BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lanskap
Menurut Simond 1983, lanskap merupakan bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Suatu
area dikatakan memiliki karakter lanskap yang alami apabila area tersebut memiliki keselarasan diantara elemen-elemen alami, seperti bentuk permukaan
tanah, formasi batu-batuan, vegetasi dan habitat satwa. Elemen-elemen lanskap tersebut diklasifikasikan ke dalam dua klasifikasi yaitu elemen mayor dan elemen
minor. Elemen mayor merupakan elemen yang tidak dapat diubah lagi keberadaannya, seperti gunung dan laut. Sedangkan elemen minor merupakan
elemen yang dapat diubah, seperti bukit dan sungai. Gold 1980 membedakan elemen lanskap tersebut ke dalam tiga kategori,
yaitu elemen makro, mikro dan buatan manusia manmade. Elemen makro terdiri atas iklim dan kualitas visual yang terdapat pada tapak. Elemen mikro terdiri dari
topografi, jenis dan kondisi tanah, hidrografi, vegetasi dan satwa. Elemen yang termasuk dalam buatan manusia adalah segala jenis elemen yang sebelumnya
tidak ada pada tapak namun direncanakan dan dibuat oleh manusia pada tapak, contohnya jalur sirkulasi, tata guna lahan dan struktur bangunan.
2.2 Nursery
Nursery merupakan tempat dimana tanaman-tanaman dikembangbiakkan dan tumbuh dengan ukuran yang sudah dapat digunakan. Dalam hal ini, nursery
termasuk dalam bidang pembibitan ritel yang menjual bibit untuk publik, atau grosir yang hanya menjual untuk bisnis pembibitan dan tukang kebun komersial
serta jenis pembibitan pribadi untuk memenuhi kebutuhan suatu instansi kelembagaan ataupun pihak swasta. Menurut Davidson dan Mecklenburg 1981,
nursery adalah suatu tempat dimana pepohonan, semak, tanaman penutup tanah, tanaman merambat, dan herbaceous diperbanyak dan ditanam.
Pada umumnya nursery dikenal hanya sebagai pemasok tanaman kebun, taman, dan memenuhi keperluan untuk lanskap. Meskipun nursery dikenal hanya
sebagai pemasok tanaman kebun, namun pada dasarnya ruang lingkup pemanfaatan nursery lebih luas dari pada hal tersebut dan keberadaannya
merupakan hal yang penting bagi banyak cabang seperti pertanian, kehutanan dan konservasi tanaman. Pada umumnya, nursery mengkhususkan diri pada tahap
proses: perbanyakan, tumbuh keluar, atau penjualan ritel, atau terfokus hanya pada satu jenis tanaman, seperti tanaman penutup tanah, tanaman penaung
ataupun tanaman untuk rock garden
2
. Jenis nursery juga dapat diklasifikasikan berdasarkan empat kriteria utama,
yaitu kepemilikan, fungsi, sistem produksi, dan tipe tanaman yang diproduksi. Berdasarkan kepemilikan nursery dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu milik
pemerintah, badan pendidikan, atau milik pribadi swasta. Sedangkan menurut fungsinya terbagi atas enam kelompok, yaitu: fungsi produksi, fungsi pemesanan
melalui katalog ataupun pos, fungsi lanskap untuk memenuhi keperluan proyek lanskap, pusat distribusi material tanaman, karantina, dan tempat riset atau
penelitian Davidson 1981. Penanaman pada nursery sering dikembangkan dengan menggunakan rumah
kaca atau yang lebih dikenal dengan sebutan green house, yaitu sebuah bangunan kaca atau terowongan dari plastik yang dirancang untuk melindungi tanaman dari
perubahan cuaca ekstrim dan memungkinkan akses ke cahaya dengan adanya ventilasi. Pada rumah kaca modern memungkinkan adanya kontrol suhu secara
otomatis, pengaturan sistem aerasi, ventilasi udara dan kontrol makanan secara otomatis Suroso 2003.
Dalam mendirikan suatu nursery, hal yang paling utama harus diperhatikan adalah lokasi dari nursery tersebut. Keberadaan nursery sangat menentukan
keberlangsungan nursery tersebut. Faktor lain yang harus diperhatikan antara lain keberadaan tenaga kerja, sumber air dan aksesibilitas. Kegiatan pembibitan, mulai
dari proses pendewasaan, pemeliharaan hingga pengemasan juga harus diperhatikan dengan baik
2
.
2.3 Desain Lanskap