Distribusi Pendapatan Accounting Relationships

Dalam model GTAP diasumsikan bahwa industri beroperasi dalam pasar bersaing sempurna sehingga setiap industri memperoleh keuntungan ekonomi nol zero pure profit. Kondisi keuntungan ekonomi nol tersebut dinyatakan dengan persamaan:       TRAD i ENDW i r j i pf r j i VFA r j i pfe r j i VFA r j ps r j VOA , , , , , , , , , , , , r j k profitslac r j VOA  …………………..….….6 dimana VOAj,r adalah nilai output pada harga di tingkat agen atau produsen j di region r, sama dengan jumlah nilai penggunaan input endowments i oleh sektor j,  ENDW i r j i pfe r j i VFA , , , , , ditambah dengan jumlah penggunaan faktor primer lainnya pada harga agen di region r,  TRAD i r j i pf r j i VFA . , , , , Sedangkan kondisi zero pure profit untuk sektor transportasi internasional adalah:    COMM ieTRAD reREG r i pm r i VST pt VT _ , , ……………………………..…7 dimana total nilai jasa transportasi internasional, VT, sama dengan total nilai penjualan i dari region r ke sektor transportasi internasional , VSTi,r.

4.1.2. Distribusi Pendapatan

Dalam model GTAP, ekonomi sebuah region direpresentasikan oleh satu rumahtangga regional regional household. Pendapatan income rumahtangga regional di alokasikan untuk pengeluaran expenditures sektor rumahtangga swasta PRIVEXP, rumahtangga pemerintah GOVEXP, dan tabungan SAVE. Distribusi pendapatan income regional ke sektor pengeluaran rumahtangga swasta, pemerintah, dan tabungan dinyatakan dengan persamaan:   r qsave psave r SAVE r y r INCOME r yp r PRIVEXP         ieTRAD r i qg r i pg r i VGA , , , ………………….8 berdasarkan persamaan 8 di atas, pendapatan regional INCOMEr adalah sama dengan jumlah pengeluaran rumahtangga swasta, PRIVEXPr, pengeluaran rumahtangga pemerintah, VGAi,r, dan pengeluaran tabungan, SAVEr. Sumber pendapatan regional diperoleh dari hasil penjualan faktor-faktor primer endowments yaitu: kapital, tenaga kerja, lahan dan sumberdaya alam, serta penerimaan berbagai jenis pajak seperti: pajak ekspor, pajak penghasilan, pajak impor, pajak penjualan atas faktor primer dan lain-lain. Pendapatan regional tersebut dinyatakan dalam persamaan:          ieENDW r kb r pcgds r VDEP r i qo r i ps r i VOA r y r INCOME , , ,          ieNSAV r i qo r i ps r i VOA r i qo r i pm r i VOM , , , , , ,           ieENDW jePRO r j i qfe r i pm r j i VFM r j i qfe r j i pfe r j i VFA , , , , , , , , , , ,           jeENDW iePROD r j i qfe r j i pmes r j i VFM r j i qfe r j i pfe r j i VFA , , , , , , , , , , , ,           jePROD ieTRAD r j i qfm r i pim r j i VIFM r j i qfm r j i pfm r j i VIFA , , , , , , , , , , ,           jePROD ieTRAD r j i qfd r i pm r j i VDFM r j i qfd r j i pfd r j i VDFA , , , , , , , , , , ,     , , , , , , r i qpm r i pim r i VIPM r i qpm r i ppm r i VIPA ieTRAD               ieTRAD r i qpd r i pm r i VDPM r i qpd r i ppd r i VDPA , , , , , ,          ieTRAD r i qgm r i pim r i VIGM r i qgm r i pgm r i VIGA , , , , , ,          ieTRAD r i qgd r i pm r i VDGM r i qgd r i pgd r i VDGA , , , , , ,           ieTRAD seREG s r i qxs r i pm s r i VXMD s r i qxs s r i pfob s r i VXWD , , , , , , , , , , ,           ieTRAD seREG r s i qxs r s i pcif r s i VIWS r s i qxs r s i pms r s i VIMS , , , , , , , , , , , , r k incomeslac r INCOME  .........................................................................9 Pada persamaan 9, pajak merupakan selisih antara nilai penjualan yang dihitung berdasarkan harga agen dengan nilai pada harga pasar domestik, atau selisih antara nilai pada harga pasar domestik dengan nilai pada harga pasar dunia. Dalam database GTAP, besar pajak subsidi tidak dinyatakan dalam angka nominal misal: 10 persen tetapi dengan “kekuatan pajak ad valorem” power of advalorem tax, yaitu: TOi,r = 1 – ti,r, dimana ti,r adalah besar pajak ad valorem untuk komoditi i di region r. Sebagai contoh apabila harga endowment rumahtangga sebesar PSi,r dan harga pasar untuk komoditi tersebut adalah PMi,r maka: PSi,r = [1 - ti,r] PMi,r sehinnga TOi,r = PSi,r PMi,r. Dengan kata lain, “kekuatan pajak” adalah rasio antara harga di tingkat agen dengan pasar domestik dan atau perbandingan harga pasar domestik dengan harga pasar dunia. Berdasarkan perbandingan ke dua harga tersebut, diketahui apabila TO 1 maka terjadi pemberian subsidi atas harga komoditi dan sebaliknya jika TO 1 maka berlaku pajak atas harga komoditi tersebut. Intervensi perdagangan antar region border interventions berupa kebijakan subsidipajak ekspor dan impor masing-masing diilustrasikan pada Gambar 23 dan 24. Pada Gambar 23a, harga komodit i di pasar domestik r lebih tinggi dibandingkan harga di pasar dunia, PMi,r PFOBi,r,s. Hal ini menunjukkan adanya pemberian subsidi ekpor dari r ke s untuk komoditi tersebut, sehingga XTAXi,r,s = VXWDi,r,s – VXMDi,r,s 0, dimana XTAXi,r,s adalah besarnya subsidi yang dikeluarkan oleh region r yang memberikan efek negatif terhadap income region r. Kekuatan subsidi ekspor adalah: TXSi,r,s = VXMDi,r,s VXWDi,r,s 1, dimana VXMDi,r,s adalah nilai ekspor komoditi i dari r ke s berdasarkan harga pasar domestik r, dan VXWDi,r,s merupakan nilai ekspor komoditi i dari region r ke s berdasarkan harga fob free on board. Besaran TXSi,r,s 1 menunjukkan adanya pengeluaran subsidi oleh region r. Pada Gambar 23b, pajak ekspor akan menyebabkan harga domestik PMi,r menjadi lebih rendah dibandingkan dengan harga di pasar dunia, PFOBi,r,s, sehingga kekuatan pajak ekspor kurang dari satu, TXSi,r,s 1. Jumlah penerimaan pajak ekspor adalah sebesar: XTAXi,r,s = VXWDi,r,s – VXMDi,r,s 0. Besaran angka XTAXi,r,s 0 menunjukkan dampak positif pajak ekspor tersebut terhadap income regional. Pada Gambar 24a, pemberian subsidi impor menyebabkan harga i di pasar s menjadi lebih rendah dari harga di pasar dunia, PMSi,r,s PCIFi,r,s, sehingga MTAXi,r,s 0. Sedangkan Gambar 24b menunjukkan pengenaan tarif impor menyebabkan harga pasar melebihi harga dunia, PMSi,r,s PCIFi,r,s, sehingga MTAXi,r,s 0. Besarnya pengeluaran subsidi penerimaan tarif impor adalah: MTAXi,r,s = VIMSi,r,s – VIWSi,r,s. Subsidi impor menyebabkan MTAXi,r,s negatif, sebaliknya tarif impor akan memberikan MTAXi,r,s positif. Pemberian subsidi tarif impor tersebut akan merubah nilai kekuatan tarif impor: TMSi,r,s = VIMSi,r,s VIWSi,r,s. Apabila TMSi,r,s 1 maka berlaku subsidi impor, sedangkan TMSi,r,s 1 menunjukkan adanya pajaktarif impor. Keterangan: PM : harga domestik komoditi i di region s yang berasaldiimpor dari r PFOB : harga fob komoditi i yang diekspor region r ke region s QXS : jumlah ekspor komoditi i dari region r ke s VXMD : nilai ekspor komoditi i dari r ke s berdasarkan harga pasar domestik di r VXWD : nilai ekspor komoditi i dari region r ke s berdasarkan harga fob XTAX : penerimaan pajak bila positif pengeluaran subsidi bila negatif D : permintaan impor di region s S : penawaran sebelum pajak atas komoditi i di region s S 1 : penawaran setelah pajak atas komoditi i di region s dimana       s k r i VST k r i QXS r i QO s r i QXS , , , , , , penawaran komoditi i dari region r. PFOBi,r,s XTAXi,r,s D S 1 S VXWDi,r,s QXSi,r,s PMi,r VXWDi,r,s = VXMDi,r,s + XTAXi,r,s b Pajak Ekspor PFOBi,r,s -XTAXi,r,s D S S 1 VXWDi,r,s QXSi,r,s PMi,r VXWDi,r,s = VXMDi,r,s - XTAXi,r,s a Subsidi Ekspor Sumber: Hertel 1997 Gambar 23. Subsidi Pajak Ekspor di Region r untuk Tujuan ke s Keterangan: PMS : harga domestik komoditi i di region s yang berasaldiimpor dari r PCIF : harga cif komoditi i yang diekspor region r ke region s QXS : jumlah ekspor komoditi i dari region r ke s VIMS : nilai impor komoditi i dari r ke s berdasarkan harga pasar domestik di s VIWS : nilai impor komoditi i dari region r ke s berdasarkan harga cif MTAX : penerimaan pajak bila positif pengeluaran subsidi bila negatif D : permintaan impor di region s sebelum pajak D 1 : penawaran atas komoditi i di region s setelah pajak S : penawaran komoditi i di region s dimana       s k r i VST k r i QXS r i QO s r i QXS , , , , , , penawaran komoditi i dari region r. D PCIFi,r,s MTAXi,r,s D 1 S VIWSi,r,s QXSi,r,s PMSi,r,s VIMSi,r,s = VIWSi,r,s + MTAXi,r,s b Pajak Tarif Impor D 1 PMSi,r,s -MTAXi,r,s D S VIMSi,r,s QXSi,r,s PCIFi,r,s VIMSi,r,s = VIWSi,r,s - MTAXi,r,s a Subsidi Impor Sumber: Hertel 1997 Gambar 24. Subsidi Pajak Impor di Region s Untuk Impor Dari r Oleh karena model GTAP standar bersifat statis komparatif, maka investasi saat ini tidak terakumulasi dengan investasi sebelumya sehingga tidak mempengaruhi produktivitas kapital. Stok kapital pada akhir periode di region r, ker adalah: r qcgds r INVKERATIO r ke    1 r kb r INVKERATIO   ……...................................................10 dimana koefisien INVKERATIOr merupakan rasio antara investasi bruto REGINV dengan stok kapital di akhir periode. Persamaan 10 di atas menyatakan bahwa stok kapital pada periode akhir di region r sama dengan stok kapital awal ditambah dengan investasi netto region r. Selanjutnya investasi bruto regional diagregasi menjadi investasi netto global:         REG r r kb r GLOBINV r VDEP r qcgds GLOBINV r REGINV globalcgds 11 ....... .......... ......... Persamaan 12 – 14 berkaitan dengan keseimbangan Walras untuk pasar- pasar di region lain yang tidak dituliskan di dalam model. Perubahan penawaran di pasar lain walras_sup adalah sama dengan penawaran global untuk komposit barang modal globalcdgs: globalcgds walras  sup _ ……………………………………….….…….12 Sedangkan permintaan di pasar lain walras_dem adalah sama dengan permintaan global atas tabungan:   reREG r qsave r SAVE dem walras GLOBINV _ …………………..…13 Untuk melakukan verifikasi hukum Walras pada kondisi keseimbangan umum digunakan persamaan: walraslack dem walras walras   _ sup _ ……………………………..…14 Persamaan 14 menunjukkan bahwa tingkat permintaan adalah sama dengan penawaran dimana koefisien walraslack ditentukan secara endogen dan nilainya adalah nol.

4.1.3. Keterkaitan Harga