Iklim Analisis 1 Letak, Luas dan Aksesibilitas Tapak

satu orang, yaitu selebar 60 cm, sedangkan untuk jalur pejalan kaki pada tapak sangat tidak mendukung untuk kegiatan agrowisata. Badan jalan yang tersedia hanya selebar 90 cm dengan panjang sekitar 49.1 meter. Jalur sirkulasi ini juga tidak tersedia pada bagian tapak, hanya berada pada titik tertentu. Pada sirkulasi dalam tapak, cukup banyak titik yang menjadi area konflik. Hal tersebut disebabkan karena tidak tersedianya sirkulasi yang jelas pada tapak. Sebagai tempat praktikum lapang dan tempat wisata, tapak nursery tanaman hias ini memerlukan jalur pejalan kaki yang dapat mengakses seluruh bagian tapak. Jalur tersebut minimal memiliki lebar ± 1.20 meter yang dapat digunakan untuk 2 orang pada tapak. Sesuai dengan standar kebutuhan ruang untuk pedestrian, untuk jalur memuat 2 orang dibutuhkan lebar jalur ± 4’ atau sekitar 1.2 meter Harris and Danis 1988. Selain itu, pengembalian fungsi pintu masuk utama sangat dibutuhkan, mengingat luasan pintu masuk yang ada saat ini relatif sempit, sedangkan pintu utama yang tersedia memiliki lebar 2 meter yang sangat potensial untuk digunakan, dalam pengembangan kawasan ini sebagai area agrowisata.

5.1.2 Iklim

Secara spasial tapak terbagi atas tiga bagian berdasarkan penutupan yang mempengaruhi suhu mikro, yaitu area tidak ternaungi, area ternaungi vegetasi dan area ternaungi bangunan Gambar 14. Keberadaan naungan tersebut mempengaruhi kondisi iklim mikro tapak untuk mengukur tingkat kenyamanan. Penutupan bayangan dominan terjadi pada daerah dekat pintu masuk Gambar 15 Gambar 14. Arah penyinaran yang cenderung memiliki naungan vegetasi dominan. Kondisi tersebut sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai area servis yang nyaman. Gambar 15. Simulasi Bayangan Tanggal 12 September 2012 Berdasarkan hasil pengukuran suhu dilapang pada 12 September 2012, pukul 09.00-15.00 WIB, diperoleh data suhu dan kelembaban sewaktu dengan perbandingan sebagai berikut Gambar 16 dan 17. Gambar 16. Grafik Interval Suhu T Area Bernaungan Gambar 17. Grafik Interval Suhu T Area Tanpa Naungan dan Rataan Suhu yang ideal untuk tingkat kenyamanan manusia menurut Laurie dalam Alifia, 2010, adalah 10° C – 26.7° C dengan kelembaban udara 40 - 75. Dengan menggunakan rumus Temperature Humidity Index THI, dapat diuraikan sebagai berikut: THI = 0.8 T + RH x T500 Keterangan : THI :Temperature Humidity Index RH :Kelembaban udara T : Suhu rata-rata Tabel 10. Besaran Nilai THI Bulanan Berdasarkan Data Iklim BMKG BLNTHN Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des 2011 24.5 24.5 24.8 25.0 25.2 24.9 24.7 24.3 23.8 25.0 24.3 25.3 2012 24.4 24.9 25.2 Dilihat dari hasil perhitungan THI Tabel 10, pada kondisi suhu tertinggi tapak masih tergolong nyaman bagi pengguna dengan rata-rata THI tahunan pada angka 24. Demikian halnya dengan suhu terendah pada tapak dengan sampel suhu sewaktu pada kondisi suhu tanggal 12 September 2012 sebesar 32.87 ˚C, nilai THI masih dalam interval batas kenyamanan manusia yaitu sekitar 26. Jadi, menurut Laurie dalam Alifia 2010 suhu 32.87 ˚C ini masih dalam batas toleransi kenyamanan bagi manusia. Curah hujan tinggi juga dapat berpengaruh pada kondisi sirkulasi tapak yang lembab dan akan cenderung berlumut jika musim penghujan tiba, ditambah lagi dengan tapak yang cukup lembab berpotensi mempengaruhi kadar air pada permukaan tanah yang tidak ditanami. Hal tersebut akan menjadi kendala yang harus diperhatikan pada tapak.

5.1.3 Topografi