Sistim Perdagangan Bebas Regional

2.1.2. Sistim Perdagangan Bebas Regional

Dalam satu dekade terakhir, terutama sejak berdirinya organisasi perdagangan multilateral WTO tahun 1995, kecenderungan untuk melakukan perjanjian perdagangan regional Regional Trade Agreements RTAs terus meningkat. Sampai dengan Desember 2002 tercatat lebih dari 250 RTAs yang telah didaftarkan notified di GATTWTO, dimana 130 diantaranya didaftarkan setelah Januari 1995 sejak WTO berdiri. Menurut perkiraan WTO, jumlah RTAs tersebut akan terus bertambah hingga mencapai 300 RTAs pada akhir tahun 2005. Sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 8, pada saat ini tercatat lebih dari 170 RTAs yang dinyatakan telah berjalan in force, dimana sebagian besar 117 RTAs merupakan perjanjian perdagangan bebas Free Trade Agreements FTAs dan sisanya dalam bentuk kesepakatan tarif Preferential Tariff Arrangements, penyatuan sistim pabean Customs Union, dan perjanjian di sektor jasa Service Agreements. Sebagian dari RTAs tersebut melibatkan banyak negara anggota, seperti: Uni Eropa 25 negara, AFTA 10 negara, dan sebagian lagi bersifat bilateral. Selain bergabung dengan blok perdagangan regional, satu negara ada juga yang membentuk perdagangan bebas bilateral. Sebagai contoh: Singapore selain menjadi anggota AFTA, juga membuat perjanjian perdagangan bebas bilateral dengan negara lain seperti: Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Korea Selatan. Krueger 1999 menggambarkan situasi perdagangan di suatu kawasan sebagai sebuah “semangkok spaghetti spaghetti bowl ”, dimana hubungan perdagangan antar negara sudah sedemikian rumitnya. Ada beberapa alasan yang mendorong negara-negara di suatu kawasan melakukan kesepakatan untuk membentuk perdagangan bebas regional. Pertama, perundingan perdagangan secara multilateral di bawah kerangka GATTWTO tidak selamanya berjalan lancar sebagaimana yang diharapkan dan memakan waktu relatif lama. Kedua, perdagangan bebas regional diharapkan dapat mempercepat proses integrasi ekonomi di kawasan melalui perdagangan yang lebih terbuka dengan mengurangi atau menghapuskan berbagai hambatan tarif dan non-tarif. Ketiga, perdagangan bebas regional dapat dijadikan sebagai batu loncatan stepping stone menuju liberalisasi perdagangan multilateral dalam kerangka WTO; Keempat, melihat kenyataan bahwa sejak tahun 1990-an liberalisasi perdagangan regional semakin berkembang pesat, terutama di Eropa Uni Eropa dan Amerika Utara NAFTA; Kelima , pembentukan perdagangan bebas regional sebagai komitmen politik untuk meningkatkan kerjasama regional yang lebih luas. 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 1948 1952 1956 1960 1964 1968 1972 1976 1980 1984 1988 1992 1996 2000 2004 J u m la h R TA s e fe k ti f WTO berdiri Sumber: Situs resmi WTO di http:www.wto.org Gambar 8. Perkembangan Jumlah Regional Trade Agreements Panagariya 1998 dan Kreuger 1999 mendefinisikan beberapa konsep dasar yang sering digunakan dalam membahas kesepakatan perdagangan regional sebagai berikut: 1. Kawasan Preferensi Perdagangan Preferential Trade Area PTA adalah sebuah persekutuan dari dua atau lebih negara dimana barang produksi negara- negara anggota dikenakan hambatan perdagangan tarif dan non-tarif yang lebih rendah dibandingkan barang produksi dari negara di luar kawasan. 2. Kawasan Perdagangan Bebas Free Trade Area FTA adalah sebuah PTA diamana negara-negara anggotanya tidak mengenakan hambatan apapun terhadap barang yang diproduksi di dalam kawasan, tetapi memberikan hambatan terhadap perdagangan barang produksi dari luar kawasan. 3. Penyatuan Pabean Custom Union CU adalah sebuah FTA dimana negara- negara anggota memberlakukan tingkat tarif yang sama common external tariffs atas barang impor dari luar negara anggota. 4. Pasar Bersama Common Market adalah sebuah CU dimana faktor produksi tenaga kerja, kapital bebas bergerak diantara negara anggota. 5. Persatuan Ekonomi Economic Union adalah sebuah pasar bersama yang diperluas dengan perangkat undang-undang ekonomi seperti: sistim fiskal, standard kualitas yang berlaku di semua negara anggota. Pemberian preferensi terbatas hanya kepada negara-negara anggota suatu kawasan perdagangan bebas sebenarnya bertentangan dengan prinsip non- diskriminasi yang dianut GATTWTO ketentuan Most-favored Nation dalam pasal I GATT. Namun demikian, artikel XXIV GATT 1947 mengenai perdagangan barang dan Enabling Clause 1979 membuka peluang bagi negara anggota GATTWTO untuk mengadakan perjanjian preferensi perdagangan, dengan syarat preferensi tersebut bersifat menghapuskan dan tidak sekedar menurunkan hambatan perdagangan di kawasan tersebut. Selain itu, perjanjian tersebut tidak boleh menambah hambatan perdagangan barang bagi negara-negara di luar kawasan. Di sektor jasaa, pasal V GATT mengatur perjanjian preferensi perdagangan jasa dengan persyaratan yang sama seperti diatur dalam pasal XXIV. Pada saat ini blok perdagangan regional yang menempati posisi lima terbesar di dunia adalah: European Union EU, North American Free Trade Agreement NAFTA, ASEAN Free Trade Area AFTA, Southern Cone Common Market MERCOSUR, dan the Andean Group. 6 Data pada Tabel 6 menunjukkan nilai perdagangan intra-kawasan dari kelima blok perdagangan bebas regional tersebut. Pada tahun 2005, perdagangan intra-kawasan dari kelima blok perdagangan bebas mencapai sebesar US 13 504 milyar atau 63.7 persen dari total perdagangan dunia . Di antara kelima blok perdagangan regional tersebut, EU-25 merupakan blok perdagangan regional dengan nilai perdagangan intra-kawasan tertinggi, yaitu sebesar US 5 346 milyar atau 65.7 persen dari total perdagangan negara-negara EU-25. Hal ini mencerminkan tingkat integrasi ekonomi EU yang sangat tinggi dibandingkan dengan blok perdagangan regional lainnya. Tabel 6. Nilai Perdagangan Intra-Kawasan Blok Perdagangan Regional, Tahun 2005 Blok Perdagangan Regional Indikator Perdagangan Intra- kawasan Penduduk Juta GDP US Milyar Perdagangan US Milyar Total US Milyar Share EU 25 493 13 500 8 137 5 346 65.7 NAFTA 3 442 15 646 3 746 1 606 42.9 AFTA 10 558 884 1 247 306 24.5 MERCUSOR 4 266 2 237 277 43 15.5 ANDEAN 5 120 745 97 9 9.3 Total 1 879 33 012 13 504 7 310 - Sumber: International Trade Statistics 2006 di http:www.wto.org 6 EU 19571992: Austria, Belgium, Bulgaria, Cyprus, Czech Republic, Denmark, Estonia, Finland, France, Germany, Greece, Hungary, Ireland, Italy, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Malta, Netherlands, Poland, Portugal, Romania, Slovakia, Slovenia, Spain, Sweden, United Kingdom. NAFTA 1994: Canada, Mexico, USA; AFTA 1992: Cambodia, Brunei, Indonesia, Lao, Malaysia, Myanmar, Philippines, Singapore, Thailand dan Viet Nam; MERCUSOR 1991: Argentina, Brazil, Paraguay dan Uruguay; ANDEAN Group 1969: Bolivia, Columbia, Ecuador, Peru, Venezuela. Menurut Kreuger 1999, tingkat integrasi ekonomi suatu kawasan ditentukan oleh nilai perdagangan intra-kawasan, pendapatan GDP dan besarnya pasar atau jumlah penduduk di kawasan tersebut. Apabila di lihat dari indikator nilai perdagangan intra-kawasan, dapat dikatakan bahwa EU-25 adalah kawasan dengan tingkat integrasi ekonomi yang paling dalam dibandingkan dengan blok perdagangan regional lainnya. Dengan kata lain, perdagangan EU-25 lebih banyak berlangsung diantara negara-negara anggota EU-25 dibanding perdagangan dengan negara lain di luar EU-25. Kawasan regional lain dengan integrasi ekonomi relatif tinggi adalah NAFTA dan ASEAN. Sedangkan integrasi ekonomi MERCUSOR dan ANDEAN Group masih relatif rendah.

2.2. Perdagangan Bebas ASEAN