Struktur Produksi Perilaku Agen Ekonomi

4.2. Perilaku Agen Ekonomi

4.2.1. Struktur Produksi

Sebagaimana umumnya pada model CGE, fungsi produksi yang digunakan dalam model GTAP adalah fungsi Leontief dan Constant Elasticity of Substitution CES. Penggunaan kedua fungsi produksi tersebut adalah untuk menyederhanakan dan mengurangi jumlah parameter substitusi yang harus digunakan di dalam persamaan Hakim, 2004. Fungsi produksi Leontief mengasumsikan bahwa setiap penambahan output akan diikuti dengan peningkatan permintaan input produksi dalam proporsi tetap fixed proportions. Dengan kata lain, tidak ada substitusi diantara masing-masing input produksi faktor primer dan input antara. Seperti diilustrasikan pada Gambar 25, untuk menghasilkan sebuah output diperlukan sebanyak v unit kapital K dan u unit tenaga kerja L sehingga untuk output sebesar Y unit akan diperlukan K = vY dan L = uY. Pada kondisi tersebut diasumsikan bahwa LK = uv adalah merupakan satu-satunya teknologi produksi yang tersedia. Hal ini berarti untuk menghasilkan sebuah output diperlukan kapital dan tenaga kerja dalam proporsi yang tetap. Penambahan salah satu input produksi tanpa menambah input lainnya secara proporsional tidak akan dapat menghasilkan tambahan output. Fungsi produksi Leontief atau disebut juga dengan ”fungsi produksi tanpa substitusi ” dapat dinyatakan dalam persamaan: Y = minKv, Lu. Pada Gambar 25, jika K berada pada titik K dan L di titik L ’ , maka Kv L ’ u sehingga Y = Kv . Pada kondisi tersebut jumlah tenaga kerja yang paling efisien adalah pada titik-titik dimana Kv = Lu atau L = uvK, yaitu di titik L. Dengan demikian di sepanjang garis ”fungsi produksi sama” isoquants akan selalu berlaku persamaan: YL = 1vKL . Berbeda dengan model Leontief, fungsi produksi CES memungkinkan adanya substitusi diantara faktor-faktor primer. Fungsi CES secara umum dinyatakan dengan persamaan:     , 1       r L K Y       dimana r adalah tingkat homogenitas dari fungsi produksi;  0 adalah parameter yang menunjukkan “ukuran” dari fungsi produksi; adalah parameter shares masing-masing faktor produksi yang besarnya:    1; sedangkan adalah parameter substitusi. Dengan fungsi produksi CES tersebut, tingkat permintaan faktor primer akan dipengaruhi oleh harga relatif, nilai elastisitas substitusi, share masing-masing faktor dalam biaya produksi, dan tingkat output yang dihasilkan. Dengan kata lain, elastisitas substitusi memungkinkan bagi sebuah industri atau sektor untuk merespon terhadap perubahan harga relatif dan atau ketersediaan faktor primer. Dalam model GTAP, struktur produksi sebuah industri di satu region diasumsikan mengikuti fungsi produksi secara berjenjang nested, dengan menggunakan teknologi Constant Returns to Scale CRS dan dalam pasar bersaing uv L ‟ L K L K K‟ Sumber: Varian 1992 Gambar 25. Fungsi Produksi Leontief sempurna. Struktur produksi dalam model GTAP dapat dijelaskan dengan “pohon teknologi” seperti pada Gambar 26. Pohon teknologi menggambarkan komposisi penggunaan faktor-faktor primer primary factors dan beberapa input antara intermediate inputs untuk menghasilkan sebuah output. Proses produksi tersebut dilakukan secara berjenjang nested pada setiap cabang. Untuk menghasilkan output tertentu, qoj,s, sebuah industri akan mengkombinasikan penggunaan nilai tambah value-added dari faktor primer, qvaj,s, dengan input antara, qfi,j,s dalam proporsi yang tetap fixed proportion berdasarkan fungsi Leontief. Faktor-faktor primer yang digunakan terdiri dari: land, skilled and un-skilled labor, capital, and natural resources. Jumlah faktor primer yang digunakan untuk menghasilkan sebuah output adalah sebesar qfei,j,s. Masing- masing faktor primer dapat saling bersubstitusi melalui fungsi Constant Elasticity of Substitution CES. Dalam model GTAP diasumsikan bahwa tenaga kerja dapat berpindah-pindah mobile diantara sektorindustri, tetapi tidak dapat berpindah dari satu region ke region lain. Selanjutnya input antara dapat dibedakan menjadi input antar yang berasal dari produksi dalam negeri qfdi,j,s dan input antara yang berasal dari impor, qfmi,j,s. Komposisi penggunaan kedua jenis input antara tersebut diasumsikan mengikuti fungsi CES sehingga memungkinan adanya substitusi diantara input dalam negeri dan input yang berasal dari diimpor. Input antara yang berasal dari impor merupakan gabungan impor dari beberapa negara, qxsi,r,s, dengan menggunakan asumsi Armington dan fungsi CES. Penggunaan asumsi Armington tersebut diperlukan untuk membedakan barang impor berdasarkan negara asal, dimana masing-masing impor diasumsikan tidak bersubstitusi sempurna. Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 26, pada setiap jenjang cabang dari “pohon teknologi” terdapat dua jenis persamaan. Persamaan pertama menunjukkan substitusi diantara input dalam cabang yang bersangkutan berdasarkan asumsi CES. Jenis persamaan kedua merupakan persamaan harga komposit dari komoditi yang diproduksi oleh setiap jenjang. Harga komposit selanjutnya masuk ke dalam jenjang yang lebih tinggi dan menentukan tingkat permintaan atas komoditi komposit tersebut. σ M σ p σ VA OUTPUT qoj,s [aoj,s] Value-added qvaj,s [avaj,s Intermediate Inputs qfi,j,s [afi,j,s] CES Imported qfmi,j,s Domestic qfdi,j,s CES qxsi,r,s Leontief Land Labor Capital qfe i,j,s [afei,j,s] CES Source of Import Source of Import Sumber: Hertel 1997 Gambar 26. Struktur Produksi Model GTAP Jenjang Impor Jenjang paling bawah dari Gambar 26 menunjukkan permintaan impor komposit atas input antara i oleh region s yang berasal dari region r. Dengan kata lain, impor komposit tersebut merupakan jumlah ekspor komoditi i dari region r ke region s, qxsi,r,s. Perubahan harga komposit impor, pimi,s, dinyatakan dengan persamaan:   , , , , , s k i pms s k i MSHRS s i pim ….............................................28 dimana MSHRSi,k,s merupakan share impor i dari region k dalam impor komposit i di region s. Sedangkan pmsi,k,s adalah harga komoditi i di pasar domestik k yang diimpor oleh s. Setelah diketahui harga impor komposit, maka jumlah impor s dari r atau jumlah ekspor i dari r ke s dapat dihitung dengan persamaan:   , , , , , is pim s r i pms i s i qim s r i qxs M     …………..………...29 dimana qimi,s adalah jumlah impor agregat i oleh s, dan σ M i elastisitas substitusi impor komoditi i. Jenjang Input Antara Harga input antara komposit i yang harus dibayar industri j di region r adalah:   , , , , , , r j i pfm r j i FMSHR r j i pf   , , , , 1 r j i pfd r j i FMSHR  …………………….……….30 dimana FMSHRi,j,r merupakan share atas impor komposit i pada industri j di region r , pfmi,j,r adalah harga komoditi i impor dan pfd i,j,r adalah harga komoditi i domestik. Permintaan atas input antara yang berasal dari impor adalah:   , , , , , , , , s j i pf s j i pfm i s j i qf s j i qfm D     ……………….… 31 dimana qfi,j,s adalah jumlah komoditi komposit i yang diminta sektorindustri j, dan σ D i elastisitas subsitusi komoditi i domestik. Sedangkan permintaan input antara yang diproduksi di dalam negeri adalah:   , , , , , , , , s j i pf s j i pfd i s j i qf s j i qfd D     .............................32 Jenjang Input Primer Perubahan harga nilai tambah faktor primer komposit di setiap sektorindustri di masing-masing region pvai,j,r adalah:      iaENDW r j k afe r j k pfe r j k SVA r j pva , , , , , , , ..............................33 dimana koefisien SVAi,j,r menunjukkan share endowment i dalam total biaya dari nilai tambah sektor j di region r, sedangkan pfei,j,r: variabel harga dan afei,j,r: variabel yang menentukan tingkat perubahan teknologi atas input primer. Apabila afei,j,r 0 maka harga faktor primer i menjadi turun. Selanjutnya jumlah permintaan atas barang endowment qfe di setiap sektor atau industri dinyatakan dengan persamaan: , , , , , j r j qva r j i afe r j i qfe VA       , , , , , r j pva r j i afe r j i pfe   ...…………..……34 dimana qvaj,r adalah indeks kuantitas nilai tambah input primer di sektor j region r, σ VA j elastisitas substitusi nilai tambah, dan pvaj,r: harga dari nilai tambah di sektor j region r. Jenjang Output Jenjang paling atas dari “pohon teknologi” pada Gambar 26 adalah jenjang output yang menggambarkan permintaan faktor primer dan input antara oleh industri untuk menghasilkan sebuah output . Permintaan industri j atas input primer adalah: , , , , r j ao r j qo r j ava r j qva    ……………………………..…..35 dimana avaj,r adalah koefisien perubahan teknologi yang mempengaruhi nilai tambah di sektor j region r, qoj,r: jumlah output sektor j, dan aoj,r: variabel perubahan teknologi Hicks-neutral technical change yang mempengaruhi nilai output. Sedangkan permintaan industri j atas input antara adalah: , , , , , , r j ao r j qo r j i af r j i qf    ……………………………..….36 dimana afi,j,r adalah variabel perubahan teknologi yang mempengaruhi nilai input antara. Kondisi zero profit Oleh karena output dipengaruhi oleh faktor perubahan teknologi maka kondisi zero profit pada persamaan 6 di atas diubah menjadi persamaan 6‟ untuk menunjukkan pengaruh perubahan teknologi tersebut.     , , , r j ao r j ps r j VOA      COMM iaENDW r j ava r j i afe r j i pfe r j i VFA _ , , , , , , , +     COMM iaTRAD r j VOA r j i af r j i pf r j i VFA _ , , , , , , ,  , r j k profitslac ………..………………………..…6‟ Kondisi zero profit pada persamaan 6‟ dimaksudkan untuk dapat menentukan harga output dari sektorindustri bersangkutan.

4.2.2. Struktur Konsumsi