7 PENGARUH KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP
PENDAPATAN USAHA PENANGKAPAN IKAN PAYANG
Kenaikan harga BBM yang meningkat memberikan dampak cukup besar terhadap para nelayan. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar biaya operasional
yang dikeluarkan melaut adalah BBM. Bila harga BBM meningkat para nelayan pada umumnya harus mengeluarkan biaya operasional melaut yang lebih besar
sehingga akan mempengaruhi pendapatan nelayan.
7.1 Tingkat Pendapatan Nelayan Sebelum Kenaikan Harga BBM
Pendapatan usaha penangkapan ikan nelayan diperoleh dari penerimaan dikurangi dengan biaya-biaya. Dalam penelitian ini yang termasuk komponen
biaya variabel adalah bahan bakar, pelumas, perbekalan yang dibawa, air tawar dan sistem bagi hasil ABK. Berdasarkan hasil wawancara para nelayan diperoleh
perhitungan biaya operasional melaut sebelum kenaikan harga BBM pada bulan April 2008 yang terdiri atas biaya bahan bakar sebesar Rp 90.000,00 dengan
jumlah BBM per trip melaut sebanyak 30 liter, biaya pelumas sebesar Rp 27.000,00 dengan jumlah pelumas per trip sebanyak 4 liter, biaya perbekalan
sebesar Rp 55.0000,00 per trip dan biaya air tawar sebesar Rp 3.000,00 dengan jumlah 10 liter per trip. Perhitungan biaya melaut terhadap pendapatan seperti
pada Tabel 23 berikut ini. Tabel 23 Biaya rata-rata variabel yang dikeluarkan nelayan payang per trip
sebelum kenaikan harga BBM di Desa Bandengan pada bulan Mei 2008
No Jenis biaya
Rata-rata jumlah pengeluaran Rp
Persentase-1 Persentase-2
1. Biaya Operasi Melaut 1 Bahan bakar
90.000 19,8
51,4 2 Pelumas
27.000 5,9
15,4 3 Perbekalan
55.000 12,1
31,4 4 Air tawar
3.000 0,6
1,7 Jumlah
175.000
100,0 2. UpahBagi hasil TK
279.275
61,4 3. Total biaya variabel
454.275 100,0
Keterangan : Persentase terhadap biaya total variabel
Persentase terhadap biaya operasi melaut Sumber : Data primer, 2008
Tabel 23 menunjukkan bahwa total biaya variabel yang dikeluarkan nelayan pemilik sebesar Rp 454.275,00. Adapun bagi hasil tangkapan pada komponen
tersebut merupakan biaya variabel yang paling dominan yaitu sebesar Rp 279.275,00 61,4 dibandingkan dengan seluruh biaya yang dikeluarkan
nelayan payang pemilik perahu pada kondisi sebelum kenaikan harga BBM. Bahan Bakar Minyak BBM memiliki pengaruh terhadap biaya operasional
melaut. Hal ini disebabkan oleh pengeluaran kebutuhan BBM yang dominan terhadap biaya operasi melaut pada biaya variabel tanpa upah yakni sebesar Rp
90.000,00 51,4 dibandingkan dengan kebutuhan melaut lainnya seperti pelumas sebesar Rp 27.000 15,4 , perbekalan sebesar Rp 55.000,00 31,4
, air tawar sebesar Rp 3.000,00 1,7
dari total kebutuhan melaut sebesar Rp 175.000,00 per trip melaut pada kondisi sebelum kenaikan harga BBM sekitar
bulan April 2008. Adapun harga ikan sebelum kenaikan harga BBM dengan sesudah kenaikan
harga BBM tidak berubah atau tetap disebabkan oleh tidak adanya kegiatan pelelangan ikan, sehingga terjadi monopoli harga oleh tengkulak di Desa
Bandengan. Berdasarkan pada wawancara nelayan payang jumlah tangkapan ikan per trip dari jumlah ikan yang didaratkan setiap bulan dalam setahun cenderung
berubah karena dipengaruhi oleh kondisi lingkungan perairan, pencemaran limbah oleh PLTU atau musim ikan. Penerimaan hasil tangkapan rata-rata ikan per
tripnya sebelum kenaikan harga BBM disajikan pada Tabel 24 di bawah ini. Tabel 24 Rata-rata jumlah hasil tangkapan ikan, harga dan total penjualan nelayan
payang per trip sebelum kenaikan harga BBM di Desa Bandengan bulan Mei 2008
No Jenis ikan
Rata-rata jumlah hasil tangkapan
per trip kg Rata-rata harga
ikan Rpkg Total
penjualanRp 1 Tembang
271 1.500
406.500 2 Kembung
34 5.200
176.800 3 Teri
19 4.750
90.250 4 Pepetek Pepirik
60 1.000
60.000 Jumlah
384 12.450
733.550
Sumber : Data primer, 2008
Hasil tangkapan ikan yang dominan sebelum kenaikan harga BBM adalah jenis ikan tembang Fringescale sardinella rata-rata sebanyak 271 kg dengan harga
per kg-nya rata-rata berkisar Rp 1.500,00, sedangkan ikan yang lain adalah ikan kembung perempuan Short-bodied mackerel 34 kg dengan harga per kg-nya
rata-rata berkisar Rp 5.200,00, ikan pepetek Slipmouths or Pony fishes yaitu 60 kg dengan harga per kg-nya rata-rata berkisar Rp 1.000,00 dan yang paling sedikit
adalah ikan teri Anchovies 19 kg dengan harga per kg-nya rata-rata berkisar Rp 4.750,00. Jumlah rata-rata pendapatan yang diperoleh nelayan payang untuk satu
trip rata-rata Rp 733.550,00 Pada kondisi sebelum kenaikan harga BBM, biaya tetap tidak berubah atau
tetap jumlahnya pada saat setelah kenaikan harga BBM yakni sebesar Rp 92.346,00 sehingga pendapatankeuntungan sebelum harga BBM per trip dapat
diperoleh dari penerimaan sebesar Rp 733.550,00 dikurangi biaya variabel terdiri atas biaya operasional melaut dan biaya upah bagi hasil tenaga kerja ABK
sebesar Rp 454.275,00 dan biaya tetap sebesar Rp 92.346,00 sudah terserap sistem bagi hasil atau Rp 733.550,00-Rp 454.275,00 + Rp 92.346,00 = Rp
186.929,00.
7.2 Pengaruh Kenaikan Harga BBM Terhadap Pendapatan