Komisi Pembimbing Ketua Program Studi 3. Dekan Sekolah Pascasarjana

Judul Disertasi : Dampak Perdagangan Bebas ASEAN – China Terhadap Kinerja Ekonomi Indonesia, Khususnya Sektor Pertanian dan Kehutanan: Analisis Simulasi Jangka Panjang Nama Mahasiswa : Prabianto Mukti Wibowo Nomor Pokok : A 5460141714 Program Studi : Ilmu Ekonomi Pertanian Menyetujui:

1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Anny Ratnawati, MS. Ketua Dr. Ir. Erwidodo, MS. Prof. Dr. Ir. Mangara Tambunan, MSc. Anggota Anggota Mengetahui:

2. Ketua Program Studi 3. Dekan Sekolah Pascasarjana

Ilmu Ekonomi Pertanian, Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA. Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS. Tanggal Ujian: 14 Nopember 2008 Tanggal Lulus: 04 September 2009 DAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEAN – CHINA TERHADAP KINERJA EKONOMI INDONESIA KHUSUSNYA SEKTOR PERTANIAN DAN KEHUTANAN: ANALISIS SIMULASI JANGKA PANJANG DISERTASI PRABIANTO MUKTI WIBOWO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam disertasi saya yang berjudul: “DAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEAN – CHINA TERHADAP KINERJA EKONOMI INDONESIA, KHUSUSNYA SEKTOR PERTANIAN DAN KEHUTANAN: ANALISIS SIMULASI JANGKA PANJANG” merupakan gagasan atau hasil penelitian disertasi saya sendiri dengan bimbingan Komisi Pembimbing, kecuali yang dengan jelas rujukannya. Disertasi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya. Bogor, Agustus 2009 Prabianto Mukti Wibowo A 5460141714 ABSTRACT PRABIANTO MUKTI WIBOWO . Impact of the ASEAN – China Free Trade Agreement on the Indonesia ‟s Economic Performance, focusing on Agriculture and Forestry Sectors: A Long-run Simulation Analysis ANNY RATNAWATI as Chairperson, MANGARA TAMBUNAN and ERWIDODO as Members of the Advisory Committee. ASEAN – China economic linkages are moving into a closer partnership. In November 2002, ASEAN and China agreed to establish an ASEAN – China Free Trade Area ACFTA in ten years. The formation of ACFTA would have economic implications for its member countries. The objectives of this study are to analyse the potential impacts of the ACFTA on Indonesia‟s macroeconomic variables and sectoral performances, and to evaluate policy options to improve economy competitiveness and in the same time reducing the negative effects of such regional trade liberalization. Using a Computable General Equilibrium Model and database of GTAP version-6, long-run simulations under different policy scenarios were carried out to compute the impacts of ACFTA on Indonesia‟s economy performance, particularly on agriculture and forestry sector. The result of simulation shows that Indonesia is to gain from the Early Harvest Programme EHP – an initial step of the ACFTA where only agriculture sector are liberalised, with real GDP increases 0.16 percent and total trade value increases 0.24 percent relative to baseline scenario. These potential gains are even greater when the ACFTA is fully implemented involving agriculture, forestry and manufacturing sectors. Real GDP will increase by 1.29 percent and welfare EV rises by nearly US 2.00 billion. Value of Indonesia‟s export to China is expected to rise by US 5.87 billion or equivalent to almost 120.00 percent increase relative to baseline scenario. The simulation further indicates that the economic gains for Indonesia are even greater if this trade liberalisation is combined with other domestic policies through among others by lowering transaction costs in trade activities and increasing investments in agriculture and forestry sectors. These combined policies are expected to reduce negative impacts of the ACFTA as they can expand production, improve wages, and increase demands for labour. Keywords: Regional Trade Arrangements, Trade Creation and Trade Diversion, Computable General Equilibrium Model. ABSTRAK PRABIANTO MUKTI WIBOWO . Dampak Perdagangan Bebas ASEAN – China terhadap Kinerja Ekonomi Indonesia, khususnya Sektor Pertanian dan Kehutanan: Analisis Simulasi Jangka Panjang ANNY RATNAWATI sebagai Ketua, MANGARA TAMBUNAN dan ERWIDODO sebagai Anggota Komisi Pembimbing. Hubungan ASEAN – China memasuki babak baru yang lebih erat dengan ditandatanganinya kerangka kerjasama ekonomi secara komprehensif antara kedua belah pihak pada bulan November 2002. Melalui kerjasama ekonomi tersebut, kedua belah pihak sepakat membentuk kawasan perdagangan bebas FTA ASEAN – China dalam waktu sepuluh tahun mendatang. Pembentukan FTA ASEAN – China tersebut diperkirakan akan berdampak terhadap perekonomian negara-negara anggota. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak potensial FTA ASEAN - China terhadap perubahan variabel makroekonomi dan kinerja sektor pertanian dan kehutanan di Indonesia, dan mengevaluasi beberapa alternatif kebijakan nasional guna meningkatkan daya saing ekonomi serta sekaligus mengurangi dampak negatif atas diberlakukannya FTA ASEAN-China. Model Keseimbangan Umum dan database GTAP versi-6 digunakan dalam simulasi berbagai skenario kebijakan untuk menghitung dampak dari FTA ASEAN – China terhadap kinerja ekonomi Indonesia, khususnya di sektor pertanian dan kehutanan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pada “program panen awal”, yaitu: tahap awal dari FTA ASEAN – China dimana hanya sektor pertanian dan kehutanan yang diliberalisasikan, diperkirakan akan meningkatkan GDP riil Indonesia sebesar 0.16 persen dan total nilai perdagangan ekspor dan impor sebesar 0.24 persen. Sedangkan pelaksanaan FTA ASEAN – China secara penuh dengan melibatkan sektor manufaktur akan memberi dampak positif yang lebih besar terhadap ekonomi Indonesia dimana GDP riil naik sebesar 1.29 persen dan tingkat kesejahteraan bertambah sebesar US 1.99 milyar. Nilai ekspor Indonesia ke China meningkat sebesar US 5.87 milyar atau 118.83 persen dihitung dari skenario dasar. Manfaat ekonomi yang diperoleh Indonesia dari FTA ASEAN – China akan bertambah besar apabila liberalisasi perdagangan tersebut dikombinasikan dengan kebijakan domestik melalui penurunan biaya transaksi perdagangan dan investasi di sektor pertanian dan kehutanan. Kedua kebijakan domestik tersebut diharapkan dapat mengurangi dampak negatif dari FTA ASEAN - China sebab dapat menambah output produksi, menaikkan tingkat upah dan permintaan tenaga kerja. Kata kunci: Kesepakatan Perdagangan Regional, Kreasi dan Diversi Perdagangan, Model KeseimbanganUmum. RINGKASAN Hubungan ekonomi ASEAN – China memasuki babak baru yang lebih erat dengan ditandatanganinya kerangka kerjasama ekonomi secara komprehensif pada bulan November 2002. Melalui kerjasama ekonomi tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk membentuk kawasan perdagangan bebas Free Trade Area FTA ASEAN – China dalam waktu sepuluh tahun mendatang. Pembentukan blok perdagangan regional ini diharapkan akan mempercepat integrasi ekonomi kawasan ASEAN mengingat potensi ekonomi China yang sedemikian besar, khususnya sejak negara tersebut bergabung di WTO pada akhir 2001. Namun demikian, banyak studi empiris membuktikan bahwa blok perdagangan regional selain dapat menciptakan perdagangan trade creation juga dapat menimbulkan kerugian dengan masuknya produk-produk yang kurang efisien dari negara-negara anggota FTA menggantikan produk yang lebih efisien dari negara di luar FTA trade diversion. Mengingat perdagangan Indonesia, dan negara-negara ASEAN pada umumnya, selama ini masih mengandalkan pasar Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa, maka perlu dikaji seberapa besar manfaat dan kerugian ekonomi yang mungkin diperoleh Indonesia dari liberalisasi perdagangan ASEAN – China tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk: 1 menganalisis dampak potensial liberalisasi perdagangan ASEAN - China terhadap perubahan variabel makroekonomi dan kinerja sektoral di Indonesia, dan 2 mengevaluasi beberapa alternatif kebijakan nasional guna meningkatkan daya saing ekonomi dan sekaligus mengurangi kemungkinan dampak negatif atas pemberlakuan kebijakan liberalisasi perdagangan regional tersebut. Simulasi berbagai skenario kebijakan dilakukan dengan menggunakan Model Keseimbangan Umum dan database GTAP versi-6 yang telah dimodifikasi menjadi model keseimbangan umum jangka panjang. Hasil simulasi menunjukkan bahwa keuntungan ekonomi yang akan diperoleh Indonesia dari FTA ASEAN - China relatif kecil. Keuntungan ekonomi terbesar diperoleh China, yaitu: GDP riil meningkat 9.59 persen dan kesejahteraan bertambah US 80,27 milyar. Pada tahap Early Harvest Programme EHP, GDP riil dan kesejahteraan Indonesia masing-masing hanya bertambah sebesar 0.16 persen dan US 71.23 juta. Sementara nilai ekspor produk pertanian meningkat 0.14 persen dan impor 1.0 persen. Demikian pula pelaksanaan FTA ASEAN – China secara penuh hanya akan menambah GDP riil Indonesia sebesar 1.29 persen dan kesejahteraan sebesar US 1 994.42 juta. Sejalan dengan peningkatan GDP riil, total ekspor dan impor Indonesia bertambah sebesar 2.96 persen dan 3.56 persen, sedangkan nilai investasi meningkat 2.16 persen. Secara bilateral, ekspor Indonesia ke China meningkat sebesar US 5.87 milyar atau 118.83 persen dihitung dari skenario dasar. Dengan demikian FTA ASEAN – China akan meningkatkan perdagangan bilateral Indonesia dengan China. Pada tingkat sektoral, perubahan variabel sangat bervariasi menurut jenis komoditi di masing-masing negara. Bagi Indonesia, komoditi pertanian yang diperkirakan memiliki kinerja baik adalah minyak nabati, produk daging, dan peternakan. Sebaliknya, minyak nabati dan produk daging di China akan mengalami penurunan cukup signifikan. Dengan demikian terbuka peluang ekspor dari Indonesia untuk kedua jenis komoditi tersebut ke pasar China. Manfaat ekonomi yang diperoleh Indonesia dari FTA ASEAN – China akan bertambah besar apabila liberalisasi tersebut dikombinasikan dengan kebijakan domestik yang bertujuan untuk menigkatkan efisiensi ekonomi melalui penurunan v biaya transaksi perdagangan sebesar 30 persen. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kombinasi kebijakan tersebut akan meningkatkan GDP riil Indonesia sebesar 2.10 persen dan total volume ekspor sebesar 4.95 persen. Penurunan biaya transaksi di Indonesia juga mendorong investasi yang lebih besar, yaitu sebesar 3.55 persen. Sedangkan kombinasi FTA ASEAN – China dengan kebijakan peningkatan investasi sektor pertanian dan kehutanan di Indonesia sebesar 15 persen terbukti selain dapat menambah manfaat ekonomi juga sekaligus akan mengurangi kemungkinan dampak negatif dari liberalisasi perdagangan. Peningkatan investasi tersebut diperkirakan akan meningkatkan permintaan tenaga kerja terampil rata-rata sebesar 1.52 persen dan non- terampil sebesar 1.21 persen. Peningkatan permintaan tenaga kerja tersebut juga diikuti dengan kenaikan upah masing-masing sebesar 1.52 persen dan 1.94 persen. Kombinasi kebijakan FTA dengan peningkatan investasi sektor pertanian akan menambah nilai manfaat dari FTA sekaligus mengurangi dampak negatif di tingkat produsen petani dan konsumen. Peningkatan investasi tersebut akan menambah output produksi dan permintaan tenaga kerja sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan. Berdasarkan hasil simulasi kebijakan liberalisasi perdagangan regional di atas, ada beberapa implikasi kebijakan yang perlu dipertimbangkan secara serius oleh pemerintah Indonesia. Pertama, mengingat kesepakatan FTA ASEAN – China akan dilaksanakan secara bertahap dan timbal-balik reciprocal maka komoditi yang belum efisien dan belum memiliki daya saing seperti: beras dan gula agar terlebih dahulu dibina dan dipersiapkan dengan baik sebelum dimasukkan ke dalam skema liberalisasi. Kedua, upaya untuk mengurangi aspek ekonomi biaya tinggi dan peningkatan infratruktur perdagangan seperti: perampingan prosedur perijinan, penghapusan pungutan tak resmi dan perbaikan fasilitas pelabuhan serta transportasi perlu terus ditingkatkan agar menambah manfaat ekonomi dari pemberlakukan liberalisasi perdagangan. Ketiga, dampak negatif liberalisasi perdagangan dapat dikurangi dengan meningkatkan investasi yang ditujukan kepada peningkatan produktivitas, terutama di sektor pertanian dan kehutanan. Hak Cipta milik IPB, tahun 2009. Hak Cipta dilindungi Undang-undang. 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB. DAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEAN – CHINA TERHADAP KINERJA EKONOMI INDONESIA, KHUSUSNYA SEKTOR PERTANIAN DAN KEHUTANAN: ANALISIS SIMULASI JANGKA PANJANG PRABIANTO MUKTI WIBOWO DISERTASI sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 Penguji pada Ujian Tertutup : Dr. Ir. Arief Daryanto, M.Ec. Penguji pada Ujian Terbuka : Prof. Dr. Ir. Pantjar Simatupang, M.S. Dr. Ir. Slamet Riyadhi Gadas, M.FR. Judul Disertasi : Dampak Perdagangan Bebas ASEAN – China Terhadap Kinerja Ekonomi Indonesia, Khususnya Sektor Pertanian dan Kehutanan: Analisis Simulasi Jangka Panjang Nama Mahasiswa : Prabianto Mukti Wibowo Nomor Pokok : A 5460141714 Program Studi : Ilmu Ekonomi Pertanian Menyetujui:

1. Komisi Pembimbing