dipimpin oleh juru mudi yang sekaligus bertindak sebagai fishing master Monintja, 1991.
2.4 Bahan Bakar Minyak dan Dampak Kenaikan Harganya
Bahan bakar minyak BBM adalah salah satu hasil pertambangan yang mempunyai nilai sangat strategis bagi kehidupan suatu negara. Bahan bakar
minyak dijabarkan dalam berbagai bentuk dan memiliki harga tertentu sebagaimana yang disajikan pada Tabel 1.
Kenaikan harga BBM memberikan dampak yang cukup besar bagi sektor perikanan dan kelautan terutama nelayan. Hal ini disebabkan karena sebagian
besar kebutuhan melaut nelayan adalah BBM. Selain harga bahan bakar untuk pengoperasian kapal semakin tidak terjangkau, kenaikan harga BBM juga
berdampak pada kenaikan biaya operasional lain seperti bahan kebutuhan pokok selama melaut yang mencapai 20 hingga 30 persen dari biaya produksi, serta
penyediaan es balok. Kenaikan harga solar dari Rp 4.300,00 menjadi Rp 5.500,00 pada tanggal 23
Mei 2008 Tabel 1 menjadikan kondisi ekonomi nelayan semakin miskin, terlebih karena tanpa kenaikan harga BBM, nelayan sudah menerima harga yang
melebihi harga pasar. Hal ini terjadi karena biaya pengangkutan solar dari distributor ke daerah sekitar pesisir membutuhkan biaya yang besar yang
disebabkan jarak tempuh dalam pendistibusian BBM tersebut cukup jauh. Dengan kenaikan harga BBM, nelayan harus menerima harga yang begitu tinggi, yaitu
harga BBM yang secara resmi dinaikkan oleh pemerintah ditambah dengan biaya pendistribusian yang semakin tinggi.
Tabel 1 Perkembangan harga BBM di Indonesia tahun 2008
Tanggal Premium
M.Tanah M.Solar
M.Diesel Diesel
V10 M. Bakar
Pertamina Dex
1 Juli Eceran
RpLt 6.000
2.500 5.500
- -
- -
WILAYAH 1
Pelanggan RpKL
9.136.000 11.229.000
11.277.000 10.984.000 -
6.783.500 11.560.000
Bunker USKL
981,48 1.206,3
1.211,41 1.179,95
- 728,64
1.241,82 WILAYAH 2
Pelanggan RpKL
9.487.000 11.474.000
11.701.500 11.224.000 -
6.931.500 -
Bunker USKL
1.019,18 1.232,62
1.257,02 1.205,73
- 744,54
- WILAYAH 3
Pelanggan RpKL
9.688.000 11.717.500
11.949.500 11.462.000 -
7.078.500 Bunker
USKL 1.040,78
1.258,77 1.283,66
1.231,30 -
760,33 -
WILAYAH 4
Pelanggan RpKL
9.136.000 11.229.000
11.133.045 10.984.000 9.708.000
6.783.500 11.560.000
Bunker USKL
981,48 1.206,3
1.195,95 1.179,95
1.042,88 728,64
1.241,82
15 Mei Eceran
RpLt 4.500
2.000 4.300 -
- -
- WILAYAH 1
Pelanggan RpKL
7.870.090 9.572.482
9.369.985 9.231.973
- 5.947.446
9.797.829 Bunker
USKL 852,16
1.036,49 1.014,54
999,58 -
644 1.060,87
WILAYAH 2
Pelanggan RpKL
8.172.412 9.781.201
9.897.883 9.516.016
- 6.076.862
- Bunker
USKL 884,89
1.059,09 1.071,7
1.030,33 -
658,01 -
WILAYAH 3
Pelanggan RpKL
8.345.762 9.988.676
10.107.833 9.717.866
- 6.205.762
- Bunker
USKL 903,66
1.081,55 1.094,43
1.052,19 -
671,97 -
WILAYAH 4
Pelanggan RpKL
7.870.090 9.572.482
9.313.886 9.231.973
8.206.333 5.947.446
9.797.829 Bunker
USKL 852,16
1.036,49 1.008,47
999,58 888,6
644 1.060,87
Catatan : Harga Tanpa Pajak Wilayah 1 : Harga berlaku Ex. Suplai Point DepotTransit Terminal selain Batam, Wilayah 4,
UPmsVII Makasar, Upms VIII Jayapura dan Propinsi NTT Wilayah 2 : Harga berlaku Ex. Suplai Point DepotTransit Terminal di UPmsVII Makasar
Wilayah 3 : Harga berlaku Ex. Suplai Point DepotTransit Terminal di UPmsVIII Jayapura dan Propinsi NTT
Wilayah 4 : Harga berlaku Ext. Inst. Medan Grup, Depot Panjang TT. TG. Gerem, Depot Pelumpang, Depot Cikampek, Inst. Tanjung Priok, Int. semarangPengampon, Int. Surabaya Grup
Kenaikan harga BBM akan meningkatkan biaya operasional nelayan. Seperti pada perikanan payang di Cirebon jumlah melaut 21 kali per bulan menurun tajam
menjadi 8 kali per bulan. Sebagaimana diketahui, pada kenyataannya kebanyakan nelayan di Indonesia hanya menggantungkan sumber penghasilan dari hasil
melaut. Peningkatan biaya untuk BBM juga berpengaruh secara ”berantai” terhadap
komponen biaya lain yang merupakan bagian dari biaya operasional. Biaya lain yang turut meningkat adalah biaya kebutuhan pokok selama melaut, biaya
penyediaan es balok, serta biaya lain yang terpengaruh karena kenaikan harga BBM tersebut.
Sejauh ini belum terdapat energi alternatif bagi nelayan selain BBM solar dan minyak tanah. Nelayan melakukan penghematan BBM dengan cara mencampur
solar dengan minyak tanah, oli atau zat lain yang persentasenya tetap lebih kecil dibandingkan solar yang digunakan.”Pengoplosan” bahan bakar tersebut akan
memperpendek usia mesin perahu nelayan.
3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian lapangan dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2008 dengan lokasi
penelitian di Desa Bandengan, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat Lampiran 1.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian