Asymmetric Information Theory Signaling Theory

berbeban bunga memiliki keuntungan dan kelemahan bagi perusahaan. Keuntungan penggunaan hutang adalah biaya bunga mengurangi penghasilan kena pajak sehingga biaya hutang relatif menjadi lebih rendah, kreditor hanya mendapat biaya bunga yang relatif bersifat tetap. Sehingga kelebihan maupun keuntungan penerimaan merupakan klaim bagi pemilik perusahaan. Weston dan Brigham 1996 mengatakan bahwa kelemahan penggunaan hutang adalah karena semakin tinggi penggunaan hutang akan meningkatkan technical insolvency, sehingga bila bisnis perusahaan tidak dalam keadaan yang baik, pendapatan operasi menjadi rendah dan tidak cukup untuk menutup biaya bunga sehingga kekayaan pemilik perusahaan berkurang. Pada kondisi yang sangat ekstrim, perusahaan akan terancam kebangkrutan.

2.4.4 Asymmetric Information Theory

Model asymmetric information ini menjelaskan bahwa terjadi perbedaan tingkat informasi antara pihak manajemen insiders dan pihak pemodal outsiders yaitu pihak manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak daripada pihak pemodal sehingga insiders bertindak sebagai penyampai informasi mengenai nilai perusahaan pada outsiders. Asymmetric information atau ketidaksamaan informasi menurut Brigham dan Houston 2001 dan Husnan, 2000 adalah situasi dimana manajer memiliki informasi yang berbeda lebih baik mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor. Dengan demikian, pihak manajemen mungkin berpikir bahwa harga saham saat ini sedang overvalue terlalu mahal. Dalam situasi ini, maka manajemen tentu akan berpikir untuk lebih baik menawarkan saham baru sehingga saham dapat dijual dengan harga yang lebih mahal dari yang seharusnya yang tentunya akan memberikan pengembalian yang lebih besar daripada biasanya. Tetapi pemodal akan menafsirkan kalau perusahaan menawarkan saham baru, salah satu kemungkinannya adalah harga saham saat ini sedang terlalu mahal yaitu sesuai dengan persepsi pihak manajemen. Sebagai akibatnya, para pemodal akan menawar harga saham baru tersebut dengan harga yang lebih rendah. Oleh sebab itu, emisi saham baru akan menurunkan harga saham.

2.4.5 Signaling Theory

Pada awal 1977, Ross membangun signaling theory berdasarkan adanya asymmetric information. Teori ini berdasarkan pemikiran bahwa manajer akan mengumumkan kepada investor luar ketika mendapat informasi yang baik. Ini bertujuan untuk menaikkan nilai perusahaan, namun investor tidak akan mempercayai informasi tersebut karena manajer merupakan interest party. Solusinya, perusahaan akan berusaha melakukan signaling pada financial policy mereka. Tindakan ini membutuhkan biaya yang besar dan hanya dilakukan oleh perusahaan besar sehingga tidak dapat ditiru oleh perusahaan kecil. Signal adalah proses yang membutuhkan biaya dengan tujuan untuk meyakinkan investor luar tentang nilai perusahaan. Signal yang baik adalah yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain karena faktor biaya. Ross 1977 menyatakan bahwa peningkatan leverage memuat informasi yang positif berkaitan dengan kapasitas perusahaan untuk menyediakan hutang dalam jumlah yang lebih besar. Sebaliknya penurunan leverage memberikan signal informasi yang negatif. Salah satu contoh yang diberikan Ross 1977 adalah perusahaan besar akan membuat insentif yang mendorong mereka mengambil leverage tinggi. Hal ini tidak akan dapat diikuti oleh perusahaan yang lebih kecil, karena mereka akan lebih rentan mengalami kebangkrutan. Hal ini menciptakan separating equilibrium yaitu dimana perusahaan yang memiliki nilai perusahaan lebih tinggi akan menggunakan lebih banyak hutang dan perusahaan yang memiliki nilai perusahaan lebih rendah akan menggunan lebih banyak equity. Brigham dan Houston 2001 mengemukakan bahwa perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang di perlukan dengan cara- cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal. Sedangkan perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya, yang berarti mencari investor baru untuk berbagi kerugian. Dengan kata lain, pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat signal bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram. Sebaiknya, bagi perusahaan dalam kondisi normal harus memperhatikan adanya kapasitas cadangan untuk meminjam reserve borrowing capacity. Oleh sebab itu, perusahaan sering kali menggunakan lebih sedikit hutang daripada yang ditentukan oleh struktur modal yang optimal menurut MM untuk memastikan perusahaan dapat memperoleh modal hutang jika kelak diperlukan bila muncul peluang investasi yang lebih menguntungkan. Fama et al. 1983 melalui hasil penelitiannya menambahkan bahwa perusahaan yang mengumumkan kesepakatan hutang dengan bank memberikan signal informasi yang positif. Hal ini disebabkan karena bankers mengetahui rahasia informasi perusahaan selama proses peminjaman. Sebaliknya, perusahaan yang mengumumkan pengurangan hutang dari bank memuat informasi insiders yang tidak menguntungkan dari tindakan bankers. Teori ini mengungkapkan bahwa investor dapat membedakan antara perusahaan yang memiliki nilai tinggi dengan perusahaan yang memiliki nilai rendah dengan mengobservasi struktur permodalannya untuk perusahaan yang highly levered. Kelebihan teori ini adalah kemampuan dalam menjelaskan mengapa terjadi peningkatan harga saham sebagai tanggapan terhadap peningkatan financial leverage. Kelemahan dari model ini adalah ketidakmampuan dalam menjelaskan hubungan berkebalikan antara profitabilitas dan leverage. Kelemahan lain adalah tidak dapat dijelaskan mengapa perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan dan nilai tangible assets tinggi menggunakan lebih banyak hutang daripada perusahaan yang memiliki nilai intangible assets tinggi. Namun, dalam teori hal ini diperlukan untuk mengurangi efek dari ketidaksimetrisan informasi.

2.4.6 Pecking Order Theory

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 12 20

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan-Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 15

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan-Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 6

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan-Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 13

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia m.anas

0 0 109

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia IMG 20151207 0024

0 0 1

SKRIPSI DEWI LESTARI

0 0 100

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112