai investasi, maka perusahaan memerlukan dana eksternal. Perusahaan yang sedang bertumbuh akan cenderung memilih menggunakan
hutang terlebih dahulu dibanding menerbitkan saham baru. Hal ini dikarenakan semakin tinggi pertumbuhan perusahaan akan semakin tinggi
pula peluang adanya asimetris informasi. Kondisi seperti ini menyebabkan biaya penerbitan hutang jangka panjang dianggap lebih rendah dibanding
biaya penerbitan saham baru. Perusahaan sektor pertambangan yang mengalami pertumbuhan tinggi
menandakan perusahaan tersebut memiliki prospek yang menguntungkan. Oleh sebab itu, perusahaan sektor pertambangan pada kondisi tersebut akan
menghindari pendanaan dengan penerbitan saham baru dan cenderung menggunakan pendanaan yang bersumber dari hutang. Bagi pemegang
saham, penerbitan saham baru dinilai akan merugikan dan mengurangi besarnya bagian keuntungan yang diterima atas prospek yang
menguntungkan di masa depan. Myers 1984 mengemukakan bahwa perusahaan akan lebih memilih
menggunakan hutang untuk memperkecil peluang terjadinya asimetri informasi. Hal ini didasari oleh signaling theory yang berpendapat bahwa
perusahaan dapat mengomunikasikan prospek pertumbuhan yang baik di masa depan dengan menggunakan hutang. Hutang dapat menjadi sinyal
positif bagi investor eksternal, hal ini dikarenakan semakin banyak penggunaan hutang, maka investor meyakini bahwa perusahaan memiliki
kemampuan finansial yang baik dan memiliki prospek dengan pengembalian yang tinggi di masa yang akan datang. Sedangkan penerbitan
saham baru cenderung memberikan sinyal negatif bagi publik sehingga akan berpotensi menurunkan harga pasar saham yang dapat menurunkan nilai
perusahaan sektor pertambangan. Penjelasan tersebut juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Ross 1977.
4.5.4 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Keempat