3.4 Analisis Data
Data hasil penelitian secara umum akan diolah dan dianalisis secara deskriptif melalui tabulasi dan perhitungan rata-rata. Untuk mendapatkan tingkat pendapatan
usaha penangkapan ikan nelayan payang, akan dilakukan analisis pendapatan subbab 2.2.2. Pada metode tersebut akan dihitung biaya operasi penangkapan
ikan, biaya tetap, biaya variabel, bagi hasil dan biaya investasi. Faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap perolehan volume produksi
hasil tangkapan ikan dianalisis dengan uji korelasi Spearman subbab 2.2.3, sedangkan untuk mendapatkan besaran pengaruh kenaikan harga BBM terhadap
perolehan tingkat pendapatan usaha penangkapan ikan nelayan payang digunakan metode analisis komparatif antar pendapatan nelayan payang sebelum dan sesudah
bulan Mei kenaikan harga BBM.
4 KEADAAN UMUM
4.1 Keadaan Geografi Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 990,36 km
2
merupakan bagian dari wilayah propinsi Jawa Barat yang terletak di bagian timur Jawa Barat dan
merupakan batas sekaligus sebagai pintu gerbang propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Letak geografisnya antara 108º40’-108º48’ Bujur Timur dan 6º30’-7º00’
Lintang Selatan Anonymous, 2007. Batas administratif Kabupaten Cirebon adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Indramayu Sebelah Timur : Wilayah kota Cirebon dan Kabupaten Brebes Provinsi Jawa
Tengah Sebelah Selatan : Kabupaten Kuningan
Sebelah Barat Laut : Kabupaten Majalengka Kabupaten Cirebon memiliki jarak terjauh arah barat-timur sepanjang 54 km dan
utara-selatan 39 km meliputi 40 kecamatan, 412 desa dan 12 kelurahan dengan ibukota kabupaten di Sumber Ditetapkan berdasarkan PP. No. 33 tahun 1979
http:www.jabarprov.go.id. Secara topografi Kabupaten Cirebon terletak pada ketinggian antara 0-130 m
di atas permukaan laut. Di lihat dari permukaan tanah atau daratannya dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu dataran rendah dan dataran tinggi. Wilayah
kecamatan yang terletak disepanjang pantai utara Pulau Jawa termasuk pada dataran rendah yang memiliki letak ketinggian antara 0-10 m dari permukaan laut
terdiri atas Kecamatan Gegesik, Kapetakan, Suranenggala, Arjawinangun, Klangenan, Gunungjati, Kedawung, Weru, Mundu, Astanajapura, Lemahabang,
Karangsembung, Waled, Babakan, Ciledug dan Losari, sedangkan wilayah kecamatan yang terletak di bagian selatan memiliki letak ketinggian antara 11-130
m dari permukaan laut Anonymous, 2006. Kecamatan-kecamatan yang memiliki wilayah pantai untuk kegiatan usaha
penangkapan ikan di Kabupaten Cirebon terjadi di tujuh kecamatan terdiri atas Kecamatan Kapetakan, Cirebon Utara, Mundu, Astanajapura, Pangenan, Gebang
dan Losari. Wilayah Kabupaten Cirebon memiliki suhu rata-rata 28ºC, suhu
tertinggi di wilayah ini dapat mencapai 33ºC sedangkan suhu terendah sekitar 24ºC. Suhu di wilayah ini cenderung tidak fluktuatif, sementara itu wilayah ini
juga dikenal dipengaruhi oleh angin kumbang yang bertiup relatif kencang, terkadang berputar dan bersifat kering http:www.jabarprov.go.id.
Iklim dan curah hujan di Kabupaten Cirebon dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang sebagian besar terdiri atas daerah pantai, terutama bagian utara,
timur, dan barat, sedangkan di sebelah selatan adalah daerah perbukitan. Menurut Schmidt dan Ferguson bahwa Kabupaten Cirebon termasuk kategori iklim tipe C
dan D dengan jumlah curah hujan rata-rata per tahun berkisar antara 1000-3000 mm. Iklim kabupaten Cirebon bersifat tropis dengan jumlah curah hujan tertinggi
terdapat di bagian tengah dan selatan yaitu daerah perbukitan di kaki gunung Ciremai Kecamatan Beber, Sumber, Palimanan dan Plumbon sedangkan curah
hujan terendah umumnya di wilayah pesisir dan wilayah dataran di bagian utara Anonymous, 2007.
4.2 Penduduk